Kasus Covid-19 Djokovic Jadi Perhatian Panitia Prancis Terbuka

Novak Djokovic sempat dinyatakan positif terjangkit virus Corona Covid-19.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 06 Jul 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 19:10 WIB
Novak Djokovic kembali melaju ke babak final Australian Open usai mengalahkan Roger Federer di semifinal yang berlangsung di Melbourne Park, Kamis (30/1/2020).
Novak Djokovic kembali melaju ke babak final Australian Open usai mengalahkan Roger Federer di semifinal yang berlangsung di Melbourne Park, Kamis (30/1/2020). (AP Photo/Dita Alangkara)

Liputan6.com, Jakarta Panitia kejuaraan tenis Grand Slam, Prancis Terbuka, sangat berhati-hati dalam menjalankan kejuaraan ini. Mereka tidak ingin, kasus Covid-19 yang dialami oleh petenis Novak Djokovic, sampai terulang lagi.

Kejuaraan tenis Novak Djokovic's Adria Tour telah dihentikan menyusul kasus virus Corona Covid-19 yang menimpa sejumlah pemain, termasuk Djokovic. Djokovic menuai banyak kecaman setelah karena dianggap terlalu menganggap enteng virus yang telah menjangkiti jutaan orang di dunia tersebut.

Pertandingan berlangsung nyaris tanpa protokol kesehatan yang memadai. Selain dihadiri penonton, para pemain juga melakukan sejumlah kontak fisik seperti berpelukan setelah pertandingan selesai.

Mereka juga berfoto bersama dan meladeni permintaan tanda tangan para penggemar.

Namun belakangan diketahui bahwa tujuh petenis terjangkit virus Corona Covid-19. Mereka adalah Djokovic, Grigor Dimitrov, Borna Coric, dan Viktor Troicki. Bahkan istri Djokovic, Jelena juga ikut tertular virus itu.

Djokovic dan istrinya mujur. Mereka telah dinyatakan sembuh. Nasib mereka tidak seburuk ratusan ribu masyarakat di dunia yang harus meninggal dunia dalam kesendirian.

 

Tidak Ingin Kecolongan

Rafael Nadal, Prancis Terbuka 2017
Podium dengan logo 10 sebagai penghargaan atas banyaknya trofi yang diraih Rafael Nadal pada turnamen Prancis Terbuka di Roland Garros stadium, Paris, (11/6/2017). Total Nadal sudah meraih 10 gelar. (AP/Petr David Josek)

Direktur Prancis Terbuka, Guy Forget, tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Sebab rencananya, Prancis Terbuka yang akan berlangsung di Roland Garros, mulai 27 September mendatang rencananya akan dihadiri penonton sebanyak 60 persen dari total kapasitas tempat duduk di tribune.

"Mungkin saat itu beberapa orang terlau percaya diri," kata Forget seperti dilansir CNA.

"Beruntung tidak ada yang sampai sakit parah, tapi meski hanya beberapa kasus, itu sudah terlalu besar bagi kami dan kami ingin menghindarinya sebisa mungkin," beber Forget.

"Kami ingin meyakinkan semua orang, bahwa menyebabkan orang lain sakit sangat buruk untuk kami. Mari kita berhati-hati dan sangat berhati-hati," kata Forget menambahkan.

Prancis mulai melonggarkan kembali aturan lockdown yang sempat diberlakukan akibat pandemi virus Corona Covid-19. Sejak Mei lalu, masyarakat sudah diizinkan untuk beraktivitas kembali dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sayang kebijakan ini justru mengakibatkan penambahan kasus yang mencapai lebih dari 500 orang per hari. Situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi panitia Prancis Terbuka. Apalagi diperkirakan 20 ribu penonton diperkirakan bakal hadir selama dua pekan babak penyisihan, dan 10 ribu lainnya saat memasuki babak-babak final.

Tidak ingin kecolongan, panitia rencananya akan mewajibkan penggunaan masker bagi siapapun yang memasuki Roland Garros. Dan menurut Forget, kesuksesan acara ini butuh kerjasama dari para pengunjung yang hadir.

"Kita semua melihat sepak bola di televisi, sangat luar biasa. Tapi sesuatu terasa hilang tanpa kehadiran penonton," mantan pemegang rangking empat dunia itu menjelaskan.

"Kami menjalin kerjasama yang sangat erat dengan pemerintah, pihak berwenang untuk kami dapat menghadirkan penonton dengan mengikuti langkah-langkah keamanan yang sangat ketat," kata Forget.

 

Tidak Seketat Amerika Serikat Terbuka

Sementara itu, turnamen US Open atau Amerika Serikat Terbuka bakal berlangsung di New York, mulai 31 Agustus 2020. Kejuaraan ini digelar tanpa penonton dan berjalan di bawah protokol kesehatan yang sangat ketat, termasuk membatasi jumlah personel pendukung masing-masing peserta.

Forget mengatakan, pihaknya tidak seketat itu. "Untungnya, di Eropa terutama di Prancis tidak sampai seketat itu," kata Forget. 

"Mudah-mudahan, apa yang kami umumkan bisa lebih fleksibel dari yang akan berlaku nantinya," ujar Forget menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya