Kritik Menpora, Seniman Bandung Gelar Aksi Teatrikal

Para seniman melakukan ritual doa sebelum akhirnya menggambar tentang matinya sepakbola Indonesia.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 02 Jun 2015, 15:06 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2015, 15:06 WIB
aksi teatrikal
aksi teatrikal didepan patung sepakbola di Bandung (Okan Firdaus)

Liputan6.com, Bandung - Tiga seniman Bandung, Tisna Sanjaya, Mbah Enjum dan Mbah Nanu, menggelar aksi teatrikal didepan patung sepakbola, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Selasa (2/6/2015). Aksi ini ditujukan menanggapi kisruh sepakbola Indonesia yang berujung sanksi yang dikeluarkan oleh FIFA.

Dalam aksi teatrikal tersebut, para seniman melakukan ritual doa sebelum akhirnya menggambar tentang matinya sepakbola Indonesia akibat keserakahan para penguasa yang mementingkan ego.

aksi teatrikal didepan patung sepakbola di Bandung (Okan Firdaus)

Tisna Sanjaya menuturkan aksi ini merupakan salah satu bentuk protes kepada pemerintah yang tidak becus mengurusi sepakbola yang menjadi kegemaran kebanyakan masyarakat Indonesia.

"Kawan-kawan di sini peduli betul dengan berbagai konflik baik bencana, gembira, rasa syukur kepada Allah dengan berbagai cara. Untuk kali ini kita sedih dengan nasib sepakbola Indonesia yang kena banned oleh FIFA," katanya disela-sela aksi, Selasa (2/6/2015).

"Kita berdoa semoga bentuk solidaritas kita kepada masyarakat sepakbola Indonesia dengan kejadian pahit akan maju usai konflik ini selesai," ucap dosen ITB ini.


Keras Kepala

aksi teatrikal
aksi teatrikal didepan patung sepakbola di Bandung (Okan Firdaus)

Sementara itu, Mbah Nanu menyebut apa yang terjadi pada dunia sepakbola Indonesia karena sikap Menpora, Imam Nahrawi yang keras kepala. Dengan dalih memperbaiki sepakbola, Menteri Imam telah mengorbankan banyak hal.

"Menpora itu keras kepala. Itu terbukti dengan dibekukannya sepakbola Indonesia. Dia tidak mepunyai perasaan, bagaimana nasib orang-orang yang mencari makan dari bola. Saya dengan di Jatim ada pemain bola yang jadi tukang es. Menyedihkan," tuturnya.

Menurutnya seharusnya Menpora bisa bersikap bijak dan melakukan pembenahan bukan dengan cara pembekuan.

"Ibarat anak nakal, orang tua memberikan nasehat bukan dimasukan ke bui kaya ini. Cari solusi yang baik. Kaya orang pinter hanya di meja saja bukan dilapangan," tutupnya.

 

Baca Juga:

Latih Madrid, Benitez Jadikan Pemain Ini Target Utama

Bomber Chelsea Balik Lagi ke Atletico Madrid?

Kuak Fakta di Balik Penampilan Gemilang Lionel Messi

Kiper MU Curhat Soal Masa Depannya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya