Liputan6.com, Jakarta Sebuah laporan baru dari crypto exchange, FTX mengumumkan bahwa mantan Presiden FTX AS Brett Harrison mengundurkan diri September lalu karena ketidaksepakatan yang berlarut-larut dengan CEO Sam Bankman-Fried dan anggota lain di dalamnya.
Laporan yang diajukan ke pengadilan kebangkrutan AS di Delaware itu merinci, salah satunya mengenai CEO FTX John J. Ray III perihal kegagalan kontrol di bursa sejak ia mengambil alih setelah keruntuhannya yang spektakuler November lalu.
Baca Juga
Harrison, menurut laporan tersebut, memiliki keprihatinan serius tentang cara FTX US, termasuk kurangnya pendelegasian wewenang yang tepat, struktur manajemen formal, dan perekrutan utama.
Advertisement
Ketika dia menyampaikan kekhawatiran itu kepada Bankman-Fried dan Nishad Singh, mantan direktur teknik, bonusnya dipangkas secara drastis dan dia diinstruksikan oleh pengacara perusahaan untuk meminta maaf kepada Bankman-Fried, namun dia menolak.
Tuduhan tersebut konsisten dengan pernyataan Harrison sebelumnya yang dibuat melalui Twitter. Di mana dia diancam setelah mengajukan keluhan tertulis pada April 2022.
Melansir CoinDesk, Senin (10/4/2023), Harrison mengkonfirmasi laporan tersebut tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Menurut laporan tersebut, karyawan lain di departemen hukum bursa diberhentikan secara singkat setelah menyatakan keprihatinan tentang kurangnya kontrol perusahaan, kepemimpinan yang cakap, dan manajemen risiko Alameda.
Lebih dari 45 halaman, laporan itu menggambarkan FTX dan entitas terkait sebagai jaringan perusahaan yang dijalankan secara sembrono, diperintah oleh Bankman-Fried dan kroninya yang tidak terlalu peduli pada organisasi atau kontrol internal.