Kisah Muhammad Ali Tolak Jadi Tentara Amerika Serikat

Muhammad Ali bergeming saat pemimpinan militer memanggilnya untuk dilantik.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 04 Jun 2016, 16:10 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2016, 16:10 WIB
Sarung Tinju Muhammad Ali
Sarung Tinju Muhammad Ali dipamerkan

Liputan6.com, Jakarta Muhammad Ali tidak hanya piawai bertarung di atas ring. Masa lalunya juga penuh pergulatan yang melelahkan. Tak terkecuali di bidang politik, Ali punya pendirian yang sulit digoyahkan.

Seperti dilansir situs History.com, di masa mudanya, Ali pernah menolak masuk militer AS. Akibat sikap tersebut, Ali harus rela kehilangan gelar juaranya.

 

Baca Juga

  • Mengenang Pertarungan Muhammad Ali di Jakarta
  • Legenda Tinju Muhammad Ali Tutup Usia
  • Muhammad Ali Kritis, Keluarga Atur Proses Pemakaman



Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, 14 Januari 1942 sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. Dia baru mengubah namanya menjadi Muhammad Ali tahun 1964 saat memilih jadi mualaf.

Pada Olimpiade Roma, 1960, Ali berhasil merebut medali emas tinju kelas berat. Setelah itu dia terjun ke dunia tinju profesional dan melakoni laga perdana melawan Tunney Husaker pada 29 Oktober 1960 dan memenangkannya dalam 6 ronde.

Pada 25 Februari 1964, dia berhadapan dengan Sonny Liston. Ali menang pada ronde keenam dan jadi juara kelas berat.

Keputusan berat diambil Ali pada 28 April 1967. Saat itu, Amerika Serikat tengah berperang melawan Vietnam. Namun Ali menolak perintah masuk tentara.

Penolakan berlangsung dramatis. Seperti dilansir Guardian, saat itu Ali bersama 11 pria lainnya dipanggil ke Kantor Pos tua di Houston, Texas. Rencananya, hari itu mereka akan dilantik sebagai anggota tentara Amerika Serikat yang akan ditugaskan untuk memerangi Vietnam.  Sebelum hari pelantikan, Ali sebenarnya sudah mengajukan surat agar namanya tidak didaftarkan.

Saat namanya dipanggil oleh pimpinan militer yang hadir, Ali bergeming. Dia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Salah seorang petugas lalu menghampirinya dan mengajaknya ke luar.

Dia diceramahi agar bersedia maju saat dipanggil. Ali kemudian dibawa lagi ke ruangan, namun tetap menolak maju saat namanya dipanggil untuk kedua kalinya.

Kepada media, Ali berkata,"Ini sudah menjadi keputusan saya sebagai seorang muslim dan pribadi untuk menolak dilantik. Saya melakukan itu dengan penuh kesadaran. Ini dari hati nurani saya."

"Saya tidak punya perselisihan dengan vietkong-vietkong itu," kata Ali.

Keputusan ini pun berbuntut panjang. Ali yang dianggap membangkang divonis bersalah pada Juni 1967. Dia dijatuhi hukuman penjara lima tahun, denda 10 ribu USD, dan diskors dari tinju 3 tahun. Namun Ali mengajukan banding dan tetap bebas dengan membayar jaminan.

Saat berada di luar penjara, dia kembali naik ring, 26 Oktober 1970 dan memukul KO Jerry Quarry ronde 3 di Atlanta.

Ali kembali naik ring melawan Joe Fraizier, 8 Maret 1971. Sayang dalam duel bertajuk 'Fight of the Century' tersebut, Ali kalah usai bertarung 15 ronde. Ini merupakan kekalahan pertama Ali sepanjang karier tinju profesional.

Ali pensiun pada tahun 1981. Setelah gantung sarung tinju, Ali kemudian bergulat dengan penyakit parkinson yang dideritanya. Kini legenda tinju dunia tersebut telah berpulang. Ali meninggal dunia di usia 74 tahun, Sabtu (4/6/2016).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya