One Championship: Gadis Kutu Buku Siap Jadi Juara Dunia

Teo melawan Jing Nan akan menjadi salah satu pertarungan menarik dalam One Championship 2018.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 16 Jan 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2018, 20:40 WIB
One Championship
Tiffany Teo (kanan) siap merebut gelar juara dunia One Championship 2018 putri kelas strawweight. (dokumen One Championship)

Liputan6.com, Jakarta- Saat masih kecil, tak pernah terlintas dalam pikiran Tiffany Teo untuk bersaing pada kejuaraan One Championship. Maklum, ia sama sekali tak pernah menyentuh olahraga bela diri sejak dulu.

Teo yang akan menjadi salah satu peserta One Championship 2018 di Jakarta Convention Center, Sabtu (20/1/2018), dulu menggeluti dunia paduan suara. Dunia itu digeluti wanita asal Singapura tersebut selama satu dekade.

 

Ia juga mengaku seorang kutu buku saat masih kecil. Tapi, kehidupannya wanita berusia 28 tahun itu kini telah berubah. Dan ia dalam jalur yang tepat untuk mengukir mimpinya dengan memenangkan pertarungan melawan Xiong Jing Nan (Tiongkok) dalam ajang One Championship 2018 putri kelas strawweight.

Kehidupan Teo berubah setelah ia mulai menggeluti taekwondo. Ia juga sempat beralih ke tinju, muay thai, hingga mampu memasuki arena One Championship. Hingga akhirnya, ia dihadapkan pada situasi di mana ia harus menguji kemampuan yang selama ini dilatihnya.

"Saya adalah seorang kutu buku saat masih kecil. Awalnya saya tidak punya rencana untuk bersaing. Pelatih saya terus bertanya. Mereka ingin saya pergi ke Thailand. Itu adalah ide gila. Mereka ingin saya melawan wanita yang telah melakukan hal itu sepanjang hidupnya," kata Teo, dilansir situs One Championship.

 

Kerja Keras Teo

Pada akhirnya, Teo menolak untuk menguji dirinya di Thailand. Bahkan, setelah berlatih dua tahun, ia sempat menaruh peralatan muay thai miliknya di loker. Lalu ia pergi ke Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan psikologi di University of Buffalo.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke Singapura dan memutuskan untuk turun dalam sebuah kejuaraan ilmu bela diri amatir. Saat itu ia hanya berlatih selama satu bulan. Dari sana, pemikirannya soal olahraga bela diri pun berubah.

Ia ingin menekuninya lebih serius. Ia juga mengakui bahwa dirinya sangat membenci kekalahan. "Saya memutuskan untuk mengevaluasi kembali apa yang saya lakukan adalah salah. Saya ingin melanjutkannya."

Kini, ia sudah diambang dengan gelar juara dunia. Wanita yang juga sempat mencoba jiu-jitsu Brasil itu berpeluang besar memenangkan gelar juara dunia. Namun, yang dihadapinya juga bukan lawan mudah. Pasalnya, Jing Nan dikenal sebagai petarung papan atas Tiongkok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya