Mitos Kesehatan Sepekan: Pakai Masker Setahun Picu Kanker hingga Swab Test Berbahaya

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 22 Feb 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim memakai masker selama setahun bisa menyebabkan kanker paru-paru.

Klaim tersebut disebarkan akun Facebook Ari Kampai Bin Anwar pada 27 Januari 2021. Berikut isi postingannya:

"Apa lagi ya yang di impor dari China ya..virus sudah.. instalasi fasilitas pengobatan virusCorona untuk rumah sakit sudah.jarum suntik sudah.masker sudah,,detektor virus sudah.vaksin Corona sudah..

Oh iya ..nanti ada lagi di impor china.untuk pengobatan kanker paru paru beserta obat nya..Karana China sudah menyiapkan semua nya..China sudah tahu jika orang make masker monoton s lama setahun lebih orang bisa kena kanker paru-paru,, karena racun carbondioksida yang di hirup terus..

Susah juga sih.. pemerintah kita kiblat nya ke China..kalo tak ..tak bisa ngutang yang bayar oleh anak cucu penerus bangsa Indonesia ini."

Namun setelah ditelusuri, pemakaian masker selama setahun bisa menyebabkan kanker paru-paru adalah tidak benar.

Faktanya menurut studi memakai masker tidak menimbulkan kanker, justru mengurangi risiko penularan Covid-19.

Selain klaim memakai masker selama setahun bisa menyebabkan kanker paru-paru, terdapat mitos kesehatan lainnya yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pesan Berantai Berisi Informasi Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua

Cek Fakta pesan berantai pendaftaran vaksinasi covid-19 tahap kedua
Cek Fakta pesan berantai pendaftaran vaksinasi covid-19 tahap kedua

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai informasi soal vaksinasi covid-19 tahap kedua. Pesan berantai itu ramai disebarkan sejak tengah pekan ini.

Dalam pesan berantai tersebut terdapat informasi untuk mendaftar program vaksinasi covid-19 tahap kedua melalui website pedulilindungi.id. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya:

"Bagi yg punya ortu di rumah dan perlu vaksin ...ini sdh mulai buka pendaftaran ya

1. Masuk google chrome

2. Ketik pedulilindungi.id

3. Untuk daftar klik garis 3 pojok kanan

4. Klik login/register5. Klik buat akun peduli lindungi

6. Masukan nama lengkap dan no tlp

7. Login masukan nama lengkap dan no KTP

Bagi lansia kalau daftar imunisasi covid gratis pemerintah daftar di pedulilindungi .Buka aplikasi pedulilindungi daftar dg no ktp.Besok mulai dibuka untuk lansia

https://pedulilindungi.id/"

Setelah ditelusuri, pesan berantai berisi informasi pendaftaran vaksinasi covid-19 tahap kedua adalah tidak benar.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

 

Klaim Swab Test Berbahaya

Klaim swab test berbahaya
Klaim swab test berbahaya. (Facebook)

Pengguna Facebook, Henry Gunawan menyebut swab test untuk mendeteksi virus corona covid-19 di dalam tubuh manusia sangat berbahaya.

Swab test adalah pemeriksaan yang menggunakan sampel dari lendir dalam hidung ataupun tenggorokan.

Henry Gunawan mengunggah klaim tersebut pada 4 Januari 2021. Begini narasinya:

"Awas hati-hati, hidung yang sering di swab ternyata berbahaya!!"

Setelah ditelusuri, swab test untuk mengetahui covid-19 di tubuh manusia sangat berbahaya merupakan penjelasan yang tidak tepat. Faktanya, swab test sangat aman bila dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya