Update COVID-19 13 September 2022: Kasus Sembuh Bertambah 3.617

Kasus sembuh dari Covid-19 di Indonesia pada 13 September 2022 bertambah 3.617. Namun, kasus positif baru juga naik 2.896.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 13 Sep 2022, 22:02 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 22:02 WIB
Pelayanan Medis Jarak Jauh untuk Pasien COVID-19
Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Ade Margaretha (kanan) bersama Dokter Umum Indria Febriani (kiri) saat memberikan pelayanan medis jarak jauh atau Telemedicine pada pasien umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (18/2/2022). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia masih teruh bertambah. Selasa, 13 September 2022, penambahan kasus positif baru bertambah 2.896. Jumlah ini menambah akumulasi kasus positif di Tanah Air menjadi 6.397.236 sejak Maret 2020.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 3.617 sehingga akumulasinya menjadi 6.207.858. Di kasus meninggal bertambah 20 orang membuat akumulasinya menjadi 157.807.

Tidak seperti kasus positif, sembuh, dan meninggal, kasus aktif turun sebanyak 741. Penurunan ini membuat total kasus aktif menjadi 31.571. Data juga menunjukkan jumlah spesimen tercatat 79.939 dan suspek 4.817.

Laporan data sebaran COVID-19 juga merinci DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak. DKI Jakarta melaporkan ada 1.061 kasus positif baru dan 1.073 orang sembuh.

Jawa Barat dengan 590 kasus konfirmasi baru dan 1.417 orang sembuh. Jawa Timur melaporkan 339 kasus baru dan 256 sembuh dari COVID-19.

Banten ada 322 kasus positif baru dan 261 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan Jawa Tengah 92 kasus baru dan 94 orang sembuh.

Provinsi lain menunjukkan penambahan di angka satuan hingga puluhan. Sementara Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara tidak ada penambahan kasus baru.

 

COVID-19 di Negara Lain

Di Ukraina, Skeptisisme Vaksin Mendorong Lonjakan Covid-19 yang Mematikan
Pekerja medis berada di sebelah deretan jasad dalam kantong plastik hitam di ruang pemakaman rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 di Kiev pada 2 November 2021. Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina, telah dilanda lonjakan infeksi virus corona varian Delta. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Tak hanya di Indonesia, COVID-19 juga masih terjadi di dunia termasuk negara yang tengah dirundung konflik yakni Ukraina.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan peningkatan COVID-19 di Ukraina mencapai puncaknya pada Oktober. Ini bisa membawa rumah sakit di Ukraina mendekati ambang batas kapasitas mereka.

"Kami sekarang melihat peningkatan kasus COVID-19 di Ukraina. Kami memproyeksikan penularan dapat memuncak pada awal Oktober dan rumah sakit dapat mendekati ambang batas kapasitas mereka,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi Komite Regional WHO untuk Eropa di Tel Aviv seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (13/9/2022).

Sementara itu, jumlah oksigen juga diperkirakan berkurang. "Kekurangan oksigen diprediksi karena sumber pasokan utama berada di bagian negara yang diduduki," tambah Tedros.

Oksigen sangat penting untuk pasien dengan berbagai kondisi. Termasuk COVID-19 dan mereka yang memiliki penyakit kritis lainnya yang berasal dari komplikasi kehamilan, persalinan, sepsis, cedera, dan trauma.

 

Potensi Penyebaran Polio

Ukraina Catat Rekor Kasus dan Kematian Harian Covid
Petugas medis mendorong ranjang pasien keluar dari departemen infeksi COVID-19 di sebuah klinik kota di Kyiv, Kamis (21/10/2021). Infeksi dan kematian virus corona di Ukraina telah melonjak ke level tertinggi sejak pandemi covid-19 di tengah laju vaksinasi yang lamban. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah sangat berdampak pada perawatan kesehatan, dengan WHO mengonfirmasi lebih dari 500 serangan terhadap infrastruktur kesehatan di sana. Serangan ini mengakibatkan sekitar 100 kematian.

Selain COVID-19, Tedros juga mengatakan bahwa perang berpotensi meningkatkan penyebaran polio. "Kami juga sangat prihatin dengan potensi penyebaran polio secara internasional karena kesenjangan dalam cakupan imunisasi dan pergerakan populasi massal terkait dengan perang," katanya.

Ukraina memiliki cakupan vaksinasi yang rendah untuk polio dan COVID-19. Polio adalah penyakit menular, terutama menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan disabilitas fisik.

Bahkan, polio dapat menyebabkan kematian walaupun kasusnya jarang terjadi. Dua kasus polio dilaporkan di Ukraina pada tahun 2021.

Tahun ini, Israel, Inggris, dan Amerika Serikat melaporkan penularan polio di kota-kota besar. Ini meningkatkan kekhawatiran tentang penyebaran infeksi lebih luas.

Sebelumnya, para ilmuwan di AS mendeteksi virus polio dalam air limbah Long Island. Mengetahui hal ini, Gubernur New York, Kathy Hochul memerintahkan perluasan darurat terkait upaya vaksinasi polio di negara bagian tersebut pada Jumat.

Hasil tes terbaru yang diumumkan pada Jumat, menambahkan Kabupaten Nassau ke daftar lokal yang waspada terhadap potensi penyebaran polio. Bangkitnya penyakit berbahaya ini kemungkinan diakibatkan oleh tingkat vaksinasi rendah pada anak-anak.

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19
Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya