Liputan6.com, Paris - Fabio Quartararo jatuh ke bumi menyusul start cemerlang pada MotoGP 2020. Belajar dari kesalahan, Quartararo berharap lebih dapat mengontrol emosi pada musim mendatang.
Terlebih jika ketika dirinya menghadapi kesulitan. Quartararo mengaku kerap frustasi pada titik itu. Alhasil alih-alih mencoba memperbaiki keadaan, pembalap Yamaha tersebut justru makin terpuruk.
Baca Juga
Hasilnya terlihat sepanjang 2020. Usai memenangkan dua seri ganda di Jerez, Quartararo hanya sekali masuk enam besar pada lima balapan sebelum kembali berjaya di Catalunya. Setelah itu dia kembali melempem di lima ajang pamungkas.
Advertisement
Akibatnya, Quartararo yang tadinya unggul 39 angka dari Joan Mir usai balapan di Jerez berbalik tertinggal 44 poin di klasemen akhir. Rookie of the Year MotoGP 2019 itu pun menempati peringkat delapan.
Saksikan Video MotoGP Berikut Ini
Bukan Sekedar Motor
Keterpurukan Quartararo tidak lepas dari kinerja buruk Yamaha. Namun, dia merasa juga perlu memperbaiki diri.
"Selain masalah motor, saya mesti mengontrol diri. Saya pikir itu akan jadi langkah penting untuk musim depan," ujarnya dikutip Motorsport.
Advertisement
Komunikasi Lebih Tenang
Dengan lebih tenang, Quartararo berharap bisa memberi masukan maksimal kepada mekanik dan tim. Saran itu penting demi mendongkrak kinerja Yamaha.
"Jika kesal, saya hanya berkata motor tidak bekerja baik tanpa mendeskripsikan bagian mana yang perlu diperbaiki. Maka saya perlu berkomunikasi dengan baik," ungkapnya.
Berbenah Sejak Akhir 2020
Quartararo sudah coba mengatasi masalah pribadi ini sejak akhir 2020. Dia bertemu dengan psikolog agar lebih tenang.
"Saya ingin lebih tenang dan tanpa emosi sebisa mungkin. Peran psikolog sangat penting demi mengatasi masalah ini," pungkasnya.
Advertisement