Gelar Bukber, 16 Anggota Keluarga Terpapar Virus Corona Covid-19

Imbauan untuk menghindari pertemuan demi mencegah penyebaran virus corona covid-19 diabaikan oleh satu keluarga.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2020, 14:30 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta- Di sejumlah negara, pemerintah menganjurkan sejumlah imbauan untuk menekan penyebaran virus corona covid-19. Namun, hal ini kerap diabaikan masyarakat.

Padahal, ini dapat membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Bahrain. Imbauan untuk menghindari pertemuan demi mencegah penyebaran virus corona covid-19 diabaikan oleh satu keluarga.

Menurut laman Worldofbuzz, Kementerian Kesehatan Bahrain mengungkapkan bahwa seluruh anggota keluarga tersebut berkumpul untuk buka puasa bersama alias bukber, 9 Mei lalu. Masalahnya, mereka sama sekali tidak menggunakan masker serta mempraktikkan jarak sosial.

"Sebanyak 16 anggota keluarga positif corona COVID-19, setelah satu orang terinfeksi menghadiri perjamuan buka puasa," tulis Direktur Jenderal Kesehatan Bahrain, Dr Noor Hisham Abdullah.

Anak-Anak Terpapar

Hisham Abdullah menambahkan, masalah yang dialami keluarga ini sangat serius. Karena anak-anak yang ikut berbuka buasa bersama pun terpapar.

"Orang itu menyebarkan virus ke orangtua, saudara kandung juga anak-anak," Hisham Abdullah menambahkan.

 

Vaksin Belum Ditemukan

Wiku Adisasmito
Ketua Pakar Gugus Tugas Wiku Adisasmito menyampaikan penggunaan masker kain untuk masyarakat di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (4/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Pandemi Corona Covid-19 memang masih jadi momok dunia. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengungkapkan, pemerintah Indonesia bahkan dunia hingga saat ini belum dapat menjawab mengenai pertanyaan kapan pandemi virus Corona ini akan berakhir.

"Seluruh dunia juga tidak tahu, karena virus ini, untuk vaksinnya belum ditemukan. Jadi, maka dari itu, sampai dengan vaksin belum ditemukan, kita harus bisa selalu berhadapan dengan virus ini," ungkap Wiku dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (12/5/2020).

Protokol Kesehatan

Menurut Wiku, sudah sering disampaikan bahwa protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menggunakan masker, menjaga jarak dan beraktivitas di rumah menjadi hal baru yang wajib dilakukan demi memutus rantai penyebaran virus Covid dalam masa pandemi seperti ini.

Selain itu, lanjut Wiku beberapa kebijakan telah diambil oleh beberapa negara di dunia seperti penerapan lockdown, karantina wilayah dan pembatasan wilayah dan sebagainya.

PSBB di Indonesia

Penertiban PSBB Tidak Pakai Masker
Petugas gabungan memberikan hukuman push up kepada warga yang tidak memakai masker saat razia Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (28/4/2020). Penertiban terkait pelaksanaan PSBB Jakarta dan memutus rantai penyebaran COVID 19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan dengan mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini dilakukan di beberapa daerah dengan persetujuan dari Menteri Kesehatan RI.

Hingga saat ini masih diterapkan dan diberlakukan hingga waktu yang belum ditentukan.

(Fitri Syarifah)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya