Liputan6.com, Jakarta Kompetisi sepakbola di Eropa kini sudah mulai menggunakan Video Assistant Referee (VAR). Ini adalah asisten wasit sepakbola yang bertugas meninjau keputusan wasit kepala dengan melihat rekaman video instan
Seperti diketahui, VAR sudah banyak digunakan di berbagai kompetisi. Di Serie A dan La Liga, teknologi itu sudah diterapkan. Demikian juga di Bundesliga serta di Liga Champions.
Kini, alat ini telah menjadi pokok pembicaraan sepanjang musim 2019-20 di Liga Premier. Pasalnya, hampir setiap gameweek menampilkan setidaknya satu atau dua putusan kontroversial dari VAR. Dan, ini terkadang membuat pendukung klub kecewa dan marah.
Advertisement
Terkait dengan itu, pejabat Liga Premier yang sekarang lebih akrab dengan sistem - mungkin saatnya untuk berpikir ulang lagi. Sejak awal 2020, semakin banyak keputusan VAR yang dipertanyakan, beberapa bahkan lebih membingungkan daripada yang terburuk di 2019.
Berikut adalah 3 putusan VAR paling kontroversial di Liga Premier sejak awal 2020.
Simak video menarik berikut ini:
Tottenham Hotspur vs Manchester City
Manchester City tampil mendominasi dalam pertandingan melawan Tottenham Hotspur pada 2 Februari lalu, tetapi mereka tidak bisa menemukan jalan untuk mencetak gol meski memiliki banyak peluang.
Namun, dengan sekitar 10 menit tersisa di babak pertama, tampaknya mereka telah diberikan kesempatan yang sempurna; setelah Serge Aurier menabrak Sergio Aguero di dalam area penalti.
Wasit Mike Dean awalnya menolak klaim penalti, dan merasa bahwa Aurier menguasai bola, meskii tampak jelas bahkan bagi orang buta bahwa pemain Pantai Gading itu telah melanggar Aguero.
Butuh waktu empat menit sebelum sistem sampai pada kesimpulan menghadiahkan tendangan penalti. Pada akhirnya Ilkay Gundogan gagal mengeksekusi penalti dan Tottenham mencatat kemenangan mengejutkan 2-0.
Pertanyaannya mengapa VAR memakan waktu begitu lama untuk mengeluarkan keputusan. Ini mungkin jumlah waktu yang paling konyol yang diambil untuk sampai pada kesimpulan yang jelas yang telah kita lihat sepanjang musim.
Advertisement
Wolves vs Leicester City
Bentrokan di Hari Valentine antara Wolves dan Leicester adalah pertandingan yang sangat dinanti-nantikan bagi para penggemar. Mereka mengharapkan setidaknya akan tercita beberapa gol dari dua tim terbaik Liga Premier.
Anehnya, permainan berakhir 0-0, tetapi pada kenyataannya, tim Nuno Espirito Santo merasa diperlakukan tidak adil gara-gara putusan VAR konyol.
Wolves sempat menggetarkan jala Leicester melalui Willy Bolly. Bermula dari sepak pojok Raul Jimenez meneruskan bola dan disambar oleh Bolly. Namun beberapa saat kemudian, gol ini harus dianulir oleh wasit usai meninjau VAR.
Keputusan pejabat VAR me,mang sulit dikatakan. Dan, memang sulit bagi Neto untuk melihatnya mengingat kecepatan sudut pendek dan sifat ketat dari sistem yang digunakan.
Tapi bagaimanapun, tim Midlands merasa dirampok dari bisa dibilang dicurangi dari kemenangan vital dalam pencarian mereka untuk sepakbola Liga Champions.
Chelsea vs Manchester United
Mungkin tidak ada pertandingan lain musim ini yang lebih dipengaruhi oleh VAR daripada kekalahan 0-2 Chelsea dari Manchester United di Stamford Bridge minggu ini. The Blues memiliki dua gol yang dikesampingkan dalam situasi yang dipertanyakan.
Namun, momen terburuk hampir pasti insiden tersebut melibatkan kapten MU Harry Maguire. Bek itu terlibat pengejaran bola dengan striker Chelsea Michy Batshuayi. Dan, setelah ia memenangkan bola, sebuah dorongan dari pemain Belgia mengirimnya keluar lapangan.
Momentum Batshuayi membawanya dengan cara yang sama, dan ketika ia tersandung ke arah Maguire. Tampaknya pria Inggris itu menyerang dengan kaki kanannya untuk menendang selangkangannya.
Tampaknya itu merupakan pelanggaran yang jelas harus dihukum kartu merah. Tapi, entah bagaimana VAR mengabaikan insiden itu.
Advertisement