Morata Punya Satu Penyesalan Main di Chelsea

Morata menyesal karena mengabaikan kondisi fisiknya saat main untuk Chelsea.

oleh Defri Saefullah diperbarui 13 Feb 2018, 21:11 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 21:11 WIB
Chelsea, West Bromwich, Premier League
Duel pemain West Bromwich, Craig Dawson (kiri) dan pemain Chelsea, Alvaro Morata pada lanjutan Premier League di Stamford Bridge stadium, London, (12/2/2018). Chelsea menang 3-0. (AFP/Glyn Kirk)

Liputan6.com, London - Alvaro Morata ternyata punya satu penyesalan saat main di Chelsea. Bukan soal kepindahannya dari Real Madrid, tapi ini terkait kebandelannya tetap bermain meski sedang sakit punggung.

Ini membuat dia harus absen selama nyaris satu bulan untuk Chelsea. Dia baru kembali bermain saat The Blues menang 3-0 atas West Bromwich Albion pada Selasa (13/2/2018) dini hari WIB.

Morata sempat tampil memukau di awal musim Liga Inggris. Dia mencetak 8 gol dari 11 laga Liga Inggris yang diikutinya.

Namun setelah itu, pemain yang diboyong dengan transfer 65 juta pounds itu ternyata kesulitan cetak gol. Dia hanya mencetak 2 gol dari 10 laga terakhir sehingga menimbulkan kritik.

Semua itu ternyata bukan tanpa sebab. Dia rupanya menahan sakit dari masalah punggung yang dialaminya sejak Januari kala jadwal Chelsea mulai padat.

 

 

Tulang Punggung Chelsea

Penyerang baru Chelsea, Olivier Giroud dan Alvaro Morata saat menyaksikan pertandingan melawan Bournemouth di Stamford Bridge di London, (31/1). Giroud akan akan mengenakan baju nomor 18. (AFP Photo/Glyn Kirk)

Morata mengaku nekat untuk tetap bermain bersama Chelsea. Itu dikarenakan dia sangat diandalkan oleh manajer Chelsea, Alvaro Morata.

"Conte sangat mengandalkan saya dan itu fakta. Akhirnya saya dipercaya klub besar untuk menjadi starter dan berkembang," ujarnya seperti dikutip soccerway.

"Namun itu semua terhenti setelah masalah fisik muncul. Saya salah karena menaan sakit. Saya tak cukup oke untuk bermain," katanya, menambahkan.

Jasa Conte

Di luar itu, Conte memang berjasa mengangkat karier Morata. Karena manajer asal italia ini, dia bisa keluar dari bayang-bayang sebagai pemain cadangan kala di Real Madrid.

"Saya banyak main, tapi selalu menjadi rencana B. Saya tak pernah minta jadi starter, Madrid itu seperti di planet lain," ujarnya.

"Saya tak main di laga besar di Liga Champions atau tidak melawan Barcelona, Atletico Madrid, Sevilla atau Valencia. Hidup tak berakhir saat Anda tinggalkan Real Madrid, tapi saya masih fans Madrid," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya