Nilai tukar rupiah di tahun baru 2014 sepertinya masih akan terus dibayangi tekanan. Berbeda dari tahun lalu dimana sumber persoalan berasal dari Amerika Serikat (AS), rupiah tahun ini justru akan banyak menghadapi tekanan dari Argentina dan China.
Global Head of Foreign Exchange Research Standard Chartered, Callum Henderson menjelaskan, kinerja ekonomi Argentina yang memburuk akibat gagal bayar utang (default) berpotensi memicu pelemahan mata uang di emerging markets, termasuk rupiah
"Yang paling utama mempengaruhi rupiah adalah Argentina dan China. Tetapi, pada kuartal pertama 2014 rupiah masih baik," kata Callum.
Callum menjelaskan pengumuman default utang pemerintah Argentina telah memicu pelemahan peso terhadap dolar AS. Memburuknya ekonomi salah satu negara di Amerika Latin ini, dikhawatirkan akan merembet ke sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara dari China, kabar perlambatan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh cukup besar pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Callum memperkirakan, kurs rupiah pada kuartal kedua akan berada di kisaran Rp 12.500 per dolar AS. Memasuki kuartal III-2014, rupiah akan kembali menguat dan melaju ke level Rp 12.000. Pada akhir tahun ini, rupiah diproyeksikan akan menyentuh angka Rp 11.400 per dolar AS.
Sebagai informasi, rupiah pada perdagangan awal pekan ini masih terus melanjutkan tren pelemahannya. Kurs nilai tukar rupiah bahkan kembali menembus level 12.200 per dolar AS.
Data kurs referensi Jakarta Interbank Sopt Dollar Rate (JISDOR) pada perdagangan hari ini tercatat melemah 21 poin ke level 12.198 per dolar AS. Pada penutupan akhir pekan lalu, rupiah masih bertengger di level 12.177 per dolar AS.
Pelemahan kurs rupiah juga tercatat pada data kurs Valas Bloomberg. Rupiah sempat dibuka sangat tipis 1 poin sebelum akhirnya melemah di atas level 12.200 per dolar AS.
Rupiah dibuka di level 12.180 per dolar AS, atau lbeih rendah dari penutupan sebelumnya di posisi 12.181 per dolar AS.
Selanjutnya, rupiah terus bergerak dalam tren melemah dan mencapai posisi terendahnya di level 12.210 per dolar AS. (Yas/Shd)
Baca juga
Global Head of Foreign Exchange Research Standard Chartered, Callum Henderson menjelaskan, kinerja ekonomi Argentina yang memburuk akibat gagal bayar utang (default) berpotensi memicu pelemahan mata uang di emerging markets, termasuk rupiah
"Yang paling utama mempengaruhi rupiah adalah Argentina dan China. Tetapi, pada kuartal pertama 2014 rupiah masih baik," kata Callum.
Callum menjelaskan pengumuman default utang pemerintah Argentina telah memicu pelemahan peso terhadap dolar AS. Memburuknya ekonomi salah satu negara di Amerika Latin ini, dikhawatirkan akan merembet ke sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara dari China, kabar perlambatan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh cukup besar pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Callum memperkirakan, kurs rupiah pada kuartal kedua akan berada di kisaran Rp 12.500 per dolar AS. Memasuki kuartal III-2014, rupiah akan kembali menguat dan melaju ke level Rp 12.000. Pada akhir tahun ini, rupiah diproyeksikan akan menyentuh angka Rp 11.400 per dolar AS.
Sebagai informasi, rupiah pada perdagangan awal pekan ini masih terus melanjutkan tren pelemahannya. Kurs nilai tukar rupiah bahkan kembali menembus level 12.200 per dolar AS.
Data kurs referensi Jakarta Interbank Sopt Dollar Rate (JISDOR) pada perdagangan hari ini tercatat melemah 21 poin ke level 12.198 per dolar AS. Pada penutupan akhir pekan lalu, rupiah masih bertengger di level 12.177 per dolar AS.
Pelemahan kurs rupiah juga tercatat pada data kurs Valas Bloomberg. Rupiah sempat dibuka sangat tipis 1 poin sebelum akhirnya melemah di atas level 12.200 per dolar AS.
Rupiah dibuka di level 12.180 per dolar AS, atau lbeih rendah dari penutupan sebelumnya di posisi 12.181 per dolar AS.
Selanjutnya, rupiah terus bergerak dalam tren melemah dan mencapai posisi terendahnya di level 12.210 per dolar AS. (Yas/Shd)
Baca juga
BI Rate Cetak Rekor Tertinggi di Muka Bumi
Ambruk 114 Poin, IHSG Terlempar dari Level 4.400
Baca Juga
Rupiah Kembali Terpeleset ke Level 12.200/US$
Advertisement