Studi: Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Penyakit Arteri Perifer

Studi terbaru mengungkapkan bahwa tidur kurang dari 7 hingga 8 jam sehari membuat jantungmu berisiko dan mengarah pada perkembangan penyakit arteri perifer (PAD).

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 23 Mar 2023, 12:02 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2023, 12:02 WIB
Studi: Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Penyakit Arteri Perifer
Studi: Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Penyakit Arteri Perifer (Ilustrasi Tidur Credit: pexels.com/Ketut)

Liputan6.com, Jakarta - Tidur menjadi hal yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan tiap individu. Memiliki kualitas tidur yang baik tentu akan membuat seseorang bisa melakukan aktivitas dengan baik.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal pada 16 Maret 2023, mengungkapkan bahwa tidur kurang dari 7 hingga 8 jam sehari membuat jantungmu berisiko dan mengarah pada perkembangan penyakit arteri perifer (PAD).

“Studi kami menunjukkan bahwa tidur selama tujuh hingga delapan jam semalam adalah kebiasaan yang baik untuk menurunkan risiko PAD,” kata penulis studi Dr. Shuai Yuan dari Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, seperti melansir dari Times of India, Kamis (23/3/2023).

Penyakit arteri perifer adalah ketika arteri lengan dan kaki menyempit karena pengendapan plak. Ini adalah salah satu gejala utama aterosklerosis, di mana aliran darah ke kaki dan lengan terganggu karena timbunan lemak.

Tanda-tanda umum PAD di antaranya: 

  • Mati rasa atau dingin di kaki bagian bawah
  • Denyut nadi lemah di kaki
  • Kram yang menyakitkan di pinggul
  • Perubahan warna kulit di kaki
  • Luka di kaki yang tidak kunjung sembuh
  • Disfungsi ereksi pada pria

Studi dilakukan dalam skala besar dalam dua bagian. Pada fase pertama, para peneliti mencoba memahami hubungan durasi tidur dan tidur siang dengan risiko PAD pada 650.000 peserta. 

Lalu pada fase kedua, mereka menggunakan informasi genetik untuk melakukan uji coba terkontrol secara acak alami—disebut pengacakan Mendel—untuk memeriksa kauslitas asosiasi.

Sementara pada 53.416 orang dewasa, kurang jam tidur bisa meningkatkan risiko PAD. 

“Hasilnya menunjukkan bahwa tidur malam yang singkat bisa meningkatkan kemungkinan mengembangkan PAD, dan memiliki PAD meningkatkan risiko kurang tidur,” kata penulis studi, Dr Yuan.

Apa yang menyebabkan kurang tidur?

Arti Mimpi Orang Meninggal
Ilustrasi Tidur Credit: pexels.com/Olive

Sementara pada beberapa individu, kondisi kesehatan tertentu membuat mereka kurang tidur sebagai kejadian normal, penggunaan gadget yang berlebihan menjadi penyebab kurang tidur.

Begadang sampai larut malam, bekerja sampai larut malam dan browsing internet sampai larut malam memang telah menjadi kebiasaan banyak individu. 

Untuk itu, pakar kesehatan terus-menerus memperingatkan terhadap kurang tidur dan kebiasaan tidur larut malam karena ini menimbulkan risiko hidup yang lebih besar, seperti yang ditemukan dalam penelitian ini.

 

Tidur berjam-jam jadi solusinya?

Ilustrasi wanita tidur, bermimpi
Ilustrasi wanita tidur, bermimpi. (Foto oleh Vlada Karpovich: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-wanita-tempat-tidur-pagi-5357341/)

Studi juga menarik kesimpulan tentang tidur dengan durasi yang panjang. Ditemukan bahwa tidur lebih dari 8 jam meningkatkan risiko PAD sebesar 24%.

“Hasil serupa dilaporkan untuk tidur siang, di mana orang yang tidur siang memiliki risiko PAD 32% lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur siang,” para peneliti menemukan.

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya