Setelah sempat kembali mencetak surplus, neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit sepanjang September 2013. Kinerja ekspor-impor mengalami defisit senilai US$ 657,2 juta.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam keterangan pers di kantornya, Jumat (1/11/2013) mengungkapkan nilai impor Indonesia pada September mencapai US$ 15,47 miliar, naik tipis 0,77% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya sebesar US$ 15,35 miliar. Sementara dibandingkan bulan Agustus 2013, aktivitas impor menguat sebesar 18,86%.
"Jadi impor Indonesia naik lagi di September 2013. Dibanding September 2012, nilai impor naik 0,77% menjadi US$ 15,35 miliar, sedangkan terjadi kenaikan 18,86% dari impor bulan Agustus 2013," terang Kepala BPS Suryamin.
Kontribusi impor berasal dari minyak mentah senilai US$ 1,20 miliar atau naik dari sebelumnya US$ 990 juta pada Agustus 2013. Impor nonmigas tercatat naik tajam dari US$ 9,34 miliar menjadi US$ 11,80 miliar.
"Dengan begitu, total impor Januari-September 2013 tercatat merosot 1,17% menjadi US$ 140,31 miliar. Dan impor nonmigas susut 3,87% menjadi US$ 106,72 miliar," lanjutnya.
Di sisi ekspor, Indonesia sebetulnya mencatat penurunan aktivitas penjualan produk ke luar negeri sebesar 6,35% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya. Ekspor pada periode September 2013 mencapai US$ 14,81 miliar. Penyusutan hingga akhir kuartal III-2013 itu dipicu ekspor non migas yang susut 3,62% dengan nilai US$ 110,20 miliar.
Sementara dibandingkan periode sebulan sebelumnya, aktivitas ekspor sebetulnya mencatat kenaikan sebesar 13,19%.
Dengan nilai impor yang lebih besar dibanding ekspor sepanjang periode Januari-September 2013, Indonesia kembali harus mengalami defisit sebesar US$ 6,25 miliar.
"Defisit masih karena migas dengan nilai impor US$ 33,59 miliar dari nilai ekspor 23,85 miliar. Impor minyak mentah di sembilan bulan ini sebesar US$ 10,26 miliar, hasil minyak US$ 21,05 miliar dan gas mencapai US$ 2,2 miliar," pungkas dia.(Fik/Shd)
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam keterangan pers di kantornya, Jumat (1/11/2013) mengungkapkan nilai impor Indonesia pada September mencapai US$ 15,47 miliar, naik tipis 0,77% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya sebesar US$ 15,35 miliar. Sementara dibandingkan bulan Agustus 2013, aktivitas impor menguat sebesar 18,86%.
"Jadi impor Indonesia naik lagi di September 2013. Dibanding September 2012, nilai impor naik 0,77% menjadi US$ 15,35 miliar, sedangkan terjadi kenaikan 18,86% dari impor bulan Agustus 2013," terang Kepala BPS Suryamin.
Kontribusi impor berasal dari minyak mentah senilai US$ 1,20 miliar atau naik dari sebelumnya US$ 990 juta pada Agustus 2013. Impor nonmigas tercatat naik tajam dari US$ 9,34 miliar menjadi US$ 11,80 miliar.
"Dengan begitu, total impor Januari-September 2013 tercatat merosot 1,17% menjadi US$ 140,31 miliar. Dan impor nonmigas susut 3,87% menjadi US$ 106,72 miliar," lanjutnya.
Di sisi ekspor, Indonesia sebetulnya mencatat penurunan aktivitas penjualan produk ke luar negeri sebesar 6,35% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya. Ekspor pada periode September 2013 mencapai US$ 14,81 miliar. Penyusutan hingga akhir kuartal III-2013 itu dipicu ekspor non migas yang susut 3,62% dengan nilai US$ 110,20 miliar.
Sementara dibandingkan periode sebulan sebelumnya, aktivitas ekspor sebetulnya mencatat kenaikan sebesar 13,19%.
Dengan nilai impor yang lebih besar dibanding ekspor sepanjang periode Januari-September 2013, Indonesia kembali harus mengalami defisit sebesar US$ 6,25 miliar.
"Defisit masih karena migas dengan nilai impor US$ 33,59 miliar dari nilai ekspor 23,85 miliar. Impor minyak mentah di sembilan bulan ini sebesar US$ 10,26 miliar, hasil minyak US$ 21,05 miliar dan gas mencapai US$ 2,2 miliar," pungkas dia.(Fik/Shd)