PON 2024 Dongkrak Perekonomian Sumatera Utara

PON 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara bukan sekedar ajang olahraga yang dinikmati atlet dan ofisial. Masyarakat lokal juga mendapat berkah dengan gelaran ini.

oleh Salma Sophiatunnisa diperbarui 18 Sep 2024, 23:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 23:00 WIB
Suasana balapan Mini 4WD di PON 2024
Suasana balapan Mini 4WD di PON 2024

Liputan6.com, Jakarta - PON 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara bukan sekedar ajang olahraga yang dinikmati atlet dan ofisial. Masyarakat lokal juga mendapat berkah dengan gelaran ini.

Berbagai aspek ekonomi di lingkungan Sumut merasakan dampak langsung dengan adanya pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut, seperti pariwisata, infrastruktur, UMKM, hingga tenaga kerja.

Perhelatan PON 2024 di Sumatera Utara melibatkan 34 cabang olahraga dengan 46 disiplin dan 528 nomor, diikuti oleh 6.281 atlet dan 3.140 ofisial dari 38 provinsi. Pertandingan dimulai sejak akhir Agustus 2024, sebelum pembukaan pada 9 September, karena durasi panjang beberapa cabang olahraga.

Pemprov Sumut menyediakan 8.000 kamar di 96 hotel, 61 rumah sakit, 128 ambulans, 1.150 tenaga kesehatan, dan 1.500 kendaraan. Dampaknya, tenaga kerja meningkat dan sektor akomodasi, makanan, serta minuman terdongkrak, dengan hotel-hotel penuh terpesan dari 28 Agustus hingga 20 September 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dampak PON Aceh-Sumut 2024

Cabor Gulat di GOR Binjai
Pertandingan gulat PON XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR Binjai, Sumut (Reza Efendi/Liputan6.com)

Kebijakan tiket gratis untuk PON 2024 di Sumut meningkatkan rezeki bagi pedagang kaki lima di sekitar lokasi pertandingan. Dodi, pedagang es kolak durian di sekitar Kolam Renang Medan Selayang, mengalami lonjakan penjualan dari 50 porsi menjadi lebih dari 200 porsi per hari sejak PON berlangsung.

"Banyak sekali penonton dan yang lainnya, yang membeli kolak durian semenjak adanya PON." kata Dodi.

Beberapa tempat wisata di Medan, seperti Istana Maimun, juga mengalami lonjakan kunjungan wisatawan selama perhelatan PON 2024.

Wisatawan memilih tempat ini karena tiket masuknya yang terjangkau, hanya Rp10 ribu per orang. Dengan tiket tersebut, pengunjung dapat masuk dan melihat bagian dalam istana Kesultanan Deli.


Infrastruktur Turut Berkembang

Logo PON 2024
Logo PON 2024

Perhelatan PON 2024 mendorong pembangunan berbagai sarana dan prasarana, termasuk stadion, GOR, dan jalan pendukung. Salah satu stadion yang dibangun adalah Stadion Utama Sumut Sport Center di Deli Serdang, yang direncanakan akan menjadi lokasi upacara penutupan PON 2024.

Stadion dan GOR yang dibangun tidak hanya menyerap tenaga kerja, tetapi juga akan mendukung kemajuan olahraga di Sumut dengan menyediakan fasilitas yang layak untuk latihan dan pertandingan. Keberadaan fasilitas ini juga berpotensi meningkatkan perekonomian warga sekitar melalui berbagai acara yang diadakan.

Gubernur Sumut Agus Fatoni mengingatkan agar infrastruktur yang telah dibangun harus dirawat dengan baik, karena akan memberikan dampak jangka panjang tidak hanya pada perekonomian dan olahraga, tetapi juga pada kemajuan Sumut secara keseluruhan.


Semua Pihak Diuntungkan

Nana Sudjana.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana saat mendampingi kontingen Jawa Tengah berlaga PON XXI Aceh-Sumut 2024. (Foto: Istimewa)

Selama PON XXI 2024, masyarakat tidak hanya menyaksikan pertandingan olahraga, tetapi juga berbagai kegiatan sampingan yang berlangsung dari Februari hingga September 2024 di Sumut. Kegiatan tersebut termasuk Fun Road To PON 2024 pada 25 Februari, Festival UMKM Sumut 2024 pada 7-15 September, dan Sumut PON XXI Culinary Festival pada 16-22 September. Kegiatan ini turut meningkatkan perekonomian warga Sumut, seperti yang terlihat pada Festival UMKM Sumut 2024 di Lapangan Astaka Pancing. 

PON XXI Aceh-Sumut 2024 telah sukses menjadi momen bagi pelaku UMKM untuk memperkenalkan produk lokal dan membangkitkan ekonomi masyarakat. Diharapkan, PON XXII 2028 di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dapat memberikan dampak serupa pada perekonomian lokal, memungkinkan masyarakat merasakan euforia yang sama dengan para atlet melalui kegiatan ekonomi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya