Kumpulan Hoaks Utang Negara, dari Ditagih China sampai Gunakan Dana Haji

Berikut kumpulan hoaks seputar utang negara hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Jul 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2022, 17:00 WIB
Tangkapan layar klaim video siaran berita China tagih utang ke Indonesia setelah Anies Baswedan mendunia,
Penelusuran klaim video siaran berita China tagih utang ke Indonesia setelah Anies Baswedan mendunia,

Liputan6.com, Jakarta - Utang Indonesia dengan negera lain kerap dijadikan bahan hoaks, kemasannya pun beragam dari dana haji hingga tagihan China.

Keberadaan hoaks seputar utang negara tersebut dapat menimbulkan beragam reaksi, bahkan keresahan bagi pihak yang mempercayainya.

Untuk memudahkan masyarakat membedakan informasi seputar utang negara hoaks atau benar, Cek Fakta Liputan6.com pun telah melakukan penelusuran pada sejumlah informasi tersebut.

Berikut kumpulan hoaks seputar utang negara hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Video Siaran Berita Ini China Tagih Utang ke RI setelah Anies Baswedan Mendunia

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video siaran berita China tagih utang ke Indonesia setelah Anies Baswedan mendunia. Informasi tersebut dibagikan lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Klaim video siaran berita China tagih utang ke Indonesia setelah Anies Baswedan mendunia menampilkan video pembawa berita WION.

Dengan narasi sebagai berikut.

"China has lent billions to governments around the world. a lot of these loans were given in the secret. They're calling them China's hidden loan. and they're burning a hole in the pockets of the borrowers. if China's economy collapses. These countries will all suffer. And that's just part of the problem hidden debt hurts all of these countries let me give you example of Indonesia her. Indonesia Wanted to build a railway line so it borrowed money from China so borrowed money from china it was a very bad idea.

Indonesia is learning the hard way. It took four and a half billion dollars from China for this Railway line. The project was launched in 2015 six years later. The cost of the project has shut up to well over 8 billion dollars from 4 1/2 to 8 billion almost double what was initially agreed? And what do you do? You cannot abandon the project midweek so Indonesia is dipping into its own state budget to pay for this Railway line.

And this could be just the beginning of its troubles. Most of the money Indonesia has borrowed from China is off the books. It is hidden there. It is not reflected in official books. Officially Indonesia is China close to 5 billion dollars. Unofficially Indonesia reportedly owes China close to 23 billion dollars at 18 billion dollars of hidden dead. 78% of Indonesia's dead to China's hidden. who took these loans Indonesian government entities and is a very risky borrowing. The loans were given without Sovereign guarantees meaning if the borrowers go bankrupt. The Indonesian government will face pressure to bail out. They will have to pay that money. It's a trap."

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"☝️☝️☝️Akhirnya China Komunis XI JIN Ping menagih hutang ke Indonesia setelah tahu nama *Anies Rasyid Baswedan* mendunia China menagih mau dibayar dengan uang atau 200 juta rakyat Tiongkok Komunis menetap secara permanen di Indonesia terutama di Kalimantan, akhirnya kebohongan pasti terbongkar JKW membangun IKN hanya untuk rakyat Komunis Tiongkok, dan kebenaran pasti muncul di permukaan..Indonesia telah porak poranda secara paripurna saat ini, Indonesia dalam bahaya yang dilakukan oleh Rezim..Allah SWT telah membuka satu demi satu..."

Benarkah Klaim video siaran berita China tagih utang ke Indonesia setelah Anies Baswedan mendunia? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jemaah Haji Indonesia Ditolak karena Berutang ke Pemerintah Arab Saudi

Kabar tentang jemaah haji Indonesia ditolak karena memiliki utang dan tagihan ke Pemerintah Arab Saudi beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Aqkhila Azzarah pada 4 Juni 2020.

Akun Facebook Aqkhila Azzarah mengunggah sebuah video yang berisikan diskusi antara ekonom Rizal Ramli dengan politisi Dedi Gumelar.

Video tersebut bersumber dari TikTok, dengan bertuliskan "Ada apa dengan Negara kita tercinta ini..? Dana jaminan sudah habis…..."

"Alasan kenapa jemaah haji +62 ditolak ternyata bkn hanya krn Covid-19, tp jg krn tagihan2 yg belum dibayar oleh pemerintah ke Pemerintah Arab Saudi.

Simak," tulis akun Facebook Aqkhila Azzarah.

Konten yang disebarkan akun Facebook Aqkhila Azzarah telah 28 kali dibagikan dan mendapat 3 komentar warganet.

Benarkah kabar tentang jemaah haji Indonesia ditolak karena utang dan tagihan ke Pemerintah Arab Saudi? Simak dalam artikel berikut ini...

Indonesia Gadaikan Pulau Kalimantan pada China untuk Utang

Beredar di aplikasi percakapan pesan berantai berisi video yang mengklaim Indonesia sudah menggadaikan Pulau Kalimantan pada Pemerintah Republik Rakyat China (RRC). Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.

Dalam pesan berantai disertakan link video dengan judul "BERITA TERKINI ~ MOMEN SAAT CHINA 4NC4M AKAN T4G1H VT4NG INDONESIA SECARA MIL.LITER ?!?"

Video berdurasi 11 menit 9 detik itu diunggah akun titik tumpu pada 14 Juli 2021. Selain itu pesan berantai tersebut disertai narasi:

"PENJAJAH BIADAB!!!PENGHIANAT BAJINGAN!!!TERNYATA REZIM INI... MENGGADEKAN PULAU KALIMANTAN KEPADA CHINA SECARA TERTULIS DAN KALAU TIDAK DI SERAHKAN MAKA TINDAKAN MILITER RRC AKAN MELUMAT SELURUH WILAYAH INDONESIA...

SIMAK PIDATONYA.. PRESIDEN XIE JIN PING RRC.

KENAPA JUTAAN TENTARA RRC sudah ada Di Pulau Kalimantan... Karena Itu Sudah Miliknya... Dan Tidak Bisa Di Ambil Lagi... Kecuali Luhut dan Jokowie Bayar Hutang Rp. 10.000 Trilyun!!!"

Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim Indonesia menggadaikan Pulau Kalimantan pada RRC? Simak dalam artikel berikut ini...

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya