Liputan6.com, Liverpool - Liverpool batal meminta bantuan jaminan dari pemerintah Inggris untuk membayar pegawainya selama pandemi virus corona Covid-19. Manajemen The Reds juga meminta maaf.
Sebelumnya, Liverpool berencana memangkas gaji sekitar 650 staf mereka yang dirumahkan. Liverpool kemudian ingin memakai jaminan pemerintah Inggris agar pegawai mereka tetap menerima gaji utuh.
Baca Juga
Namun, sikap itu dikritik keras oleh pendukung Liverpool sendiri. Suporter Liverpool menilai klub yang bermarkas di Anfield tersebut punya dana yang lebih dari cukup untuk membayar gaji pegawai tanpa minta bantuan pemerintah.
Advertisement
Permintaan maaf disampaikan CEO Liverpool, Peter Moore yang mengakui klubnya salah dalam mengambil keputusan dari tiga opsi yang tersedia mengenai bayaran para pegawai klub yang dirumahkan.
"Kami sadar keliru dalam mengambil keputusan pekan lalu dengan berencana mengajukan Skema Retensi Virus Corona pemerintah dan merumahkan karyawan selama masa penangguhan Liga Premier, kami memohon maaf sebesar-besarnya atas itu," tutur Peter Moore, seperti dilansir situs resmi Liverpool.
Cari Alternatif
Dia menekankan bahwa Liverpool tetap berkomitmen memastikan para pegawainya tidak mengalami masalah kesulitan ekonomi yang disebabkan krisis pandemi virus corona Covid-19.
"Kami segera mencari alternatif untuk tetap beroperasi walaupun tidak ada pertandingan dan kami memastikan tidak akan mengajukan jaminan dari pemerintah," jelas Moore.
Advertisement
Keuangan Liverpool
Keuangan Liverpool dua tahun belakangan tergolong sangat baik. Hal itu karena prestasi tim yang mendatangkan sponsor baru serta keberhasilan musim lalu menjuarai Liga Champions.