Klub Sepakbola Ukraina Galang Dana Melalui Penjualan NFT

Lelang telah dimulai sejak 7 Mei dan akan berlangsung selama seminggu.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 09 Mei 2022, 18:44 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2022, 08:39 WIB
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Liputan6.com, Jakarta - Marketplace NFT Binance pada Jumat mengumumkan peluncuran koleksi NFT FC Shakhtar Donetsk, salah satu klub sepakbola profesional top Ukraina. 

Shakhtar akan melelang sembilan jersey bertanda tangan dalam bentuk NFT sebagai bagian dari inisiatif 'Football for Peace'. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk mendukung anak-anak Ukraina yang terkena dampak permusuhan militer di negara mereka dengan menyelenggarakan pertandingan persahabatan dan menyumbangkan hasil dari tiket. 

Binance merinci dalam sebuah posting blog, menyebut lelang telah dimulai sejak 7 Mei dan akan berlangsung selama seminggu. 

"Penawar tertinggi masing-masing akan menerima jersey FC Shakhtar Donetsk edisi terbatas dengan logo 'Football for Peace' di atasnya," tulis platform perdagangan NFT Binance, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (9/5/2022). 

Jersey tersebut akan ditandatangani oleh semua pemain dan pelatih Shakhtar, termasuk bintang Ukraina Taras Stepanenko, Mikhail Mudryk, dan Andriy Pyatov.

Selanjutnya, 10.000 Kotak Misteri NFT akan disiapkan untuk dijual dengan harga 10 Binance USD (BUSD). Mereka juga akan tersedia di Binance NFT Marketplace mulai Sabtu. 

Hasil dari lelang dan penjualan kotak misteri akan disumbangkan ke Dana Sosial Shakhtar dan Dana Bantuan Amal Binance. Uang itu akan digunakan untuk membantu warga Ukraina yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

CEO FC Shakhtar Donetsk, Sergei Palkin mengatakan berdedikasi untuk membantu komunitas Ukraina untuk keluar dari krisis saat ini. 

"Sepanjang krisis yang sedang berlangsung di Ukraina, aset digital, termasuk NFT, telah memainkan peran penting dalam memberikan bantuan yang cepat, efisien, dan sederhana kepada mereka yang membutuhkan,” kata Palkin kepada Binance NFT.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bergantung pada Cryptocurrency

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto

Sejak Rusia meluncurkan invasi militernya pada akhir Februari, Ukraina semakin bergantung pada sumbangan cryptocurrency dan telah mengumpulkan jutaan dolar dalam koin digital untuk mendanai pertahanannya dan memecahkan masalah kemanusiaan. 

Anggota komunitas kripto dan negara lain telah memberikan atau menjanjikan dukungan untuk upaya ini.

Shakhtar awalnya berbasis di kota Donetsk, Ukraina Timur, yang saat ini dikendalikan oleh pasukan separatis pro-Rusia. Konflik militer di wilayah Donbas memaksa klub sepak bola untuk memindahkan markasnya ke Kyiv. Sejak 2014, Shakhtar telah memainkan pertandingan kandangnya di Lviv, Kharkiv, dan ibu kota Ukraina.

Pertukaran Kripto Binance Batasi Layanan di Rusia

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi kripto

Sebelumnya, pertukaran cryptocurrency terbesar di dunia, Binance menonaktifkan akun klien utamanya di Rusia, memotong layanannya di negara itu sejalan dengan sanksi Uni Eropa.

Binance memberi tahu pengguna warga negara Rusia dan orang-orang yang tinggal di negara itu, serta perusahaan yang berbasis di sana, yang memiliki kripto senilai lebih dari Rp 157,6 juta, akan dilarang membuat setoran atau perdagangan baru.

Meskipun begitu, klien yang terkena dampak pembatasan tersebut masih dapat menarik dana mereka dari Binance.

"Akun untuk pengguna yang terhubung ke Rusia yang telah menyelesaikan pemeriksaan alamat dan menyimpan kripto senilai kurang dari EUR 10.000 akan tetap aktif,” isi pengumuman Binance, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 26 April 2022.

Dalam paket sanksi kelimanya terhadap Rusia, UE bulan ini menargetkan dompet digital yang digunakan untuk menyimpan, mengirim, menerima, dan membelanjakan mata uang kripto, bagian dari upaya yang lebih luas untuk menutup celah potensial yang memungkinkan orang Rusia memindahkan uang ke luar negeri.

Binance, bersama dengan bursa utama AS Coinbase Global dan Kraken, telah menolak panggilan dari Kyiv untuk larangan total pada pengguna Rusia setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara tersebut.

Sebelumnya Binance mengatakan pada Maret pihaknya tidak akan "membekukan jutaan akun pengguna yang tidak bersalah secara sepihak", tetapi akan memastikan kepatuhan terhadap sanksi.

Pertukaran Kripto Binance dan Whitebit Tawarkan Bantuan untuk Pengungsi Ukraina

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi kripto

Sebelumnya, Pertukaran cryptocurrency terkemuka di dunia, Binance, akan meluncurkan “kartu kripto amal” bulan ini bagi mereka yang terpaksa meninggalkan Ukraina dan membutuhkan bantuan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov di Telegram, setelah percakapan dengan CEO Binance, Changpeng Zhao.

Fedorov juga mencatat pertukaran kripto terus bekerja dengan departemennya pada adopsi cryptocurrency dan berencana untuk mendukung proyek pendidikan di ruang digital. Proyek itu dapat membantu lebih banyak orang Ukraina memperoleh keterampilan digital dan kualifikasi profesional baru.

Fedorov, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri di Kyiv, menyoroti Binance yang telah berkomitmen memberikan USD 10 juta atau sekitar Rp 143,6 miliar ke Ukraina dan bermaksud untuk meningkatkan jumlahnya menjadi USD 20 juta dalam waktu dekat.

Sumbangan kripto yang dikumpulkan melalui Binance Charity membiayai inisiatif kemanusiaan dari organisasi non-pemerintah lokal dan antar pemerintah utama.

Sementara itu, pertukaran kripto Ukraina Whitebit telah menandatangani nota kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri negara itu. Perusahaan baru-baru ini mengatakan dapat membantu orang-orang yang meninggalkan Ukraina untuk melarikan diri dari konflik berlangsung.

“Kami terus bekerja, menjalin kerja sama dengan negara, dan membantu Ukraina. Dengan meningkatkan bisnis di negara lain, kami meningkatkan proyek sosial yang penting untuk menjaga demokrasi dan nilai-nilai Eropa,” pernyataan Whitebit Dalam posting blog yang baru-baru ini diterbitkan, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis, 21 April 2022.

Whitebit juga bermaksud untuk memberikan bantuan kepada Layanan Konsuler Ukraina di negara-negara di mana ia memiliki kantor dan memfasilitasi transisi lembaga diplomatik asing ke ruang digital bebas hambatan.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis kripto
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya