Jelang Nataru, Bandara Soetta Latihan Prosedur Kedaruratan

Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menggelar Airport Emergency Exercise (AEE) 2024, kegiatan latihan penanggulangan keadaan darurat yang menjadi bagian dari upaya memastikan kesiapan prosedur dalam dokumen Airport Emergency Plan (AEP), Kamis (28/11/2024).

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 28 Nov 2024, 22:07 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2024, 21:45 WIB
Jelang Nataru, Bandara Soetta Latihan Prosedur Kedaruratan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menggelar Airport Emergency Exercise (AEE) 2024, kegiatan latihan penanggulangan keadaan darurat yang menjadi bagian dari upaya memastikan kesiapan prosedur dalam dokumen Airport Emergency Plan (AEP), Kamis (28/11/2024).

Liputan6.com, Jakarta - Bandara Soekarno-Hatta (CGK) menggelar Airport Emergency Exercise (AEE) 2024, kegiatan latihan penanggulangan keadaan darurat yang menjadi bagian dari upaya memastikan kesiapan prosedur dalam dokumen Airport Emergency Plan (AEP), Kamis (28/11/2024).

Kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi skenario keadaan darurat di lingkungan Bandara Soekarno Hatta.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bertujuan untuk melatih pola koordinasi antarunit, baik internal maupun eksternal, serta memastikan pelaksanaan prosedur operasional standar (SOP) berjalan sesuai rencana. Selain itu, evaluasi terhadap dokumen AEP diharapkan dapat mengidentifikasi peluang perbaikan dan penyesuaian guna meningkatkan kesiapan operasional di masa mendatang.  

"Dalam pelaksanaanya, latihan ini menitikberatkan pada komando, koordinasi, dan komunikasi yang efektif, baik di tingkat taktis melalui Mobile Command Post (MCP) maupun strategis melalui Emergency Operation Center (EOC),"ujar Dwi Ananda Wicaksana, General Manager Bandara Soekarno-Hatta.

Lalu, Bandara Soekarno-Hatta menggandeng berbagai pihak, seperti BNPB, Polres Bandara Soetta, TNI, JATSC, OTBAN, BMKG, KKP, Imigrasi Soetta, Pertamina, maskapai penerbangan, dan instansi terkait lainnya, untuk memastikan sinergi dalam menangani keadaan darurat.  

Pesawat Rusak

Dalam simulasi kali ini, sebuah pesawat Airbus A330-300 milik maskapai SUPER PREMIUM Air dengan rute Hongkong (HKG) menuju Jakarta (CGK) mengalami kerusakan sistem hidrolik atau dikenal hydraulic failure - main landing gear, saat mendekati fase pendaratan. Pilot memutuskan untuk tetap mendarat di Runway 2 (07L). 

Namun, kerusakan tersebut berdampak pada sistem pengereman yang tidak berfungsi, menyebabkan roda terkunci dan memicu kebakaran akibat gesekan dengan landasan. Pesawat akhirnya berhenti di posisi GRID B8, memblokir landasan pacu. 

 

Sarana Evaluasi

Petugas Aircraft Rescue and Fire Fighting atau ARFF, langsung bergerak cepat untuk memadamkan api dan mengevakuasi penumpang dengan dukungan unit-unit terkait yang bekerja sesuai prosedur.  

"Latihan ini bertujuan untuk menguji pola koordinasi, prosedur, dan dokumen AEP yang kami miliki. Selain memastikan setiap unit dapat menjalankan perannya dengan baik, latihan ini juga menjadi sarana evaluasi guna meningkatkan efektivitas dalam menghadapi situasi serupa di masa depan,"kata Dwi.

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya sinergi antarunit di lingkungan bandara. Sebab, sebagai bandara dengan banyak pemangku kepentingan, koordinasi eksternal adalah tantangan tersendiri. 

"Latihan ini membantu memastikan komunikasi dan kolaborasi antarlembaga berjalan tanpa tumpang tindih, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam penanganan keadaan darurat,"katanya.

Bandara Soekarno-Hatta terus berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan operasionalnya. Dengan persiapan yang matang dan evaluasi berkelanjutan, bandara siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk periode padat seperti Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 yang akan segera tiba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya