Liputan6.com, Jakarta - Malam mencekam dan terjadinya kerusuhan saat terjadinya tragedi halloween Itaewon pada Sabtu, 29 Oktober lalu membuat masyarakat yang menghadiri perayaan Halloween tersebut segera menghubungi pihak kepolisian melalui kontak darurat 112.
Dikutip dari laman Yonhap, pada Kamis (3/10/2022), pihak kepolisian menjelaskan kalau saat itu banyak panggilan yang masuk ke kontak darurat 112 dan tidak semua panggilan terjawab.
Baca Juga
Bahkan di media sosial, ada warga yang mengeluh soal pelayanan pihak kepolisian Korsel yang terkesan lamban dan mengabaikan panggilan darurat dari lokasi kejadian.
Advertisement
Diketahui, Sistem Tanggap Darurat Polisi termasuk penanganan panggilan darurat untuk bantuan dan sistem pelaporan komando, tampaknya tidak berfungsi dengan baik beberapa jam sebelum kecelakaan yang merenggut sedikitnya 156 nyawa itu.
Polisi dan otoritas administratif seharusnya membuat keputusan dengan cepat untuk mengatasi krisis, tetapi sistem pelaporan komando mereka tampaknya berjalan lambat dan tidak efisien.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan dan pihak kepolisian Korea Selatan, pusat panggilan darurat 112 polisi menerima panggilan bantuan pertama pada pukul 18:34.
Dalam panggilan tersebut, seseorang yang mengatakan bahwa orang-orang kemungkinan akan mati karena lonjakan massa di Itaewon.
Setelah itu, polisi menerima 10 panggilan darurat lagi dari Itaewon hingga pukul 22:15, dan delapan di antaranya tergolong darurat yang segera memerlukan mobilisasi polisi.
Namun, petugas polisi dikirim ke tempat kejadian untuk menanggapi hanya empat dari 11 panggilan darurat, dan mereka tidak secara aktif melakukan intervensi untuk mengendalikan kerumunan.
Terima Laporan Panggilan Darurat
Kepala Kantor Polisi Yongsan, yang mengawasi distrik Itaewon, tiba di lokasi kejadian pada pukul 22:17 waktu setempat, tetapi kepala Badan Kepolisian Metropolitan Seoul baru menerima laporan pertamanya tentang krisis tersebut pada pukul 23:34 waktu setempat.
Semua mengatakan, kepala polisi Seoul telah menyadari kacaunya keadaan di Itaewon, satu jam pasca terjadinya kerusuhan.
Selain itu, Yoon Hee Geun, Kepala Badan Kepolisian Nasional (NPA), baru menerima informasi terkait situasi di Itaewon 48 menit kemudian, pada Minggu pukul 00:14 dini hari.
Saat itu, beberapa agensi media sudah melaporkan puluhan orang yang mengalami serangan jantung di Itaewon.
Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Lee Sang-min, yang mengawasi polisi, pertama kali mengetahui kecelakaan itu pada Sabtu malam pukul 23:20, melalui pesan teks dari kementeriannya, bukan laporan langsung dari polisi.
Kemudian, presiden Yoon Suk Yeol menerima laporan pertamanya tentang kecelakaan itu pada pukul 23:01 waktu Seoul, melalui Dinas Pemadam Kebakaran Korea dan ruang situasi kantor kepresidenan.
Advertisement
Tuai Kritik Publik atas Keterlambatan
Buruknya manajemen risiko yang dilakukan oleh pihak kepolisian Korea Selatan atas keterlambatan menerima panggilan darurat saat terjadinya tragedi halloween di Itaewon menuai kritik pedas dari masyarakat Korea Selatan.
Melalui sebuah forum diskusi secara daring, sejumlah masyarakat melayangkan kritikan pedas mereka terhadap keterlambatan pihak polisi dan pemerintah.
“Melalaikan tugas berlaku untuk hukuman kriminal,” komentar seorang warga.
“Jika ini adalah fakta, polisi memiliki waktu dan kesempatan untuk mencegah apa yang terjadi, dan mereka harus bersiap untuk bertanggung jawab saat itu,” ujar warga lainnya.
“Ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa orang-orang telah meminta bantuan, tapi tidak ada yang dilakukan,” kata warga lainnya.
Aksi Heroik Polisi Kim
Terlepas dari lambatnya pihak kepolisian menerima dan menangani laporan, di lokasi kejadian ternyata ada seorang polisi yang menangani dan mengendalikan kerumunan massa tanpa menggunakan alat pengeras suara.
Nama polisi itu diketahui adalah Kim Baek Kyeom. Melalui video yang viral, terlihat Kim tengah berjuang sendirian untuk mengatur massa saat tragedi Itaewon terjadi.
Kim menuturkan bahwa ada rekan polisi lain yang juga turun bersamanya ke TKP setelah menerima panggilan. Kim mengatur massa sendirian di belakang Hotel Hamilton agar kerumunan tersebut tidak mendesak maju dan mendorong orang-orang di depan mereka.
Alasan ia tak menggunakan pengeras suara untuk mengatur massa karena menurutnya hal tersebut hanya membuang waktu karena situasi sudah tak karuan.
Kim juga menjelaskan kepada massa untuk mendengarkan arahannya agar bisa keluar dari kerumunan dengan selamat.
Pasca kejadian Itaewon, Kim selalu terngiang akan korban yang berjatuhan dan meminta maaf kepada keluarga korban karena tidak bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Advertisement