Alasan Indonesia Enggan Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2020

Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2020 semula dijadwalkan berlangsung di Wuhan, Tiongkok, pada 21-26 April.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 04 Feb 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 17:30 WIB
Achmad Budiharto
Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto mengungkapkan alasan keengganan Indonesia jadi tuan rumah Kejuaraan Bulu Tangkis Asia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2020 masih dalam tanda tanya. Indonesia yang sempat mendapat tawaran menjadi tuan rumah menolak.

Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2020 semula dijadwalkan berlangsung di Wuhan, Tiongkok, pada 21-26 April. Akibat wabah virus Corona, otoritas memutuskan membatalkan kompetisi.

Beredar kabar Indonesia, Filipina, Jepang, dan Vietnam ditawarkan menjadi lokasi pengganti. Namun, Indonesia langsung memberi jawaban.

"Kalau jadi tuan rumah, itu tidak benar. Memang ada kemungkinan. Ditawari tapi secara informal. Kami tidak mau," kata Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto.

Indonesia memang sudah berpengalaman mengadakan kejuaraan bulu tangkis internasional. Namun, waktu penyelenggaraan dinilai terlalu dekat.

Faktor ekonomi juga jadi pertimbangan. Achmad Budiharto menjelaskan, tuan rumah event sebesar Kejuaraan Bulu Tangkis Asia membutuhkan biaya minimal Rp 8 miliar. Kalau tidak mendapatkan sponsor, PBSI harus merogoh dari kantong sendiri. Terlebih Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tidak memberi bantuan dana.

Untuk menjadi tuan rumah, Budi menambahkan, sebuah negara lazimnya mengajukan diri. Artinya, BWF tidak bakal asal tunjuk.

"Sementara ini tawaran resmi (untuk menggantikan Wuhan) belum ada. Ini baru penjajakan," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Berharap Tetap Digelar

Susy Susanti, PBSI, Pelatnas Cipayung, Atlet Bulu Tangkis, Bola.com
Kabid. Binpres PBSI, Susy Susanti. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Di tengah ketidakpastian tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti berharap Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2020 tetap berlangsung. Dia tidak mempermasalahkan lokasi.

Pasalnya, ajang tersebut menjadi kesempatan terakhir atlet mengumpulkan poin untuk merebut tiket Olimpiade 2020.

"Yang penting para pemain aman. Virus Corona bahaya sekali. Kami tetap harus mengutamakan keselamatan. Kalau jadinya digelar di Indonesia, ya malah bagus. Tapi, sebenarnya di mana pun sama saja, yang penting selamat," ungkapnya.

 

Untuk mengetahui berita-berita menarik lainnya klik JawaPos.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya