Liputan6.com, Jakarta- Perusahaan Teknologi Multinasional, Microsoft, mengungkapkan berbagai strategi yang akan mereka lakukan untuk melindungi integritas pemilu di negara-negara yang akan menyelenggarakannya tahun depan dari potensi ancaman berbasis teknologi.
Presiden Microsoft Brad Smith dan Wakil Presiden Korporasi Microsoft Teresa Hutson, mengatakan, Pusat Analisis Ancaman Microsoft (MTAC) memahami bahwa saat penyelenggaraan pemilu, banyak negara akan menghadapi tantangan besar dalam menanggulangi berbagai ancaman. Mulai dari ancaman berbasis teknologi hingga upaya intervensi negara-negara otoriter.
Baca Juga
“Oleh karena itu, amat penting bagi pemerintah, perusahaan teknologi, komunitas bisnis, dan masyarakat untuk mengadopsi inisiatif-inisiatif baru, termasuk dengan mengembangkan hasil kerja satu sama lain,” tulisnya dalam situs resmi Microsoft, dikutip dari Antara, Sabtu (11/11/2023).
Advertisement
Sebagai upaya melindungi integritas pemilu, Microsoft akan meluncurkan layanan kredensial konten untuk membantu para peserta pemilu. Layanan ini memberikan penanda dan autentikasi digital berbasis kriptografi asal muasal konten.
Pengguna layanan dapat mencantumkan kredensial konten, yang mencakup identitas pencipta, waktu pembuatan, serta keterangan apakah konten tersebut dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) atau tidak. Kredensial ini akan dikaitkan secara permanen pada konten, di mana pun konten tersebut diterbitkan, sehingga keasliannya dapat terus teridentifikasi.
“Kredensial ini akan membantu para pembuat konten dalam menegaskan bahwa suatu gambar atau video adalah buatan mereka. Selain itu, hal ini juga dapat melindungi konten dari upaya mengutak-atik dengan mengidentifikasi apakah konten diubah setelah kredensialnya dicantumkan,” ujar mereka.
Hadirnya Tim Pembantu Kampanye
Selain menghadirkan layanan kredensial, Microsoft juga menghadirkan tim pembantu kampanye. Tim ini akan memberikan saran dan masukan kepada peserta pemilu terkait kecerdasan buatan (AI), pencegahan menyebarnya pengaruh siber, hingga melindungi keaslian konten.
Perusahaan raksasa teknologi ini juga akan memberikan pembinaan kepada sebuah hub komunikasi pemilu guna menyokong pemerintah negara-negara di dunia dalam mengembangkan sistem pemilu yang aman dan tepercaya.
Pengguna layanan ini dapat mengakses dukungan Microsoft jika menghadapi tantangan keamanan besar dalam penyelenggaraan pemilu.
Selain bantuan teknis, Microsoft berkomitmen mendukung pengubahan undang-undang dan regulasi sebagai pencegahan digunakannya teknologi untuk menyebarkan konten hoaks, seperti deepfake atau konten buatan AI lainnya.
“Kami mulai upaya itu hari ini dengan menyatakan dukungan terhadap RUU bipartisan terkait Perlindungan Pemilu dari Penipuan AI di Amerika Serikat,” tegas Smith dan Hutson.
Mereka juga akan bekerja sama dengan organisasi tepercaya yang akan menyalurkan informasi kredibel terkait pemilu pada situs mesin pencari mereka, Bing. Hal ini bertujuan untuk memastikan pemilih mendapatkan informasi dari sumber-sumber tepercaya.
“Kami juga akan merilis laporan rutin terkait upaya pengaruh-pengaruh asing yang jahat sebagaimana diteliti dan dilaporkan oleh tim MTAC,” jelas mereka.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.