Liputan6.com, Solna - Melawan Manchester United (MU) pada final Liga Europa 2016/2017 di Friends Arena, Kamis (25/5/2017) dinihari WIB, jelas bukan tugas mudah bagi Ajax Amsterdam. Namun, pelatih Peter Bosz meminta Ajax fokus pada permainan sendiri.
Bagi Ajax, melawan MU adalah kesempatan untuk meraih gelar kompetisi Eropa pertama sejak memenangkan Liga Champions 1994/1995. Sejak itu, mereka sama sekali tak pernah mampu bersaing di kompetisi Eropa.
Baca Juga
Sialnya, mereka justru harus bertemu dengan MU, tim yang juga bertekad meraih kemenangan. Itu karena menjuarai Liga Europa adalah satu-satunya jalan bagi MU untuk tampil di Liga Champions musim depan.
Meski begitu, Bosz meyakini anak asuhnya memiliki kualitas untuk menaklukkan MU. Apalagi, Ajax juga sudah bersusah payah untuk mencapai final kompetisi Eropa pertama mereka sejak musim 1995/1996.
"Kami sampai di final dengan cara bermain tertentu. Ini adalah keahlian kami. Kami akan berusaha untuk tidak mengubah apa pun. Dengan tim, Anda mendiskusikan semua skenario, itu tergantung seberapa kuatnya kami," kata Bosz, dilansir Soccerway.
"Satu-satunya cara agar kami punya kesempatan mengalahkan MU adalah memainkan gaya kami sendiri. Kami telah mengembangkan cara bermain yang saya sebut sebagai gaya Ajax. Jika kami bermain seperti itu, kami punya kesempatan," ia menambahkan.
Advertisement
Pantang Gugup
Untuk sampai di final, Ajax harus bertemu dengan dua tim kuat di perempat final dan semifinal. Mereka mendapatkan perlawanan sengit dari Schalke 04 pada perempat final. Ajax lolos dengan agregat 4-3 setelah memainkan leg kedua hingga babak tambahan.
Pada semifinal, Ajax sempat dikejutkan dengan kebangkitan Olympique Lyon di leg kedua. Untungnya, Ajax tetap lolos meski kalah 1-3 pada pertemuan kedua di kandang Lyon itu. Dan Ajax melakukan hal itu dengan skuat berisi mayoritas pemain muda. Hanya ada tiga pemain Ajax yang berusia di atas 30 tahun.
"Saya akan mengirim mereka ke dokter jika para pemain tak merasa gugup. Bagi mereka, ini adalah momen untuk kali pertama. Kami harus menghadapinya. Saraf baik-baik saja, tapi Anda tak ingin rasa gugup yang menguasai," tegas Bosz.
Advertisement