Bagi Anda penggemar ajang balapan Formula One (F1), nama Bernie Ecclestone pasti sudah tidak asing lagi. Ecclestone merupakan miliarder kaya yang menjabat sebagai Presiden dan CEO F1 selama puluhan tahun.
Pria dengan kekayaan berjumlah US$ 3,8 miliar ini sempat beberapa kali keluar dari bisnis olahraga karena tak tahan menghadapi kematian para anggota tim balapnya. Dia sendiri sempat bermimpi jadi pembalap tapi berhenti karena terlalu sering mengalami kecelakaan di arena balap.
Namanya belum begitu dikenal publik, hingga skandal suapnya mulai merebak saat dia dituduh menyuap Tony Blair untuk membantunya mempertahankan perusahaan rokok yang menjadi sponsor F1. Saat itu menteri kesehatan Inggris menerbitkan larangan untuk menampilkan iklan rokok di berbagai ajang olahraga.
Meski demikian, Ecclestone dinilai sangat sederhana. Terbukti dia tak mau menghadiri pernikahan anaknya karena dinilai terlalu mewah dan mahal.
Berikut kisah jatuh bangun dan skandal yang dilakukan Miliarder F1 Bernie Ecclestone seperti dikutip dari In.com, Imdb, Live Mint, dan berbagai sumber lainnya, Kamis (17/10/2013):
Anak nelayan yang putus sekolah
Bernie Ecclestone yang saat ini menjabat sebagai Presiden dan CEO Formula One (F1) lahir pada 28 Oktober 1930. Pria yang lahir di sebuah desa di Inggris ini besar di tengah keluarga yang berpendapatan rendah.
Ayahnya merupakan seorang nelayan di Bungay, Suffolk, Inggris yang juga merupakan kampung halamannya. Bos F1 bernama lengkap Bernard Charles Ecclestone memutuskan untuk keluar sekolah di usia 16 tahun.
Setelah putus sekolah, dia bahkan tak punya keinginan untuk kuliah. Saat itu dia lalu melakoni berbagai pekerjaan termasuk bekerja di sebuah pabrik gas lokal.
Jiwa wirausahanya sudah tampak sejak dia masih sangat muda. Di tengah waktu luangnya, dia membeli dan menjual suku cadang sepeda motor. Dia juga mulai menekuni dunia balapan.
Berhenti tekuni dunia balap gara-gara kecelakaan
Penjajakan karirnya di F1 diawali sebagi supir mobil balap. Namun fase tersebut tak berlangsung lama, dia hanya mengikuti beberapa ajang balapan saja. Sejumlah kecelakaan yang dialaminya di Brand Hatch membuat dia berhenti bermimpi menjadi pembalap.
Setelah menyerah di dunia balapan, dia lalu mengejar mimpinya untuk menjadi pebisnis kaya. Terbukti karirnya di dunia bisnis memang gemilang, dia mendirikan perusahaan bersama temannya bernama Fred Compton. Perusahaan yang dibentuk keduanya adalah Compton & Ecclestone Company yang kemudian menjadi salah satu dealer sepeda motor terbesar Inggris.
Kerajaan bisnisnya terus meluas ke bidang properti dan pelelangan mobil. Pada 1957, dia kembali menerjunkan diri ke arena balap dengan membeli tim F1 Connaught yang tengah goyah. Pria yang saat itu baru berusia 27 tahun tersebut mencoba untuk memenuhi kualifikasi untuk masuk ke ajang balap British Grand Prix.
Tak hanya itu, dia juga masuk ke bagian manajemen, dan mengantarkan pembalapnya Stuart Lewis Evans ke ajang tersebut. Tanpa diduga, pembalap andalannya tersebut tewas enam hari setelah mobilnya mengalami terbakar karena kecelakaan di ajang Moroccan Grand Prix. Sekali lagi Ecclestone meninggalkan bisnis olahraga tersebut.
Keluar masuk dunia olahraga, Bernie Ecclestone akhirnya jadi Raja F1
Beberapa tahun kemudian dia kembali masuk dunia olahraga. Saat itu Bernie Ecclestone mengelola tim Formula Two Lotus yang sukses dengan dua anggotanya Jochen Rindt dan Graham Hill. Namun menyusul kematian Rindt di Monza, dia kembali memutuskan untuk mundur dari dunia balap pada 1970.
Sekali lagi, Ecclestone yang sudah tiga kali kabur dari dunia balap mencoba peruntungannya kembali. Dia membeli Brabham pada 1972 dan berhasil mengantarkan para pembalapnya seperti Niki Lauda dan Nelson Piquet menjadi juara.
Inilah di mana karir Ecclestone di F1 mulai merekah. Pria yang dulu sempat putus sekolah ini mendirikan Formula One Constructors Association (FOCA). Lalu dengan bantuan pengacara sekaligus temannya Max Mosely, dia mulai mengambil alih kendali manajemen dan keuangan F1.
Saat paling penting dalam karirnya adalah saat dia menyadari pentingnya peliputan F1 di televisi. Dia menyatukan seluruh timnya dan merangkul TV global. Dengan begitu, Ecclestone menyiapkan Formula One Promotions and Administration (FOPA) dan atas upaya promosi TV-nya, pendapatan F1 meningkat dengan pembagian tim sebesar 47%, FIA sebesar 30%, dan FOPA sebesar 23%. Sebagai imbalannya, FOPA menyediakan hadiah uang.
Karir Miliarder F1 mulai dilanda berbagai skandal
Awal 1990-an, Bernie Ecclestone masih menikmati kehidupannya yang sederhana dan jauh dari publikasi negatif masyarakat. Namun akhirnya skandal suap yang dilakukannya pada Labour Party (Partai Buruh) mencuat dan membuatnya menjadi sorotan publik.
Pada 1996, tak lama setelah kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di ajang British Grand Prix, Eccleston mendonasikan uang senilai 1 juta poundsterling untuk Labour Party (Partai Buruh) yang dipimpin Blair.
Sayangnya, setelah kemenangan Labour Party berikutnya pada Mei 2007, Menteri Kesehatan Frank Dobson berjanji untuk melarang munculnya iklan rokok di seluruh bidang olahraga. Hal ini membuat Eccleston gerah dan mengambil tindakan.
Pada Oktober 2007, dia dan Moseley mengunjungi Blair di Downing Street untuk membahas hal tersebut. Dua minggu setelah menemui Blair, pemerintah membuat pengecualian besar untuk F1. Perusahaan yang dipimpin Eccleston tersebut diberi waktu 8 tahun untuk membersihkan diri dari industri rokok yang terlanjur menjadi sponsornya.
Saat itu, timbul spekulasi mengenai Ecclestone yang dituduh memberi sumbangan besar untuk partai tersebut. Anggota parlemen bagian pengawasan keuangan Lord Neill meminta partai tersebut untuk mengembalikan dana suap tersebut. Saat itu, reputasi partai dan F1 di mata masyarakat ambruk.
Tak hanya itu, Juni lalu kabar tak sedap soal skandal suap Ecclestone kembali mencuat ke muka publik. Ayah dari model Tamara Ecclestone ini dituduh menyuap bankir Jerman dalam sebuah kesepakatan bisnis di mana BayernLB menjual 48% sahamnya di F1 ke investor swasta CVC. Investor tersebut merupakan pihak yang diinginkan Eccleston untuk menjadi pemegang saham F1 yang baru.
Kasus tersebut melejit setelah Eccleston membayar mantan CEO BayernLB Gerhard Gribkowsky yang dipenjara tahun lalu karena pelanggaran pajak. Ecclestone menolak kasus tersebut sebagai penyuapan. Dia mengatakan, dirinya membayar Gribkowsky untuk membuatnya diam setelah Jerman menyulitkan penjualan sahamnya ke CVC.
Meski demikian berbagai skandal yang dilakukannya tetap tak mengubah statusnya sebagai miliarder dengan harta bernilai US$ 3,8 miliar.
Anak Bernie Ecclestone, model yang pernah foto telanjang di majalah Playboy
Pernikahan keduanya dengan mantan model Armani Slavica Radic yang berjalan selama 24 tahun dikaruniai dua orang anak yaitu, Tamara Ecclestone dan Petra Ecclestone Stunt. Mengikuti jejak sang ibu, Tamara dikenal sebagai model yang berbakat dengan tubuh indah.
Hal ini juga yang membuatnya berani tampil telanjang di salah satu sampul majalah pria dewasa Playboy. Anak dari bos F1 ini mengaku sangat bangga dengan posenya tersebut meski sebelumnya merasa takut dan gugup.
Ibu dan adiknya Petra juga mendukung aksi Tamara tersebut. Ditanya soal pendapat Bernie Ecclestone, Tamara merasa ayahnya sudah tahu hanya saja dia enggan menghubunginya langsung.
Memilih tak hadir di pernikahan anaknya, karena terlalu mewah
Kehidupan Bernie Ecclestone tak banyak diketahui publik sebelum dia memulai berbagai skandalnya. Dia mengakhiri masa lajangnya dengan menikaji Ivy Bamford pada 1952 saat dirinya masih berusia 22 tahun. Dikaruniai satu orang anak, tak ada yang tahu pasti kapan keduanya bercerai.
Pada 17 Juli 1984, dia menikah dengan Slavica Radic yang merupakan mantal model Armani. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua anak perempuan cantik, masing-masing bernama Tamara Ecclestone and Petra Ecclestone Stunt. Sayangnya pernikahan yang berlangsung hampir 25 tahun tersebut berakhir pada 11 Maret 2009.
Ecclestone lalu memutuskan untuk menikah lagi dengan Fabiana Flosi pada Agustus 2012. Hingga saat ini dia masih belum menimang anak dari Fabiana.
Meski kaya raya, Bos F1 ini memilih tidak menghadiri pernikahan anaknya di Prancis karena dinilainya terlalu mahal dan mewah. Dia hanya menemani sang anak di gereja lalu kembali terbang ke Inggris.
Fakta lain yang belum banyak diketahui publik adalah dirinya pernah mengikuti operasi jantung koroner pada 1999. Pria berusia 83 tahun ini berhasil melewatinya dengan baik dan tak ada tanda-tanda dia akan meninggalkan tahta kerajaannya di F1. (Sis/Igw)
Bernie Ecclestone, Bos F1 yang Dikenal Publik Usai Skandal Suap
Nama Bernie Ecclestone belum begitu dikenal publik, hingga skandal suapnya mulai merebak saat dia dituduh menyuap Tony Blair
diperbarui 17 Okt 2013, 17:03 WIBDiterbitkan 17 Okt 2013, 17:03 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Orang Didakwa Terkait Kematian Liam Payne di Argentina, Termasuk Teman Dekatnya
Libur Akhir Tahun Menikmati Keindahan Alam Panyaweuyan Majalengka
Merayakan Tahun Baru 2025, Boleh atau Tidak Menurut Hukum Islam?
KPK: Silakan Hasto Kristiyanto Mengelak, tapi Kami Akan Sajikan Bukti
Begini Tips Membeli Tas Birkin yang Tidak Mahal Menurut Direktur Artistik Hermes
Tetap Berkarya Meski Terkurung, Ini 7 Penjara yang Pernah Ditempati Pramoedya Ananta Toer
Awan di Bumi Makin Kecil Buat Udara Makin Panas
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 31 Desember 2024
Link Live Streaming Liga Inggris Manchester United vs Newcastle United, Mau Mulai di Vidio
Prabowo Jengkel dengan Penyelundupan: Kalau Perlu Kita Tenggelamkan Kapalnya
Link Live Streaming Liga Inggris Ipswich Town vs Chelsea, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Istigasah di Akhir Tahun, Napi di Banten Menangis