Xi Jinping Ajak Negara BRICS Reformasi Arsitektur Keuangan Dunia

Xi Jinping menyerukan negara-negara BRICS untuk memimpin reformasi arsitektur keuangan internasional.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Okt 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2024, 16:00 WIB
Ini 10 Kandidat yang Masuk Nominasi Person of the Year Versi Majalah Time
Xi Jinping adalah Presiden China, namanya ditulis dalam konstitusi Partai Komunis sehingga menguatkannya sebagai pemimpin negara paling berkuasa dalam beberapa dekade terakhir. (AFP Photo/Pool/Fred Dufour)

Liputan6.com, Jakarta Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan para pemimpin negara anggota aliansi ekonomi BRICS pada Rabu (23/10) di Kazan, Rusia. Dalam forus tersebut, Xi Jinping menyerukan negara BRICS untuk memimpin reformasi arsitektur keuangan internasional.

Melansir South China Morning Post, Kamis (24/10/2024) pemimpin China itu juga mendorong reformasi tata kelola global dan bekerja sama lebih jauh dalam inovasi dan pembangunan hijau.

"Dalam situasi saat ini, urgensi reformasi arsitektur keuangan internasional sangat mendesak," kata Xi Jinping, yang dikutip outlet berita Xinhua.

"Negara-negara Brics harus memainkan peran utama, memperdalam kerja sama keuangan, mempromosikan interkoneksi infrastruktur keuangan, menjaga keamanan keuangan tingkat tinggi, memperluas dan memperkuat Bank Pembangunan Baru, dan mempromosikan sistem keuangan internasional untuk lebih mencerminkan perubahan dalam lanskap ekonomi dunia," tuturnya.

Adapun pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menjadi tuan rumah dalam forum BRICS tahun ini. Keduanya dilaporkan membahas infrastruktur permukiman.

Namun, Xi Jinping tidak menanggapi seruan dari Rusia terkait pengembangan sistem pembayaran BRICS, yang telah menjadi prioritas bagi Rusia setelah dikeluarkan dari jaringan pengiriman pesan pembayaran internasional utama Swift.

Sebagai informasi, BRICS, yang dinamai berdasarkan anggota pendiri Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok ditambah Afrika Selatan, diperluas hingga mencakup lebih dari 40 persen populasi dunia setelah Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab bergabung awal tahun ini.

Organisasi ekonomi itu juga mewakili negara-negara yang termasuk dalam seperempat PDB global.

 

Xi Jinping Serukan Kerja Sama Ekonomi Digital Hingga Perdamaian

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saat keduanya bertemu di Beijing pada Kamis (17/5/2024). (Dok. Sergei Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Juga dalam forum BRICS, Xi Jinping mengumumkan bahwa China akan menyiapkan serangkaian inisiatif internasional yang berfokus pada bidang-bidang seperti sumber daya laut dalam, zona ekonomi khusus, industri, dan kerja sama ekologi digital. Disebutkannya, semua negara dipersilakan untuk berpartisipasi dalam inisiatif tersebut.

Ia juga mengatakan Beijing akan menerapkan Rencana Pengembangan Kapasitas Pendidikan Digital BRICS dan menyiapkan 10 pusat pembelajaran luar negeri dalam lima tahun ke depan, untuk melatih guru dan manajer pendidikan.

Xi juga menyerukan kepada para anggota untuk membangun "BRICS yang damai", yang mencakup de-eskalasi di Ukraina, gencatan senjata segera di Gaza, dan "solusi abadi untuk masalah Palestina".

Presiden China Xi Jinping Bertemu PM India Narendra Modi

Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping memimpin dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir. (AP/Manish Swarup)
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping memimpin dua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir. (AP/Manish Swarup)

Xi mengatakan pada pertemuan puncak itu bahwa China ingin bekerja sama dengan sesama anggota untuk mempromosikan industri hijau dan energi bersih.

"Hijau adalah warna latar belakang era ini. Negara-negara BRICS harus secara aktif berintegrasi ke dalam transformasi hijau dan rendah karbon global," katanya.

Ia juga mengatakan anggota BRICS harus mempraktikkan "multilateralisme sejati", termasuk reformasi tata kelola global dengan mempertimbangkan keadilan dan kewajaran, dan menyoroti pentingnya mewakili negara-negara berkembang.

Adapun pertemuan dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi untuk pembicaraan resmi pertama mereka sejak bentrokan mematikan antara pasukan kedua negara pada Juni 2020.

Dalam pertemuan itu, kedua negara mengambil langkah signifikan untuk meredakan ketegangan dengan mengumumkan perjanjian patroli di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

"Kedua negara harus meningkatkan komunikasi dan kerja sama, menangani konflik dengan benar, dan saling mendukung impian pembangunan masing-masing," ucap Xi Jinping kepada Modi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya