Ini 4 Alasan yang Bikin Jakarta Makin Macet Usai Hujan

Hujan deras yang mengguyur sebagian besar kawasan Ibukota DKI Jakarta mengakibatkan beberapa ruas jalan protokol mengalami kemacetan. Apa alasannya?

oleh Azizah Savira diperbarui 13 Okt 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 06:00 WIB
hujan es dan angin kencang menyebabkan pohon tumbang di sawangan depok
Tiang PJU terkena dampak akibat pohon tumbang di pinggir Jalan Raya Sawangan Depok, Minggu (09/10/20222). Setelah hujan es disertai angin kencang , banyak rumah warga yang bocor, angin kencang menumbangkan pohon-pohon besar di jalan Hingga memacetkan jalan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak bulan September, Jakarta dan sekitarnya sudah memasuki musim hujan. Hujan deras yang mengguyur sebagian besar kawasan Ibu Kota DKI Jakarta mengakibatkan beberapa ruas jalan protokol mengalami kemacetan. Kemacetan di Ibu Kota sebenarnya sudah biasa terjadi. Namun, kemacetan di Ibu Kota dan sekitarnya saat musim hujan dianggap lebih parah dibandingkan kemacetan hari biasanya.

Kemacetan yang makin parah saat hujan disebabkan oleh beberapa hal. Selain karena genangan, ada pula beberapa hal makin membuat pengendara stres menghadapi kemacetan.

Adanya kemacetan tersebut dikeluhkan oleh sebagian masyarakat karena dinilai membuat waktu terbuang percuma termasuk juga boros terhadap bahan bakar. Namun ada beberapa penyebab kemacetan di ibu kota dan sekitarnya lebih parah dari biasanya. Berikut ini beberapa penyebabnya, seperti dilansir Antaranews.com:

1. Banjir                                                   

Banjir di Jakarta menjadi fenomena tahunan yang terus berulang tanpa pernah tuntas untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Jakarta.

Banjir di Jakarta mengakibatkan dampak besar bagi masyarakat, terutama menghambat aktivitas. Tak hanya menghambat aktivitas, banjir juga tentunya berimbas pada sektor perekonomian masyarakat Ibu Kota. Terlebih lagi, banyak moda transportasi umum yang terkendala untuk beroperasi. Hal tersebut menyebabkan bertambahnya kemacetan.

2. Meneduh Sembarangan

Biasanya pengendara bermotor terburu-buru  suka meneduh sembarangan dan memarkirkan kendaraannya sembarangan. Hal tersebut membuat pengendara kendaraan lain jadi mengalami kesulitan melewati jalanannya dikarenakan jalan yang dilewati menjadi sempit.

Karena jalanan yang menyempit jadi kendaraan harus secara bergantian melewati jalan tersebut, jadi terjadilah kemacetan.

Jalanan yang Rusak

Macet parah akibat banjir di kawasan Rawalumbu, Kota Bekasi
Jalan Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat macet sepanjang kurang lebih satu kilometer imbas banjir. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

3. Kendaraan yang Overload

Selanjutnya yang menyebabkan kemacetan setelah hujan adalah kendaraan yang overload. Saat hujan banyak kendaraan yang berteduh sehingga jalanan sepi, namun setelah hujan semua pengendara yang berteduh kembali melanjutkan perjalanan sehingga jalan menjadi langsung penuh sehingga menyebabkan kemacetan.

4. Jalanan yang Rusak

Di daerah Ibu Kota, banyak jalanan yang rusak akibat pengendara mobil besar dan cuaca. Setelah hujan pengendara kendaraan menjadi hati-hati atau pelan-pelan saat membawa kendaraan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti jatuh. Oleh sebab itu pengemudi sebaiknya menghindari beberapa kesalahan kecil yang dapat berakibat fatal.

Dilansir antaranews.com berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan saat berkendara pada waktu hujan:

Menjaga kondisi ban

Ban merupakan komponen kendaraan yang sangat penting karena hanya ban yang melakukan kontak langsung dengan jalan. Oleh karenanya, pastikan kondisi ban dengan memeriksa tekanan angin, telapak, alur, dan dinding ban dari potensi aus dan rusak.

Periksa Komponen Mobil

Jalanan Ibu Kota Tetap Macet
Sejumlah pengendara motor terjebak kemacetan saat melintasi kolong jalan layang (flyover) Semanggi, Jakarta, Senin (16/3/2020). Meski Presiden Jokowi mengeluarkan imbauan masyarakat untuk bekerja di rumah, namun beberapa ruas jalan di Ibu Kota masih mengalami kemacetan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Selain ban, masih ada komponen kendaraan lain yang wajib diperiksa seperti lampu dan wiper pada mobil, termasuk cairan pembersih kaca. Lampu depan yang tidak berfungsi dengan baik justru mengganggu pandangan. Lampu senja, sein, dan rem yang mati membuat pengguna jalan lain tidak bisa memantau manuver AutoFamily.

Mengukur kemampuan

Mengemudi kendaraan di jalan basah akibat hujan tidak bisa disamakan dengan mengemudi dj jalan kering. Sangat dianjurkan untuk mengurangi kecepatan mobil agar lebih mudah memantau kondisi sekitar dan mengendalikan mobil kala melewati genangan air.

Menjaga Perilaku Berkendara

Saat hujan turun, kinerja komponen penting seperti rem dan ban akan menurun drastis. Jangan sampai terpancing emosi dengan melakukan manuver berbahaya seperti memacu mobil atau pindah jalur tiba-tiba. Apalagi bila kondisi jalan macet biasanya kesabaran dari pengendara akan diuji supaya tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang merugikan banyak pihak.

Waspadai Genangan Air

Waspada Cuaca Ekstrem di Jakarta
Sejumlah kendaraan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/2/2022). BMKG mengungkapkan potensi curah hujan meningkat dan cuaca ekstrem sepanjang 17-23 Februari 2022. Sejumlah wilayah diminta waspada dampak yang terjadi dari cuaca buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Harus waspada melewati genangan air

Jaga kewaspadaan dan kurangi kecepatan ketika melalui genangan air. Perhatikan baik-baik dengan mengamati mobil yang ada di depan dan tidak melakukan pengereman mendadak yang bisa membuat mobil hilang kendali. Cukup angkat kaki dari pedal gas dan jaga jarak aman dengan kendaraan lain di depan. Tidak bermain ponsel atau kegiatan yang mendistraksi fokus juga dapat menjaga kewaspadaan.

Menyalakan lampu hazard pada mobil

Lampu hazard hanya dipakai saat berhenti di kondisi darurat. Misal saat berhenti di bahu jalan tol untuk mengganti ban yang bocor. Cukup nyalakan lampu senja atau fog lamp waktu hujan turun. Atau jika pandangan terbatas bisa dibantu lampu utama. Lampu hazard justru mengganggu pandangan dan membuat bingung pengguna jalan lain jika digunakan tidak semestinya.

Rutinkan servis berkala

Sederhana saja, servis berkala memastikan seluruh komponen mobil dapat berfungsi optimal, termasuk saat hujan turun. Selain itu, spare parts yang sudah waktunya diganti karena usia pakai, aus atau rusak harus segera diganti dengan yang baru untuk menjaga kinerja mobil.

 

 

Infografis cara aman berkendara di musim hujan.
Infografis cara aman berkendara di musim hujan. (Foto: Huyogo Simbolon)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya