Liputan6.com, Jakarta - Iran melarang wanita untuk menonton pertandingan sepak bola dari stadion. Peristiwa itu terjadi pada pertandingan internasional Kualifikasi Piala Dunia pada 29 Maret 2022.
Pertandingan antara Iran vs Lebanon itu diselenggarakan di stadion Imam Reza di kota timur laut Masyhad. Iran diketahui berhasil lolos ke babak selanjutnya dengan skor 2-0.
Dikutip dari France24, Jumat (1/4/2022), ratusan penonton wanita yang datang ke stadion tak bisa masuk karena pintu dikunci oleh petugas.
Advertisement
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sudah Membeli Tiket
Menurut laporan kantor berita ISNA, sekitar 2.000 wanita Iran yang dilarang masuk ke stadion itu telah membeli tiket pertandingan.
"Sebanyak 12.500 tiket terjual untuk pertandingan ini, 2.000 di antaranya dibeli oleh wanita," kata kantor berita ISNA.
Advertisement
Tanggapan Petinggi Iran
Mohsen Davari selaku gubernur Mashhad angkat bicara terkait hal tersebut. Kepada stasiun televisi IRIB, dia meminta maaf karena banyak wanita yang sudah membeli tiket tidak dapat masuk ke stadion.
"Saya meminta maaf karena banyak orang yang tak bisa memasuki stadion," katanya.
Kontroversi itu juga mendapat perhatian dari Presiden Iran, Ebrahim Raisi. Pada Rabu (30/3/2022), Ebrahim langsung memerintahkan kementerian dalam negeri untuk menyelidiki peristiwa itu.
Aturan Lama
Larangan menonton sepak bola di stadion bagi wanita ini diketahui sudah berlaku sejak 1979. Peraturan itu dibuat berdasarkan keputusan ulama yang berpendapat bahwa wanita tak boleh melihat pria berpakaian pendek.
Pada September 2019, aturan tersebut pernah dihilangkan sesuai dengan arahan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Namun, aturan itu kembali muncul saat Piala Dunia 2022.
Advertisement
Tragedi
Pada 2018, aturan tersebut pernah menimbulkan tragedi yang menyedihkan. Suporter wanita bernama Sahar Khodayari tewas akibat membakar diri. Aksi itu merupakan bentuk protes terhadap hukuman 6 tahun penjara yang dijatuhi pengadilan untuk dirinya.
Sahar dihukum karena ketahuan menonton pertandingan dengan menyamar sebagai pria. Kematian Sahar kemudian memicu protes masyarakat agar Iran diboikot dari pertandingan.