Praktisi Digital: Hoaks Tidak Menunggu Hari Spesial

Menurut pengamat dan praktisi digital, hoaks kini menjadi berbahaya, apalagi didukung oleh perkembangan teknologi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 03 Apr 2023, 16:04 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2023, 17:15 WIB
Pengamat dan Praktisi Digital, Ferry Sutanto Saat Menjadi Pembicara di Acara Virtual Class Liputan6.com, Jumat 31 Maret 2023. (foto: Liputan6.com).
Pengamat dan Praktisi Digital, Ferry Sutanto Saat Menjadi Pembicara di Acara Virtual Class Liputan6.com, Jumat 31 Maret 2023. (foto: Liputan6.com). 

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat dan Praktisi Digital, Ferry Sutanto mengungkapkan bahwa berita bohong atau hoaks tidak menunggu hari spesial atau momen-momen tertentu untuk bertebaran di media sosial.

"Hoaks tidak menunggu hari spesial atau momen-momen tertentu," ungkap Ferry saat menjadi pembicara di Virtual Class Liputan6.com pada Jumat (31/3/2023).

Ferry mengatakan, berita palsu atau hoaks bukan hal yang baru. Bahkan, kata dia, hoaks sudah ada sejak manusia ada di dunia. Namun kini, hoaks menjadi berbahaya, apalagi didukung oleh perkembangan teknologi.

Founder dari G2Academy ini menyebut, berita palsu atau hoaks bisa jadi berbahaya disebabkan oleh dua faktor. Pertama, perkembangan teknologi yang membuat orang bisa dengan mudah membuat konten dan menyebarkannya.

"Jadi tidak perlu laptop canggih, cukup pakai handphone saja sudah bisa," kata Ferry.

Faktor kedua, sambung Ferry, adalah sosial media. Masing-masing individu saat ini memiliki akun media sosial, misalnya Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, dan lainnya.

"Karena dua faktor tersebut, hoaks dan berita palsu membuat fake news sangat efektif dan sangat murah. Tidak perlu beli senapan, nuklir, cukup dengan bikin konten, judul clickbait, orang pasti sudah percaya," tutur Ferry.

Oleh karena itu, Ferry meminta, masyarakat untuk tidak menganggap remeh hoaks yang beredar di media sosial. Menurutnya, saat ini banyak orang yang dapat dengan mudah terpapar hoaks.

"Berita palsu itu tidak pandang bulu, SARA, ras, agama. Hoaks juga tidak pandang pendidikan, tidak pandang jabatan, tidak pandang umur juga," tambah dia.

Ferry membeberkan, sejumlah tips agar tidak mudah terpapar hoaks. Pertama, jika menerima informasi atau berita dari media sosial, jangan langsung percaya. Apalagi sampai terbawa emosi, meski di dalam informasi tersebut menyinggung perasaan si penerima pesan.

"Kedua, kalau brita yang kita terima apalagi yang menyinggung kepentingan kita, kita mesti telusuri," ucap Ferry.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya