Mati Sendiri, Penyebab Kegagalan Praveen/Debby Gagal Juara

"Bisa dibilang delapan puluh persen kebanyakan mati sendiri," kata Debby Susanto.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 04 Okt 2015, 23:31 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2015, 23:31 WIB
Thailand Open Grand Prix Gold 2015
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto gagal meraih gelar juara di Thailand Open Grand Prix Gold 2015,Minggu (4/10/2015). (Liputan6.com/Humas PP PBSI)

Liputan6.com, Muangthong Thai - Praveen Jordan/Debby Susanto gagal meraih gelar juara di Thailand Open Grand Prix Gold 2015. Ganda campuran Indonesia tersebut menyerah dari pasangan Korea, Choi Solgyu/Eom Hye Won, 19-21, 21-17, serta 16-21 di Thunder Done, Muangthong Thani, Minggu (4/10/2015) WIB.

Choi/Eom membalas kekalahan dari Praveen/Debby di Japan Open Super Series 2015 lalu. Saat itu, Praveen/Debby yang menang dengan skor 21-19 dan 21-18.

Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto gagal meraih gelar juara di Thailand Open Grand Prix Gold 2015,Minggu (4/10/2015). (Liputan6.com/Humas PP PBSI)

"Saya merasa hari ini beda banget lapangannya dari kemarin-kemarin. Jadi untuk ngepasin bolanya agak nggak enak dan kami ketekan terus sama lawan dari awal. Kami kebawa permainan mereka di game pertama. Game kedua sempat keluar dari permainan mereka, tetapi di game ketiga balik lagi seperti sebelumnya. Dan ketika poinnya mepet kami banyak mati-mati sendiri," ucap Praveen.

Tertinggal di game pertama, Praveen/Debby kemudian menyamakan kedudukan dengan memenangkan game kedua. Di game penentu, kedua pasangan ini kembali beradu ketat. Namun, beberapa kesalahan yang dilakukan Praveen/Debby membuat Choi/Eom di atas angin. Pasangan Korea tersebut kian percaya diri untuk terus menekan dan membuat jarak pada perolehan angka hingga akhirnya menang.

Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Debby Susanto kalah dari pasangan Korea, Choi Solgyu/Eom Hye Won, di final Thailand Open Grand Prix Gold 2015,Minggu (4/10/2015). (Liputan6.com/Humas PP PBSI)

"Main di final itu lawan siapapun harus diwaspadai, karena suasananya sudah berbeda. Main untuk yang terakhir itu ngumpulin konsentrasinya harus dua kali lipat. Tapi yang terjadi di lapangan tadi, Jordan malah tidak stabil," ungkap Debby.

"Awalnya buat ngepas-ngepasinnya nggak dapat terus, jadi Jordan lebih hati-hati, nggak selepas kemarin. Dan kami ketinggalan gitu, lawan jadinya dapat angin lagi."

"Bisa dibilang delapan puluh persen kebanyakan mati sendiri. Bola atas beberapa kali mati, bola gampang juga jadi mati sendiri. Jordan jadi nggak sabar di lapangan," beber Debby. (Bog/Rco)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya