4 Alasan Real Madrid Layak Juara Liga Champions

Real Madrid memburu gelar ketiga secara beruntun.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2018, 06:48 WIB
Infografis Road To Final Real madrid vs Liverpool banner2
Real madrid vs Liverpool. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Real Madrid tampil mengecewakan pada pentas domestik. Namun, Los Blancos menunjukkan kinerja berbeda di panggung internasional. 

Usai menjuarai Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub, Real Madrid mencapai final Liga Champions keempat dalam lima tahun terakhir.

Los Blancos akan berhadapan dengan Liverpool untuk mencoba mengangkat trofi Liga Champions ketiga secara beruntun. Laga ini akan digelar di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB.

Berikut empat alasan mengapa Madrid pantas juara seperti dilansir Sportskeeda:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Musim Terberat

Liga Champions, Cristisno Ronaldo, Real Madrid
Striker Real Madrid, Cristiano Ronaldo, melakukan selebrasi bersama Lucas Vazquez usai mencetak gol ke gawang Juventus pada laga Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (11/4/2018). Real Madrid takluk 1-3 dari Juventus. (AFP/Oscar Del Pozo)

Dibandingkan dengan musim juara sebelumnya, ini bisa dibilang adalah musim Liga Champions tersulit Los Blancos sampai sekarang.

Sebagai permulaan, Real Madrid lolos ke babak 16 besar setelah menempati posisi kedua dalam 'Grup Neraka' setelah menghadapi tim seperti Borussia Dortmund dan Tottenham.

Di babak 16 besar, Real menghadapi PSG yang punya trio penyerang terbaik di dunia. Terlepas dari pertahanan mereka yang lemah, mereka berhasil membungkam Neymar, Kylian Mbappe dan Edinson Cavani dan memaksa mereka keluar dari kompetisi dengan skor agregat 5-2.

Selanjutnya, mereka mengalahkan juara Italia Juventus 3-0 di Turin. Jangan salah, Bianconeri kebobolan tiga gol dalam lima pertandingan kandang terakhir mereka sebelum menghadapi Madrid sehingga menunjukkan pertahanan pertahanan kuat mereka. Namun, Real menang dengan skor 4-3.

Di semifinal, mereka mendapat tantangan dari Bayern Munchen. Tim asuhan Zidane kalah dominan dalam dua leg, namun mereka berhasil menang dengan skor agregat 4-3.

Jika teliti, Anda akan menyadari bahwa Real Madrid telah mengalahkan juara liga dari tiga negara yang berbeda meski menjalani musim dengan di bawah standar.

Lolos ke final dengan pertandingan yang ketat membuat mereka layak memenangkan gelar dalam setiap aspek.


Karakter Kuat

Real Madrid, Bayern Munchen, Liga Champions
Kiper Real Madrid, Keylor Navas merayakan keberhasilan timnya lolos ke final Liga Champions pada leg kedua semifinal Liga Champions di Santiago Bernabeu stadium, Madrid, (1/5/2018). Madrid bermain imbang 2-2. (AP/Paul White)

Real Madrid mungkin tidak mengesankan di liga musim ini, tetapi ceritanya sangat berbeda di Liga Champions. Tim asuhan Zidane telah menjadi unit yang sepenuhnya berbeda di Eropa, menunjukkan keinginan yang kuat untuk menang dan menghindari musim tanpa trofi.

Los Blancos datang dari belakang setidaknya sekali dari masing-masing putaran, dimulai dari kemenangan leg pertama melawan PSG.

Fans rival heboh saat Madrid mengalahkan Juventus dengan penalti di menit terakhir, menganggap mereka cukup beruntung mendapatkan penalti di menit akhir pertandingan. Namun, yang mengejutkan adalah bagaimana mereka mengatasi tekanan yang muncul bersama dengan situasi semacam itu.

Kehebatan Ronaldo saat mencetak gol dari titik putih yang membuat penalti terlihat mudah, tetapi itu tidak semudah yang dibayangkan. Tetapi dalam situasi seperti saat melawan Juventus, Ronaldo dan kawan-kawan pantas mendapatkan lebih dari sekadar tepuk tangan biasa. Mereka pantas mendapatkan standing ovation.


Kehebatan Zidane

Real Madrid Tiba di Kiev Jelang Final Liga Champions
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane tiba di hotel tempat skuad timnya menginap untuk penyelenggaraan laga final Liga Champions di Keiv, Kamis (24/5). Baik pemain dan pelatih Madrid mengenakan setelah jas yang rapi saat tiba. (AP/Sergei Grits)

Pujian khusus harus diberikan kepada Zinedine Zidane. Pelatih Prancis itu telah mengeluarkan sihirnya sama seperti saat menjadi pemain.

Setelah Real Madrid menjalani musim yang tidak memuaskan, dibutuhkan lebih dari sekedar keberuntungan untuk mencapai ke final kompetisi klub terberat di dunia.

Dia mungkin belum menjadi pelatih yang jenius tapi Zidane telah menunjukkan tanda-tanda untuk menjadi salah satunya. Misalnya, pergantian jitu Marco Asensio dan Gareth Bale saat melawan PSG di leg pertama merupakan faktor utama mengapa timnya menang dalam pertandingan tersebut.

Zidane berhasil memberikan kehidupan baru kepada Ronaldo dengan menempatkannya dalam peran striker murni, setelah ia kesulitan pada awal musim. Dia juga berhasil menyatukan ruang ganti yang mungkin paling egois di dunia.

Orang mengatakan itu mudah bagi Zidane karena kualitas pemain yang dimilikinya. Tetapi jika memang sesederhana itu, Los Merengues tidak akan membutuhkan 12 tahun untuk memenangkan gelar ke-10 mereka, mengingat mereka selalu punya pemain terbaik dalam susunan pemain.

Real Madrid sangat pantas untuk mengangkat gelar Liga Champions, bukan untuk membuktikan kebesaran mereka tetapi untuk menghapus semua keraguan dan dugaan bahwa pelatih mereka beruntung selama tiga tahun terakhir.


Serangan Tajam

Tahan Imbang Bayern Munchen, Real Madrid Melaju ke Final Liga Champions
Striker Real Madrid Karim Benzema melakukan selebrasi usai membobol gawang Bayern Munchen saat pertandingan semifinal Liga Champions di stadion Santiago Bernabeu, Spanyol (1/5). Dalam pertandingan ini Benzema menyumbang dua gol. (AP/Paul White)

Orang-orang berpendapat bahwa Bayern Munchen pantas lolos karena mereka mendominasi Real Madrid. Namun, memang benar bahwa Bayern tidak dalam kondisi terbaiknya dalam menyelesaikan peluang yang mereka ciptakan, tapi dilakukan Real Madrid dengan sempurna.

Di leg pertama, Bayern mencetak satu gol dalam 17 tembakan sementara Real mencetak gol dua kali dengan tujuh kali percobaan. Di leg kedua, Bayern mencetak dua gol dalam 22 tembakan, jumlah gol yang sama yang dicetak oleh Los Blancos hanya dalam sembilan kali percobaan.

Selain itu, Real Madrid memenangkan pertandingan meski Cristiano Ronaldo gagal mencetak gol di kedua pertandingan tersebut. Dengan demikian, pasukan Zidane membuktikan bahwa mereka bisa memenangkan pertandingan, sekalipun bintang utama mereka tidak tampil.

 

Sumber: Bola.net

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya