Liputan6.com, Jakarta - Tak dipungkiri 2022 menjadi salah satu tahun terburuk untuk industri kripto. Peristiwa negatif lebih banyak terjadi yang mendorong harga berbagai kripto, terutama Bitcoin terus turun. Bahkan nyaris tak ada peristiwa yang menjadi katalis positif untuk aset kripto sepanjang 2022.
Mulai dari turunnya harga kripto, keruntuhan berbagai perusahaan kripto besar, regulasi berbagai negara yang memperketat penggunaan kripto. Berikut berbagai peristiwa yang terjadi pada industri kripto dalam kaleidoskop 2022.
Baca Juga
Harga Kripto Terus Turun
Advertisement
Saat ini ada sekitar 21.844 kripto di dunia, menurut data dari Coinmarketcap per November 2022. Dari puluhan ribu koin kripto, Bitcoin menjadi kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Harga Bitcoin terus turun sepanjang 2022. Pada 20 Desember 2021, bitcoin diperdagangkan seharga USD 46.406 (Rp 725,4 juta) atau telah kehilangan sekitar 63 persen nilai tahun ini. Berdasarkan data dari Statista harga Bitcoin paling tinggi sepanjang 2022 dicapai pada Maret yaitu di level USD 47.000.
Adapun ethereum aset kripto terkemuka kedua merosot 69 persen selama setahun terakhir. ETH dihargai USD 3.847 per unit tahun lalu, saat ini hanya berharga USD 1.224.
Perubahan Deretan Kripto 10 Teratas
Sejumlah token telah tergusur dari 10 besar, sementara koin baru telah ditambahkan. 10 kapitalisasi pasar kripto terbesar tahun lalu termasuk bitcoin (BTC), ethereum (ETH), bnb (BNB), tether (USDT), solana (SOL), koin usd (USDC), xrp (XRP), cardano (ADA) , terra (LUNA), dan avalanche (AVAX).
12 bulan kemudian, SOL telah dikeluarkan dari sepuluh besar, LUNA meledak dan berputar di bawah satu sen AS per koin, dan AVAX juga didorong keluar dari sepuluh besar klasemen.
Pada 20 Desember 2021, hanya ada dua stablecoin yang masuk dalam sepuluh besar, dan hari ini untuk pertama kalinya dalam sejarah tiga stablecoin masuk dalam sepuluh besar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Perang Rusia-Ukraina
Perang Rusia Ukraina
Rusia resmi meluncurkan serangan pertama pada Ukraina pada Februari 2022. Sejak saat itu, harga kripto terdampak dan terus turun karena adanya ketegangan geopolitik. Meskipun begitu, kripto digunakan Ukraina sebagai salah satu sumber dana sumbangan dari berbagai donatur.
The Fed Menaikkan Suku Bunga
Harga kripto sepanjang 2022 juga sangat terpengaruh kebijakan dari The Fed AS yang mengambil kebijakan lebih ketat sehingga terus menaikkan suku bunga. Kebijakan lebih ketat ini diambil The Fed untuk memulihkan ekonomi karena terdampak dari ketegangan geopolitik yang terjadi di Rusia dan Ukraina.
Kenaikan suku bunga oleh The Fed menjadi salah salah satu katalis negatif bagi pergerakan kripto sepanjang 2022. Para analis hingga investor selalu menunggu perilisan data suku bunga dari The Fed.
Runtuhnya Ekosistem Terra
Ekosistem Terra menjadi salah satu ekosistem kripto terbesar di dunia yang di dalamnya terdapat dua kripto yaitu Luna Coin dan Terra USD (USDT). Sejak awal pekan kedua Mei 2022, pasar kripto mengalami penurunan yang masih terjadi hingga hari ini. Kripto jajaran teratas kompak terkoreksi cukup dalam.
Advertisement
The Merge Ethereum
Jaringan Terra memiliki stablecoin yang disebut Terra USD (UST). Stablecoin sendiri adalah kripto yang harganya ditopang dengan aset lainnya, seperti dolar AS sehingga harganya dipatok 1 banding 1 dengan dolar AS.
Sayangnya, UST tidak bisa menahan patokan harganya dan jatuh di bawah USD 1,00. Jika dibandingkan dengan Stablecoin lainnya seperti USDT, USDC, dan BUSD, mereka masih bisa bertahan lebih stabil di tengah kondisi pasar kripto yang semakin memburuk.
Kripto jaringan Terra lainnya yaitu Luna juga bernasib sama kehilangan nilainya sejalan dengan penurunan yang terjadi pada UST. Hingga saat ini CEO Terraform Labs pemilik ekosistem Terra, Do Kwon masih menjadi buronan interpol. Informasi terakhir, Kwon melarikan diri ke Serbia.
The Merge Ethereum
Ethereum, blockchain yang menopang token Ether, kripto terbesar kedua di dunia, menjalani peningkatan perangkat lunak besar yang menjanjikan untuk memangkas jumlah energi yang dibutuhkan untuk membuat koin baru dan melakukan transaksi.
Blockchain Ethereum akan bergabung dengan blockchain terpisah, secara radikal mengubah cara memproses transaksi dan bagaimana token Ether baru diproduksi.
Sistem baru, yang dikenal sebagai proof-of-stake atau "bukti kepemilikan", akan memangkas konsumsi energi blockchain Ethereum hingga 99,9 persen. Sebagian besar blockchain, termasuk Bitcoin, menghabiskan energi dalam jumlah besar, memicu kritik dari beberapa investor dan pencinta lingkungan.
Bangkrutnya Pemain Besar Kripto
Bangkrutnya Pemain Besar Industri Kripto
Sepanjan 2022 banyak pelaku industri kripto besar yang mengajukan kebangkrutan di tengah fase yang disebut dengan crypto winter. Terbaru ada pertukaran kripto FTX yang mengajukan kebangkrutan Bab 11 di AS, menurut pernyataan perusahaan yang diposting di Twitter, pada Jumat (11/11/2022) waktu setempat.
Perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) mencari perlindungan dari kreditur di Amerika Serikat di bawah Bab 15 dari Kode Kepailitan di AS. yang memungkinkan debitur asing untuk melindungi aset AS, menurut pengajuan pengadilan pada Jumat (1/7/2022).
Runtuhnya 3AC akhirnya menyeret Celsius Network, salah satu dana investasi cryptocurrency paling signifikan dalam ekosistem, yang harus mengajukan kebangkrutan setelah mengalami defisit USD 1,19 miliar atau sekitar Rp 17,7 triliun di neraca.
Dilansir dari Decrypt, Celsius Network mengajukan perlindungan Bab 11 di AS pada Juli 2022 tak lama setelah 3AC mengajukan kebangkrutan.
Kasus Bangkrutnya FTX
FTX menjadi salah satu pertukaran kripto terbesar di dunia yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried dan menjadi kasus besar terbaru di industri kripto. FTX mengajukan kebangkrutan Bab 11 di AS, menurut pernyataan perusahaan yang diposting di Twitter, pada Jumat (11/11/2022) waktu setempat.
Advertisement
Adopsi Kripto
Kebangkrutan di FTX diakibatkan krisis likuiditas dan terungkap perusahaan menggunakan dana pelanggan tanpa sepengetahuan pelanggan terkait. Sekitar 130 perusahaan afiliasi tambahan adalah bagian dari proses, termasuk Alameda Research, perusahaan perdagangan kripto Bankman-Fried, dan FTX.us, anak perusahaan FTX di AS.
Adopsi Kripto
Di tengah sentimen negatif yang terjadi pada industri kripto, masih ada berita positif dari aset satu ini. Saat ini banyak negara kembangkan CBDC atau mata uang digital bank sentral untuk meminimalisir risiko dari kripto. Salah satunya Indonesia yang tengah menggarap proyek Rupiah Digital menggunakan teknologi berbasis blockchain.
Berbagai negara juga mulai merancang regulasi kripto positif misalnya menjadikan kripto sebagai pembayaran.
Terbaru, Kosta Rika berada di jalur untuk mengintegrasikan bitcoin sebagai bagian dari ekonominya. Pada Oktober 2022, anggota kongres Johana Obando memperkenalkan RUU yang berupaya menyetujui bitcoin dan cryptocurrency sebagai metode pembayaran yang diatur di negara tersebut, sebagai sarana untuk memodernisasi ekonomi.
Regulasi Kripto
Berbagai Negara Perketat Regulasi Kripto
Banyaknya sentimen negatif dari keruntuhan perusahaan kripto terbesar seperti FTX, membuat regulator di seluruh negara memperketat pengawasan kripto hingga perusahaan perdagangan kripto.
Terbaru, Kanada memperketat aturan kripto akibat dampak runtuhnya FTX. Administrator Sekuritas Kanada (CSA) akan memperkuat pendekatannya terhadap pengawasan kripto menyusul peristiwa baru-baru ini di pasar kripto akibat runtuhnya FTX. Hal itu disampaikan CSA dalam sebuah pernyataan.
Badan tersebut, yang terdiri dari regulator sekuritas dari masing-masing 10 provinsi dan tiga wilayah di Kanada, mengatakan akan memperluas persyaratan yang ada untuk platform yang saat ini beroperasi di negara tersebut.
Advertisement