Cek Fakta: Tidak Benar Universitas Johns Hopkins Konfirmasi Swab PCR Suntikkan Vaksin Tanpa Diketahui

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Jun 2023, 12:05 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2023, 15:00 WIB
Tangkapan layar  klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikan vaksin tanpa diketahui
Penelusuran klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikan vaksin tanpa diketahui

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 10 Juni 2023.

Unggahan klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui tersebut berupa tulisan sebagai berikut.

"http://www.opensourcetruth.com/johns-hopkins-u-confirms...

Johns Hopkins U Mengonfirmasi, dengan tes swab PCR, anda dapat div4ksin4si tanpa anda ketahui."

Unggahan klaim tersebut menyertakan tautan artikel berjudul "Johns Hopkins U Confirms You Can Be Vaccinated with a PCR Swab Test Without Knowing" yang dimuat situs opensourcetruth.com, pada 16 Februari 2022.

Benarkah Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Johns Hopkins confirmed the PCR swab vaccine', penelusuran mengarah pada artikel berjudul:

"Posts distort research details to suggest secret vaccine campaign" yang dimuat situs Apnews.com. Situs Apnews.com menyebutkan, para peneliti menerbitkan studi di jurnal Science Advances tentang penggunaan teknologi mikro kecil untuk mengantarkan obat ke saluran pencernaan hewan.

Tapi apa yang disebut "theragrippers" belum disetujui untuk digunakan pada manusia, atau diuji untuk pemberian vaksin.

"Teknologi nano ini telah menunjukkan harapan dalam pengaturan laboratorium. Namun, itu masih dalam masa pertumbuhan dan belum disetujui untuk digunakan pada manusia," kata Johns Hopkins Medicine dalam pernyataan yang diberikan kepada The Associated Press.

Pernyataan itu juga mengatakan "Artikel universitas telah digunakan secara tidak akurat untuk tujuan disinformasi selama beberapa bulan terakhir."

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "US study misrepresented in false posts about PCR tests" yang dimuat situs Factcheck.afp.com.

Dalam artikel situs Factcheck.afp.com, juru bicara Universitas Johns Hopkins mengatakan bahwa penelitian tersebut telah "digunakan secara tidak akurat untuk tujuan disinformasi."

"Artikel kami menjelaskan perangkat kecil yang dikenal sebagai 'theragrippers' yang dipasang ke usus melalui endoskop. Theragrippers belum diuji atau digunakan untuk pengiriman vaksin," ujar juru bicara tersebut.

Hasil tinjauan penelitian tersebut dan tidak menemukan penyebutan tes atau vaksin Covid-19 melalui PCR, meskipun para ilmuwan mengatakan perangkat tersebut "berpotensi membawa obat apa pun dan melepaskannya secara bertahap ke dalam tubuh."

Sampai saat ini, teknologi tersebut hanya menunjukkan harapan "dalam pengaturan laboratorium," kata juru bicara Universitas Johns Hopkins kepada AFP. "Ini masih dalam masa pertumbuhan dan belum disetujui untuk digunakan pada manusia."

Sumber:

https://apnews.com/article/fact-checking-710564585232

https://factcheck.afp.com/doc.afp.com.322L74W

 

 

 

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim Universitas Johns Hopkins mengkonfirmasi swab PCR dapat menyuntikkan vaksin tanpa diketahui tidak benar.

Perangkat kecil yang dikenal sebagai 'theragrippers' yang dipasang ke usus melalui endoskop, Theragrippers belum diuji atau digunakan untuk pengiriman vaksin.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya