Di Depan DPR, Bos PLN Pamer Kinerja di Tengah Gonjang-Ganjing Ekonomi Global

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti volatilitas nilai tukar dan kondisi makroekonomi yang tidak sepenuhnya kondusif, perusahaan yang dipimpinnya berhasil mencatatkan kinerja yang mengesankan.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Des 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 02 Des 2024, 17:15 WIB
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti volatilitas nilai tukar dan kondisi makroekonomi yang tidak sepenuhnya kondusif, perusahaan yang dipimpinnya berhasil mencatatkan kinerja yang mengesankan.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti volatilitas nilai tukar dan kondisi makroekonomi yang tidak sepenuhnya kondusif, perusahaan yang dipimpinnya berhasil mencatatkan kinerja yang mengesankan.

PLN tidak hanya mampu meningkatkan penjualan dan laba bersih, perusahaan listrik negara ini juga berhasil menurunkan beban hutang secara signifikan, mencerminkan kemajuan besar dalam pengelolaan keuangan.

"Hutang kami berhasil kita turunkan secara drastis. Disini ada DSCR (Debt Service Coverage Ratio) secara finansial semakin tinggi semakin baik, ini adalah rasio antara operating revenue dibanding dengan date service kita," kata Darmawan dalan RDP dengan Komisi XII DPR RI, Senin (2/12/2024).

Salah satu pencapaian paling mencolok dalam laporan keuangan PLN adalah meningkatnya rasio Debt Service Coverage Ratio (DSCR). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang dengan pendapatan operasional yang dimiliki. Pada awal periode, DSCR PLN berada di angka 1,4. Namun, kini meningkat menjadi 1,7 yang menunjukkan bahwa PLN memiliki kapasitas lebih besar dalam membayar kewajiban hutangnya. 

"Jadi, operating revenue nya tinggi dan date service nya diturunkan maka rasionya semakin tinggi, dulu 1,4 sekarang 1,7 jadi kondisi keuangan cukup sehat," ujarnya.

Menurutnya, dengan DSCR yang semakin tinggi, kondisi keuangan PLN dipandang semakin sehat dan berkelanjutan, memberikan kepercayaan lebih kepada investor dan pemangku kepentingan.

Selain itu, kepercayaan internasional terhadap PLN juga semakin menguat. Peningkatan peringkat kredit yang diperoleh PLN menjadi bukti nyata akan penguatan posisi finansial perusahaan.

"Kita melihat kepercayaan dunia internasional juga meningkat, kredit dari PT PLN Persero juga meningkat," ujarnya.

     

Transformasi PLN

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Transformasi yang dilakukan oleh PLN, terutama yang berfokus pada peningkatan operasional dan aspek internal perusahaan, telah menghasilkan buah manis. Pada 2023 hingga 2024, PLN menerima berbagai penghargaan bergengsi baik di dalam maupun luar negeri. 

Darmawan mengatakan, transformasi tahap pertama, yang berfokus pada perbaikan operasional, menunjukkan hasil yang sangat positif. Langkah strategis ini tidak hanya membantu PLN mengelola sumber daya secara lebih efisien, tetapi juga mengukuhkan posisi PLN sebagai perusahaan yang tangguh di tengah tantangan ekonomi global.

Dengan pencapaian-pencapaian ini, PLN tidak hanya berhasil mengelola tantangan eksternal, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk terus bertransformasi demi menghadirkan layanan yang lebih baik bagi masyarakat, sambil menjaga keberlanjutan finansial dan memperkuat daya saing global.

"Kemudian dari trtansformasi ini sepanjang 2023 hingga 2024 kami mendapatkan penghargaan yang cukup masif, dimana baik itu dari dalam atau luar negeri bahwa transformasi tahap satu yang memang fokus pada operasional dan internal PT PLN Persero berhasil dijalankan dengan baik," pungkasnya.

 

PLN Bakal Wujudkan Kapasitas Listrik 100 GW di Era Prabowo, Caranya?

Gedung PLN
Tampak Gedung PLN. Realisasi penjualan listrik PT PLN (Persero) pada semester satu 2023 tercatat sebesar 137,12 Terawatt hour (TWh). Foto: PLN

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia bergerak menuju transformasi besar dalam sektor energi.

Salah satu caranya yakni beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil (fossil-based development) ke pengembangan energi terbarukan (renewable-based development). 

Darmawan menyebut, kebijakan ini mencerminkan tekad untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt (GW) pada tahun 2040.

Dari total tersebut, 75 GW akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT), yang mencakup energi matahari, angin, hidro, dan biomassa. Selain itu, 5 GW akan berbasis nuklir, sementara sisanya, sekitar 20 GW, masih akan mengandalkan energi gas.

“Jadi, ke depan dari hari ini sampai 2040 kita akan membangun tambahan kapasitas pembangkit 100 gigawatt. Dan 75 gigawattnya adalah berbasis pada energi baru terbarukan, 5 gigawattnya itu berbasis pada nuklir, dan hanya 20 gigawattnya itu pun berbasis pada gas,” kata Darmawan dalam Dialog Interaktif seri kedua Program 3 Juta Rumah, di Menara BTN, Jakarta, Jumat (29/11/2024). 

Menurutnya, langkah besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyumbang utama emisi karbon.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga berperan aktif dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.

 

Terjangkau

PLN
Gedung PLN. Dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (Capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN. Dari sisi pengelolaan utang, PLN mampu menurunkan utang dari Rp 451 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 417 triliun pada Juni 2022. PLN memprediksi bisa mengurangi beban utang Rp 5 triliun per tahun. (Dok. PLN)

Selain itu, melalui kebijakan energi ini juga menekankan pada penyediaan energi yang tidak hanya bersih, tetapi juga terjangkau bagi masyarakat.

Dalam visi Presiden Prabowo Subianto, "affordable clean energy" menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. 

Penyediaan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan ini diyakini akan menarik investasi hijau (green investment) yang signifikan.

Investasi tersebut berpotensi menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus memberikan kontribusi pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Dari kepemimpinan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto, kita harus bisa menyediakan affordable tetapi juga clean energy, affordable clean energy. Kenapa? Karena dari sini akan ada banyak sekali investasi yang berbasis pada green investment,” ujarnya.

Maka sebagai hasilnya diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh dengan angka 8% per tahun, sesuai dengan janji yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Dari adanya green investment ini akan tentu saja akan create more jobs, and of course in the process to bring down poverty, to give prosperity to the people and deliver 8% economic growth as promised by Presiden Prabowo Subianto,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya