Misteri Fosil, Jejak Pertama Tulang Dinosaurus Terungkap di Tanah Afrika Sepuluh Abad Silam

Penemuan tulang dinosaurus pertama, biasanya Inggris abad ke-17, kini dipertanyakan. Ahli paleontologi dari Afrika menunjukkan bukti bahwa tulang dinosaurus mungkin ditemukan di sana 500 tahun sebelumnya. Informasi ini memperkaya sejarah penemuan fosil dan menyoroti pengetahuan lama masyarakat Afrika.

oleh Azmi Muharrika diperbarui 23 Jan 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2024, 00:20 WIB
Misteri Fosil, Jejak Pertama Tulang Dinosaurus Terungkap di Tanah Afrika Sepuluh Abad Silam
(Sumber: Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Pengakuan mengenai penemuan tulang dinosaurus pertama sering kali diberikan kepada peneliti asal Inggris pada abad ke-17 hingga ke-19, sebagaimana terdokumentasi dalam karya Robert Plot pada tahun 1676 yang berjudul 'The Natural History of Oxfordshire.'

Namun, para ahli paleontologi dari Universitas Witwatersrand dan Universitas Nelson Mandela mengungkapkan bukti menarik bahwa tulang dinosaurus pertama kemungkinan telah ditemukan di Afrika, sekitar 500 tahun sebelum Plot menggambarkannya. Fakta ini membuka peluang baru dalam sejarah penemuan fosil dinosaurus dan membangkitkan rasa kagum terhadap pengetahuan lama yang dimiliki oleh masyarakat Afrika mengenai fosil-fosil tersebut.

1. Penemuan Pertama di Afrika

Penemuan Pertama di Afrika
(Sumber: Poskota.com)

Afrika sebagai asal manusia dan wilayah dengan geologi yang beragam, memberikan kontribusi besar pada penemuan fosil dinosaurus. Dengan adanya formasi batuan seperti Kem Kem di Maroko, lembah Fayum di Mesir, Rift Valley di Afrika Timur, dan dataran Karoo di Afrika Selatan, benua ini telah menjadi lokasi penemuan berbagai fosil yang selalu diakses oleh nenek moyang kita.

Selain itu, dalam makalah yang dipublikasikan oleh Geological Society, London, Special Publications, ditekankan peran penting pemandu lokal, seperti suku Tuareg di Niger dan suku Mwera di Tanzania. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang fosil-fosil sebelum era ilmu paleontologi. Hal ini menggambarkan bahwa warisan fosil yang kaya di Afrika telah lama diakui dan dimanfaatkan oleh komunitas lokal sebelum menjadi fokus penelitian ilmiah.

2. Penampungan Batu Bolahla di Lesotho

Penampungan Batu Bolahla di Lesotho
(Sumber: Indonesia Window)

Penelitian kami menyoroti temuan menarik di situs arkeologi Bolahla, Lesotho yang menjadi tempat perlindungan batu dari Zaman Batu Akhir. Berbagai teknik penanggalan menunjukkan bahwa masyarakat Khoesan dan Basotho mendiami situs ini pada periode abad ke-12 hingga ke-18 (1100-1700 M).

Situs perlindungan ini terletak di perbukitan Lesotho dan terbentuk dari sedimen yang mengkonsolidasi lebih dari 180 hingga 200 juta tahun yang lalu, pada zaman dinosaurus pertama. Lokasi ini dikenal sebagai tempat kelahiran Massospondylus carinatus, dinosaurus berkepala kecil dan berleher panjang.

Fosil tulang dari spesies ini melimpah di wilayah tersebut, dan pada tahun 1990, penemuan menarik terjadi ketika arkeolog menemukan tulang jari Massospondylus yang telah dipindahkan ke dalam gua. Selain itu, tulang-tulang ini mungkin memiliki nilai budaya, seperti digunakan dalam ritual penyembuhan tradisional atau diidentifikasi sebagai monster legendaris seperti 'Kholumolumo' oleh suku Basotho.

Temuan ini membuka kemungkinan bahwa penduduk Lesotho telah mengumpulkan tulang-tulang dinosaurus hingga 500 tahun sebelum penemuan Plot di Inggris. Pengetahuan ini memberikan pandangan baru tentang interaksi manusia dengan fosil dinosaurus dan menciptakan narasi yang mencakup aspek budaya serta kepercayaan masyarakat lokal terhadap fosil-fosil tersebut.

3. Pengetahuan Awal tentang Makhluk Punah

Pengetahuan Awal tentang Makhluk Punah
(Sumber: Katadata.com)

Fosil-fosil dinosaurus menjadi bagian dari ingatan bersama masyarakat sebelum era ilmiah, menciptakan mitos dan legenda di berbagai belahan dunia. Di Aljazair, jejak kaki dinosaurus dianggap sebagai milik 'Burung Roc' yang legendaris, memberikan bukti tentang bagaimana masyarakat lokal memberikan makna magis pada fosil.

Amerika Utara juga memiliki sejarah yang kaya, dengan suku Anasazi yang melukis gua dengan jejak kaki dinosaurus antara tahun 1000 dan 1200 Masehi. Di Australia, penduduk asli mengidentifikasi jejak kaki dinosaurus sebagai milik 'Emu-man' dalam warisan mitologis mereka. Bahkan di Asia, umat Hindu telah melakukan pemujaan terhadap fosil kerang laut yang berbentuk melingkar, dikenal sebagai 'Shaligram,' selama lebih dari 2.000 tahun, menunjukkan bagaimana berbagai budaya memberikan makna dan nilai spiritual pada fosil-fosil purba.

Sejarah pertemuan manusia dengan fosil-fosil dinosaurus tidak hanya melibatkan mitos, tetapi juga interaksi langsung. Pada tahun 1519, penakluk terkenal Hernan Cortes menerima fosil tulang paha Mastodon dari suku Aztec di Meksiko. Ini mencerminkan bahwa fosil-fosil dinosaurus tidak hanya dianggap sebagai benda mistis, tetapi juga memiliki nilai sebagai objek pertukaran budaya dan hadiah antar peradaban.

Sebagai bagian dari warisan manusia, interaksi ini menunjukkan bahwa kehadiran fosil-fosil purba telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan dan keyakinan masyarakat di seluruh dunia selama berabad-abad.

4. Mengklaim Kredit

Fakta bahwa masyarakat di Afrika memiliki pengetahuan tentang fosil terlihat dari cerita rakyat dan catatan arkeologi, namun masih banyak yang perlu dikaji. Di sisi lain, ahli paleontologi asli Afrika tampaknya jarang menggunakan fosil untuk pengobatan tradisional, sehingga timbul pertanyaan apakah ini mencerminkan ciri budaya yang unik ataukah karena kurangnya pemahaman yang menyeluruh. Situs-situs fosil terkemuka seperti hamparan Kem Kem di Maroko dan gua Tempat Lahir Manusia di Afrika Selatan masih belum memberikan bukti kuat tentang pengetahuan masyarakat adat, menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan hubungan yang lebih mendalam antara budaya lokal dan warisan fosil.

Tradisi terkait fosil dapat menjadi jembatan penting antara masyarakat lokal dan ahli paleontologi, mendukung pelestarian situs-situs warisan penting. Dengan melakukan eksplorasi paleontologi asli di Afrika, tim peneliti berupaya mengumpulkan potongan-potongan masa lalu yang terlupakan, memberikan penghargaan kepada komunitas lokal, dan berharap dapat menginspirasi generasi baru ahli paleosaintis lokal untuk melanjutkan penelitian dan mengikuti jejak para pemburu fosil pertama di benua Afrika.

Question ans Answer

1. Apakah fosil dinosaurus ditemukan di Indonesia?

Dari seluruh wilayah Indonesia, hanya Pulau Kalimantan yang tergolong sebagai bagian dari Eurasia pada Era Mesozoikum. Sayangnya, pencarian fosil dinosaurus di Pulau Kalimantan menjadi sulit karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan gambut, dan penelitian memerlukan biaya yang besar.

 

2. Berapa lama dinosaurus hidup di bumi?

Dinosaurus pertama kali muncul pada zaman Mesozoikum atau zaman pertengahan dan diperkirakan punah setelah menghuni bumi selama 230 juta tahun.

 

3. Apa bukti bahwa dinosaurus itu ada?

Dinosaurus, sebagai hewan raksasa pada zaman purba, dapat dikenali melalui fosil-fosil seperti tulang, gigi, cakar, dan tanduk yang ditemukan sebagai jejak keberadaannya.

 

4. Apakah dinosaurus bisa dihidupkan kembali?

Informasi dari laman Scientific American menunjukkan bahwa struktur DNA dinosaurus terlalu tua untuk ditemukan dalam keadaan utuh.

 

5. Apa yang menyebabkan zaman dinosaurus berakhir?

Seperti yang kita ketahui, kepunahan dinosaurus terjadi akibat dampak asteroid terhadap Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu. Bahkan, hantaman asteroid yang dahsyat tersebut menyebabkan musim dingin ekstrem dan menyebabkan kehilangan sekitar 75 persen kehidupan di Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya