Jakarta Laga final Piala Presiden 2019 antara Persebaya Surabaya dan Arema FC berjalan ketat dan menarik. Singo Edan sukses menahan imbang Bajol Ijo dengan skor 2-2 pada leg pertama laga final di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (9/4/2019).
Persebaya dan Arema benar-benar mewujudkan sebuah laga yang ideal di final Piala Presiden 2019. Kejar-mengejar gol diperlihatkan oleh kedua tim dalam pertandingan ini.
Advertisement
Baca Juga
Irfan Jaya lebih dulu mencetak gol untuk tuan rumah saat laga baru berjalan delapan menit. Umpan panjang Otavio Dutra mampu dimaksimalkan oleh Irfan untuk mengoyak jala gawang Arema.
Namun, Arema berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-32 setelah sukses merebut bola dan membawanya hingga berhadapan dengan kiper Persebaya, Miswar Saputra. Tembakan keras Hendro tak bisa dibendung oleh kiper muda Persebaya tersebut.
Bermain imbang 1-1 di babak pertama, Persebaya akhirnya kembali unggul pada menit ke-71 lewat eksekusi penalti Damian Lizio. Tim tuan rumah mendapatkan penalti setelah kapten Arema, Hamka Hamzah, dianggap telah melanggar Amido Balde di kotak penalti.
Sayangnya, keunggulan tersebut hanya bertahan selama tujuh menit. Lewat tendangan bebas Makan Konate, Arema mampu kembali membuat kedudukan imbang 2-2 yang bertahan hingga laga berakhir.
Hasil imbang di GBT ini tentu menjadi kerugian bagi Persebaya yang masih harus menjalani leg kedua final Piala Presiden 2019 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (12/4/2019). Persebaya datang ke Malang dengan kondisi tim tuan rumah sudah mengemas dua gol tandang dari leg pertama ini sehingga Persebaya tak memiliki pilihan selain menang di depan Aremania.
Melihat permainan Persebaya di leg pertama final Piala Presiden 2019, Bola.com menemukan tiga penyebab Bajul Ijo tidak berhasil mempertahankan keunggulan hingga akhirnya gagal meraih kemenangan di depan 50 ribu bonek yang memadati GBT.
Manu Jalilov dan Amido Balde Sulit Cetak Gol
Persebaya Surabaya sejauh ini kerap mengandalkan Amido Balde dan Manu Jalilov untuk meraih pundi-pundi gol di Piala Presiden 2019. Kedua pemain asing tersebut pun masih menjadi pilihan utama Djadjang Nurdjaman di laga final yang digelar di depan bonek itu.
Sebelum pertandingan dimulai, Manu Jalilov dan Amido Balde merupakan dua pemain yang telah menyumbangkan lebih dari setengah jumlah gol Persebaya di Piala Presiden 2019. Dari total 15 gol dalam tujuh laga yang dicetak Persebaya, dua pemain tersebut mencetak sembilan gol, di mana Manu Jalilov mengemas lima gol dan memimpin daftar pencetak gol sementara, dan Amido Balde mencetak empt gol.
Namun, kedisiplinan para pemain Arema untuk mengawal kedua pemain ini terbukti membuat keduanya kesulitan untuk mencetak gol. Meski kadang kerap bisa melepaskan diri, seperti yang dilakukan Manu Jalilov saat menerima umpan Otavio Dutra di depan gawang Arema, tapi salah antisipasi bola membuat kiper Arema, Kurniawan Kartika Ajie, bisa mengamankan bola.
Amido Balde pun harus sampai terjatuh di kotak penalti yang berbuah penalti untuk Persebaya. Pemain asal Guinea-Bissau itu dilanggar oleh kapten Arema, Hamka Hamzah, saat berusaha merangsek masuk ke dalam kotak penalti Singo Edan. Upaya yang digagalkan oleh Hamka itu berbuah gol bagi Persebaya lewat eksekusi penalti Damian Lizio.
Sayangnya, dua pemain andalan Persebaya itu akhirnya tak berhasil mencetak satu gol pun di leg pertama final Piala Presiden 2019 dan gagal menyelamatkan timnya dari hasil imbang yang merugikan mereka jelang leg kedua final Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Advertisement
Rapuhnya Koordinasi Lini Belakang Persebaya
Persebaya sebenarnya berhasil dua kali unggul lebih dulu. Namun, dua kali pula Arema mampu menyamakan kedudukan dalam leg pertama final Piala Presiden 2019 itu.
Euforia Bonek yang senang melihat tim kesayangannya berhasil unggul lebih dulu lewat Irfan Jaya sebelum pertandingan genap berjalan 10 menit, sempat terhenti ketika Hendro Siswanto membuat kedudukan seimbang pada menit ke-32. Hendro merebut bola dengan mudah dari kaki Fandi Eko Utomo dan membawa bola hingga ke dalam kotak penalti Persebaya tanpa pengawalan ketat dari pemain bertahan Bajul Ijo.
Dengan mudah Hendro Siswanto melepaskan tembakan keras dari dalam kotak penalti ke arah sudut yang lebih sempit. Tembakan tanpa kawalan berarti itu membuat bola meluncur kencang tanpa bisa dihalau oleh Miswar Saputra yang mengawal gawang Persebaya.
Gol kedua yang dicetak Arema pun tak lepas dari kesalahan pemain Persebaya. Euforia Bonek yang sudah kembali bergembira karena gol penalti Dimian Lizio kembali terhenti ketika Makan Konate melepaskan tembakan jarak jauh dari situasi set-piece yang dengan mudah masuk ke dalam gawang Persebaya pada menit ke-78.
Kiper Persebaya, Miswar Saputra, tampak hendak keluar dari sarangnya ketika Makan Konate melepaskan tendangan melambung ke dalam kotak penalti Persebaya. Namun, Miswar terlambat menyadari bahwa bola langsung mengarah ke gawangnya sehingga mau tidak mau kiper muda tersebut mundur lagi dan berusaha menghalau bola yang melaju cepat.
Tangan tak sampai, bola pun masuk ke gawangnya untuk dua kali dalam pertandingan tersebut. Persebaya pun harus melangkah ke Malang untuk menjalani leg kedua final Piala Presiden 2019 dengan menelan pil pahit Arema mengantongi dua gol tandang jelang pertandingan tersebut.
Performa Buruk Miswar Saputra
Harus diakui gol pertama Arema FC didukung oleh kurang baiknya koordinasi di lini belakang Persebaya sehingga Hendro Siswanto tidak terkawal ketat ketika melepas tembakan keras yang tak mampu dihalau Miswar Saputra. Kiper Persebaya itu sudah melompat untuk menggapai bola, tapi tetap tak berhasil menjangkaunya.
Namun, dalam dua pertandingan tersebut Miswar Saputra tampak dua kali melakukan kesalahan yang tidak perlu. Kesalahan pertama terjadi pada menit ke-60, di mana Miswar sebenarnya sudah melakukan penyelamatan setelah Arema berusaha melakukan serangan.
Namun, Miswar yang berdiri di sisi kiri gawang, dengan ceroboh mengumpan bola secara sembarangan. Sialnya, bola itu mengarah kepada pemain Arema, Ricky Kayame.
Beruntung, bek kanan Mokhamad Syaifuddin bergerak cepat dan mengamankan bola itu. Novan Sasongko kemudian berhasil membuang bola. Setelah insiden itu, nama Miswar mendapat teriakan bernada negatif dari Bonek.
Tak sampai di situ, blunder kembali dilakukan Miswar ketika hendak menghalau tendangan bebas Makan Konate pada menit ke-78. Blunder kali ini benar-benar harus dibayar mahal oleh kiper muda Persebaya itu. Sudah melangkah maju untuk meninggalkan gawangnya, Miswar terlambat menyadari bahwa bola sepakan Makan Konate langsung mengarah ke gawangnya dan gagal dihalau hingga masuk ke dalam gawang.
Seandainya Miswar Saputra mampu bermain lebih tenang dan tetap berada di posisinya. Tembakan jarak jauh Makan Konate dari situasi set-piece itu akan lebih mudah untuk diantisipasi.
Advertisement