Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari legenda tinju Indonesia Chris John. Sang ayah, Djohan Tjahjadi, meninggal dunia pada usia 80 tahun, Jumat, 18 Juni 2021.
Saat ini, jenazah Djohan Tjahjadi berada di Rumah Duka Tiong Hoa le Wan Ruang N,O,P, Semarang, Jawa Tengah. Prosesi kremasi akan dilakukan di Krematorium Kedungmundu, Minggu, 20 Juni.
Djohan sangat berperan dalam karier bertinju Chris John. Dia yang menjadi pelatih tinju pertama saat peraih gelar Super Champions tinju kelas bulu dunia versi WBA itu berusia lima tahun.
Advertisement
Keputusan Djohan melatih Chris John bertinju karena putranya nakal. "Di TK (Bintang Kejora, Jakarta) itu, suster maupun gurunya sering bilang, bahwa Chris John tergolong anak yang nakal. Senangnya memukuli temannya. Bahkan, sering temannya diajak bertinju," kata Djohan.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tidak berkelahi
Pada 1983, Djohan dan keluarganya pindah ke Desa Gelang, Banjarnegara. Selain ingin bertani, dia juga berharap kenakalan putranya tidak berlanjut.
Selanjutnya Chris John disekolahkan ke SD Negeri Gelang 1. Seperti anak-anak seusianya, Chris John selalu bermain dengan teman-temannya, dari mulai mencari ikan, main layangan, hingga sepak bola.
Tapi saat bermain, petinju yang juga pernah menekuni wushu itu sering cek-cok dengan temannya bahkan sampai berkelahi. Jika sudah demikian, maka orang tua ikut campur.
Karena itu, Djohan Tjahjadi kembali mengajarkan dasar-dasar teknik bertinju kepada Chris John yang masih duduk di kelas tiga. Bahkan, teman-teman anaknya yang berada di sekitar rumahnya juga diajarkan. Tujuan, agar tidak senang berkelahi.
Djohan mengajarkan tinju karena dia merupakan mantan petinjnu amatir pada 1970-an. Tujuannya itu akhirnya mendapat respons positif dari lingkungan tempat tinggalnya.
Advertisement