Liputan6.com, Jakarta Harga Ethereum (ETH) jatuh sejak Jumat, 10 Februari 2023 dan berlanjut sepanjang akhir pekan. Ini memperpanjang kerugian ETH karena adanya kekhawatiran tentang tindakan keras peraturan AS terhadap kripto yang membebani investor.
Dialnsir dari CNBC, Senin (13/2/2023), Ether memimpin penurunan cryptocurrency, dengan harga turun 3 persen dan kini diperdagangkan di kisaran USD 1.526 atau setara Rp 23,17 juta (asumsi kurs Rp 15.188 per dolar AS), menurut data dari Coin Metrics. Pada satu titik ETH harus jatuh ke level terendah sejak 25 Januari.
Baca Juga
Kerugian kripto terbesar di dunia, Bitcoin lebih kecil atau turun sekitar 1 persen di kisaran USD 21.693 atau setara RP 329,4 juta dan juga diperdagangkan mendekati level terendah sejak akhir Januari.
Advertisement
Penurunan dimulai setelah pertukaran kripto Kraken menutup program staking sebagai bagian dari denda USD 30 juta atau setara Rp 455,6 miliar dengan Securities and Exchange Commission AS (SEC)
Awal minggu ini, CEO pertukaran kripto Coinbase, Brian Armstrong membunyikan alarm tentang kemungkinan tindakan keras regulasi terhadap layanan staking dan staking di AS yang mungkin sedang berlangsung.
Kegelisahan di pasar kripto berpusat pada layanan taruhan yang ditawarkan oleh bursa seperti Kraken dan juga Coinbase.
Staking adalah ketika investor mengunci cryptocurrency mereka untuk jangka waktu tertentu untuk mendapatkan bunga dan untuk mendapatkan posisi sebagai validator jaringan, yang berarti mereka memiliki kemampuan untuk memverifikasi dan memproses transaksi.
Staking tersedia di jaringan seperti Ethereum yang beroperasi menggunakan protokol “proof-of-stake”. Bitcoin berjalan menggunakan “bukti kerja” untuk mengonfirmasi transaksi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.