Liputan6.com, Jakarta Sebuah toko permen yang lusuh di pinggiran Kota Tokyo, Jepang, mencuri perhatian publik. Sekilas toko itu tampak menyeramkan, sebab selama bertahun-tahun silam, toko itu hanya membuka setengah dari pintu etalasenya.
Baca Juga
Orang-orang yang melintasi toko itu selalu dibuat bertanya hingga curiga, jangan-jangan toko itu menjadi modus kejahatan untuk kasus penculikan anak. Sebab toko yang mengatasnamakan Candy Store itu, jauh dari kesan toko yang menjual permen.
Seorang wartawan dari RocketNews bernama Ryo kemudian melakukan penyelidikan tentang kebeneran toko itu. Dilansir World of Buzz, Ryo akhirnya masuk ke toko lusuh dan gelap itu untuk mencari tahu lebih dalam.
Ryo memasuki toko dengan badan sedikit membungkuk karena ukuran pintu yang kecil. Benar saja, kesan horor lantas menyelimuti siapa saja orang yang masuk, pun Ryo. Terlintas pikiran untuk kembali namun, Ryo sudah terlanjur masuk ke dalam.
"Hanya ada gelap, dan kesan horor menyelimuti. Mungkin pemiliknya malas," tulis Ryo.
Anehnya, ketika Ryo telah sepenuhnya berada di dalam toko, ia menyadari bahwa toko itu tidak menjual permen. Ia terus memeriksa dan sejauh mata memandang hanya ada rokok.
"Tidak ada permen atau cokelat. Hanya ada rokok yang dijual di sana. Aku menyadari ada yang tidak beres dengan toko ini," ujar Ryo.
Tak lama, Ryo dikagetkan dengan suara dari ujung lorong toko. "Irasshaaaiiiii!" (Selamat Datang). Ryo gugup, kini telah berdiri di depannya lelaki tua berusia 90 tahun yang tak lain adalah pemilik toko. Namanya, Yoshio Uchiyama.
Kepadanya Ryo meongorek cerita, tentang mengapa hanya membuka setengah dari pintu toko dan mengapa hanya menjual rokok padahal etalase tertulis toko permen?
Uchiyama mengatakan, ia telah membuka toko itu sejak 50 tahun silam. Mulanya memang toko permen, ada berbagai macam permen dan coklat di toko itu. Namun seiring memudarnya stamina, Uchiyama mengatakan hanya menjual rokok saja.
Bahkan sebenarnya, Uchiyama berniat menutup toko itu untuk selamanya. Ia ingin menikmati masa tuanya dengan meminum teh dan berkebun, namun alasan Uchiyama tetap menjaga toko itu cukup mengejutkan.
Rupanya, sekira 2 tahun lalu, Uchiyama pernah kedatangan pembeli. Sialnya pembeli itu lupa dan meninggalkan tasnya di etalase. Ia hanya tidak tahu harus memberitahu ke siapa.
Maka ia membuka sedikit tokonya sambil berharap, jika pembeli itu datang dan mengambil barangnya yang ketinggalan. "Jujur, saya ingin menutup toko ini semuanya. Tapi karena saya yakin, jika saya tutup pemilik tas itu akan datang dan mencarinya," ujar Uchiyama.
Mendapat jawaban seperti itu, Ryo lemas. Ia memandangi bagian bawah etalase dan mendapati sebuah tas hitam tergeletak. Di sampingnya ada sebuah kertas bertuliskan, 'Barang Lupa'.
Ryo tak banyak bicara, ia kemudian undur diri dan menghapus kesan buruk tentang toko itu. Bahkan ia keluar dan memandang dunia menjadi lebih baik, "Rupanya masih ada orang jujur di Jepang. Masih ada kemanusiaan. Jika kebetulan Anda lewat di sana, jangan lupa mampir.
Advertisement
(War)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6