Selain AC Milan, 3 Klub Eropa Ini Punya Nomor Punggung Kutukan

Beberapa klub di Eropa ini, termasuk AC Milan memiliki nomor punggung yang bisa membuat pemain bernasib sial.

oleh Faozan Tri Nugroho diperbarui 01 Feb 2020, 06:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2020, 06:30 WIB
Top Scorer Serie A
3. Krzysztof Piatek (AC Milan) - 18 gol (AFP/Marco Bertorello)

Milan - Kutukan nomor punggung sembilan di AC Milan kembali terjadi. Hngkangnya pemain asal Polandia, Krzysztof Piatek, ke Hertha Berlin pada bursa transfer musim Januari ini, menjadi bukti.

Setelah mengenakan nomor punggung sembilan pada awal musim ini, Piatek baru mengoleksi lima gol dari 20 pertandingan. Catatan tersebut berada di bawah bek AC Milan, Theo Hernandez yang sudah mengoleksi enam gol dari 19 laga musim ini.

Pada awal kedatangannya dari Genoa ke AC Milan, Krzysztof Piatek memilih nomor 19 dan mampu menyumbang 11 gol selama setengah musim. Namun, pada awal musim 2019-2020, Piatek mengganti nomor punggungnya menjadi 9.

Pemain terakhir yang bisa dibilang cukup tajam saat mengenakan nomor 9 ialah Filippo Inzaghi. Setelah itu, pemain yang memakai angka tersebut performanya justru terus menurun.

Ada delapan pemain yang tampil melempem saat memilih nomer punggung sembilan, yakni Alexandre Pato (2012), Alessandro Matri (2013), Fernando Torres (2014), Mattia Destro (2015), Luiz Adriano (2015), Gianluca Lapadula (2016), Andre Silva (2017), Gonzalo Higuain (2018).

Kebanyakan para pemain tersebut hanya bisa bertahan setengah musim. Setelah itu para pemain itu hengkang dari AC Milan.

Hal tersebut tentunya bisa dibilang cukup aneh. Namun, bukan hanya AC Milan saja yang mempunyai nomor kutukan.

Ada beberapa mengalami nasib serupa pada nomor punggung tertentu. Berikut ini Bola.com merangkum dari berbagai sumber, 3 klub yang memiliki nomor kutukan seperti AC Milan.

 

Real Madrid

AC Milan-Robinho
Robinho saat berseragam Real Madrid pada pertandingan melawan Sevilla di stadion Santiago Bernabeu di Madrid pada 6 Mei 2017. Robinho dianggap bersalah dalam kasus pemerkosaan empat tahun silam. (AFP Photo/Pierre-Philippe Marcou)

Kepergian Luis Figo dari Real Madrid pada tahun 2005 ternyata menimbulkan dampak besar. Setelah Figo pergi, beberapa pemain Madrid yang memakai kostum nomor 10 seolah mengalami kesialan.

Saat memperkuat Real Madrid Figo mampu menyumbang tujuh gelar, termasuk dua La Liga dan Liga Champions. Ironisnya, empat pemain yang memakai nomor 10 setelah Figo justru tampil melempem.

Keempat pemain tersebut ialah Robinho, Wesley Sneidjer, Lassana Diarra dan Mesut Ozil. Robinho yang didatangkan dengan banderol 24 juta pounds tampil kurang konsisten selama empat musim.

Kemudian Sneidjer hanya bertahan selama dua musim. Meski menyumbang trofi La Liga dan Piala Super Spanyol, Sneidjer secara pribadi kariernya tak berkembang.

Selanjutnya, El Real memboyong Lassana Diarra dari klub semenjana, Portsmouth. Meski bermain selama lima musim di Real Madrid, Diarra dianggap sebagai pembelian gagal.

Peran Diarra bersama Los Blancos tidak terlalu terlihat. Pasalnya, ia lebih sering cedera dan duduk di bangku cadangan.

Sementara Ozil direkrut Real Madrid dengan harga 15 juta euro pada 2010. Banyak yang memprediksi Ozil akan bertahan lama, akan tetapi ia justru terpinggirkan saat Luka Modric datang.

Manchester United

Nomor 7 MU
Nomor punggung 7 di Manchester United selalu diberikan kepada pemain yang dianggap spesial, namun ternyata tidak semuanya berhasil bersinar. Berikut 5 pesepak bola nomor 7 terburuk di MU. (AFP/Glyn Kirk)

Nomor punggung 7 di Manchester United beberapa kali dikenakan oleh pemain hebat seperti George Best, Bryan Robson, Eric Cantona, David Beckham hingga Cristiano Ronaldo. Namun, setelah Ronaldo hengkang belum ada pemain yang bersinar saat memakai nomor tersebut.

Kondisi tersebut membuat nomor 7 dianggap sebagai kutukan. Total ada lima pemain yang gagal bersinar setelah mengenakan nomor tersebut.

Kelima pemain tersebut ialah Michael Owen, Antonio Valencia, Angel Di Maria, Memphis Depay dan Alexis Sanchez. Owen yang pertama menjajal nomor tujuh setelah Ronaldo hanya mencetak 5 gol dari 31 laga di Premier League.

Kemudian Valencia hanya mencetak satu gol dari 40 laga. Kondisi tersebut membuat Valencia kembali ke nomor lamanya, 25.

Sementara, Di Maria hanya mencetak 3 gol dalam 27 penampilan di liga dan satu tahun kemudian dilepas ke PSG. Setelah Di Maria ada Memphis Depay yang hanya bisa mencetak dua gol dari 29 laga pada musim pertamanya.

Musim berikutnya Depay jarang dimainkan pelatih Manchester United, Jose Mourinho. Pemain terakhir, Alexis Sanchez tak jauh berbeda dengan keempat pemain di atas.

Sanchez justru kerap mendapat cibiran dari banyak pihak karena performa buruknya.

Chelsea

Fernando Torres
Striker Chelsea, Fernando Torres mencoba melewati kiper Barcelona, Victor Valdes, yang berujung gol pada semifinal Liga Champions 2011-2012. (UEFA).

Nomor kutukan yang ada di Chelsea sama seperti di AC Milan, yakni 9. Total ada tujuh pemain yang pernah merasakan kutukan nomor 9 di Chelsea.

Ketujuh pemain tersebut ialah Mateja Kezman, Hernan Crespo, Khalid Boulahrouz, Fernando Torres, Radamel Falcao, Alvaro Morata dan Gonzalo Higuain. Saat berkostum Chelsea, Kezman hanya bermain sebanyak 25 laga dengan mencetak 4 gol.

Setelah itu, Hernan Crespo tampil sebanyak 73 kali dan hanya mampu mencetak 25 gol. Torehan tersebut tentu berbanding terbalik saat memperkuat di Inter Milan.

Kemudian Boulahrouz kala itu hanya dimainkan 13 kali oleh Jose Mourinho. Minimnya menit bermain membuat hengkang ke Sevilla.

Sementara Torres didatangkan dengan harga selangit dari Liverpool. Namun, performanya bersama Chelsea berbeda jauh dari saat berkostum Liverpool.

Selanjutnya, Falcao hanya bermain 10 kali dan mencetak satu gol selama satu musim berkostum Chelsea. Pemain selanjutnya ada Morata yang mampu tampil apik pada 11 laga pertamanya dengan membukukan delapan gol.

Namun, setelah itu ia gagal memberikan permainann terbaiknya. Terakhir, Higuain juga tidak jauh berbeda karena hanya memperkuat Chelsea selama setengah musim.

 

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Faozan Tri Nugroho/Editor: Erwin Fitriansyah, published 31/1/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya