Liputan6.com, Jakarta - Atlet peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 Rizki Juniansyah membeberkan alasannya memilih menekuni dunia angkat besi sejak kecil. Pemuda berusia 21 tahun mengaku terinspirasi dari prestasi keluarganya yang juga sukses berkiprah di bidang serupa.
Seperti diketahui, Rizki Juniansyah sebelumnya sukses mencetak sejarah dengan menjadi peraih medali emas cabor angkat besi pertama Indonesia di ajang olahraga multi event terakbar empat tahunan.
Hasil itu dia peroleh setelah mencatatkan total angkatan 354 kg dengan rincian 155 kg snatch dan 199 kg clean and jerk dalam Olimpiade Paris beberapa waktu lalu. Menariknya, torehan Rizki di clean and jerk juga turut mengantarnya memecahkan rekor Olimpiade.
Advertisement
Rizki Juniansyah juga menjadi penyumbang medali emas kedua kontingen Indonesia, yang sekaligus menandai terciptanya sejarah Merah Putih untuk pertama kali menggondol dua emas sekaligus sejak Olimpiade Barcelona 1992.
Mengilas balik kisahnya ketika pertama kali terjun ke dunia angkat besi, Rizki Juniansyah mengaku sudah mulai mencicipi bidang tersebut ssejak umur 8 tahun. Dia sering dilatih sang ayah di sasana sederhana mereka di rumah.
Kebetulan ayah Rizki Juniansyah, Mohammad Yasin, bukan tokoh sembarangan di dunia weightlifting. Dia sempat menggioreskan prestasi dalam ajang SEA Games pada masa lalu, sementara ibu Rizki Juniansyah juga merupakan atlet cabor serupa di daerah.
Tak sampai di situ, kakak iparnya Triyatno juga punya pencapaian gemilang di panggung Olimpiade. Sosok yang kini berperan sebagai pelatih Rizki pernah meraih medali perak Olimpiade London 2012.
Prestasi Keluarga Jadi Motivasi
Rizki Juniansyah pun mengeklaim prestasi anggota keluarganya sedikit banyak memengaruhi dia dalam menentukan bidang yang ingin ditekuni.
Meski punya hobi ekstrem main motocross, Rizki rupanya masih lebih tertarik meneruskan pencapaian ayah serta kakaknya di bidang angkat besi.
"Saya pilih angkat besi karena wkatu kecil saya suka iseng angkat besi di rumah, di sasana sendiri. Saya juga terinspirasi dari ayah saya dan kakak-kakak saya," ucap Rizki kala menceritakan kisahnya menekuni angkat besi kepada awak media, Rabu (28/8/2024) siang.
"Mereka sudah mendunia, meraih hasil membanggakan. Seperti kakak saya (Triyatno) juara Olimpiade (meraih medali perak), bisa beli rumah, beli motor, mobil. Makanya di umur 8 tahun saya mulai berlatih, disuruh pilih motocross apa angkat besi, saya pilih angkat besi," sambung Rizki.
Advertisement
Sempat Dapat Tawaran Motocross
Menariknya, meski sudah menentukan pilihan, Rizki Juniansyah mengaku sempat dapat godaan untuk beralih bidang ke motocross. Kebetulan ranah tersebut juga digemari Rizki sebagai hobi dan kerap dia geluti untuk mengatasi jenuh berlatih angkat besi.
Akan tetapi, Rizki memilih tetap konsisten pada raier weightlifting-nya. Dia hbahkan rela melupakan hobi motor sementara selamamengarungi persiapan untuk Olimpiade Paris 2024.
"Dulu suka ada yang nawarin kalau saya mau jadi (rider) motocross, dibeliin motornya, disponsorin. Saya tidak mau," aku Rizki kepada awak media di bilangan Jakarta Pusat pada Rabu (28/8/2024).
"Karena saya ingat, ayah saya selalu bilang kalau juara angkat besi saya bisa beli motor, tetapi kalau juara motor tidak bisa beli besi," tandas atlet kelahiran 2003 sembari bergurau.