Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri,mengaku tak menyimpan rasa dendam kepada AC Milan yang pernah memecatnya. Milan memecat Allegri sebagai pelatih pada 13 Januari 2014.
"Sebagai pelatih, Anda paling banyak belajar dari kegagalan. Ketika saya memikirkan momen terpenting dalam karier saya, hal itu tidak ada kaitannya dengan Scudetto atau Liga Champions," ujar Allegri.
Advertisement
Baca Juga
"Saat itu adalah hari di mana saya masuk ke kantor AC Milan dan saya dipecat. Itu sama sekali tidak mengejutkan. Saya tahu akan dipecat. Mereka sangat menghormati saya. Mereka mengatakan kepada saya, tidak lagi menjabat sebagai pelatih, namun hal tersebut sama sekali tidak mengecewakan," lanjutnya.
Massimiliano Allegri mulai duduk di kursi pelatih AC Milan pada 17 Juni 2010. Dua musim perdananya sebagai allenatore, Allegri berhasil membawa Milan merengkuh titel juara Serie A 2010-2011 dan Supercoppa Italia 2011.
Namun selepas itu, mantan pelatih Cagliari tersebut kesulitan membawa AC Milan bersaing, tak hanya di kompetisi domestik, namun juga Eropa. Bahkan pada musim 2013-2014, Il Diavolo Rosso sempat terdampar di peringkat 11 klasemen Serie A.
Hasil buruk tersebut membuat manajemen AC Milan tak puas. Milan pun akhirnya mengumumkan jika Massimiliano Allegri dipecat sebagai pelatih pada 13 Januari 2014.
"Anda tahu di kepala Anda, dipecat hanyalah bagian dari kehidupan sebagai pelatih, namun itu tidak menghentikan Anda dari perasaan di dalam hati jika Anda gagal," paparnya.
"Ketika saya meninggalkan Milan, saya melihatnya sebagai kegagalan dalam pekerjaan saya," kata pelatih 49 tahun tersebut.
Dipecat AC Milan, Massimiliano Allegri digaet Juventus pada 16 Juli 2014. Bersama I Bianconeri, karier Allegri kian bersinar. Dia sukses mempersembahkan tujuh trofi juara, termasuk tiga Scudetto secara beruntun.
Sumber: Football Italia