Pengalaman Difabel Terima Stigma Negatif di Ruang Publik

Stigma negatif terhadap penyandang disabilitas menjadi hal yang perlu dihilangkan dalam masyarakat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Agu 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2020, 17:00 WIB
Disabilitas mengemudi
Foto: dokumen pribadi zulhamka Julianto Kadir

Liputan6.com, Jakarta Stigma negatif terhadap penyandang disabilitas menjadi hal yang perlu dihilangkan dalam masyarakat. Stigma ini sempat dialami oleh Zulhamka Julianto Kadir seorang penyandang disabilitas daksa asal Bandung.

Salah satu pengalamannya adalah ketika hendak membuat surat izin mengemudi (SIM). Pada 2011, pria yang akrab disapa Anto ini melakukan advokasi kepada pihak polisi untuk mempercayai  bahwa ia bisa mengendarai mobil dan berhak mendapatkan SIM.

“Ingat dulu ketika pertama kali bikin SIM itu terjadi penolakan,” ujar Anto melalui pesan suara (14/8/2020).

Tak hanya itu, pengalaman miris pun dialaminya saat ia menunggu proses pembuatan SIM tersebut.

“Saat menunggu, ada seseorang yang memberikan sejumlah uang disangkanya mungkin pengemis padahal saya ingin membuat SIM.”

“Memang stigma negatif di masyarakat masih melekat. Di mana teman-teman disabilitas dipandang sebelah mata dan tidak mampu untuk berbuat sesuatu.”

Menurutnya, penyandang disabilitas memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Penyandang disabilitas juga bisa mengembangkan potensi masing-masing dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu, tambahnya.

Simak Video Berikut Ini:

Disabilitas Mampu Mengemudi

Anggapan masyarakat bahwa penyandang disabilitas tidak bisa melakukan apapun ternyata salah. Anto membuktikan bahwa ia dapat melakukan berbagai hal termasuk mengemudi.

Baginya, mengemudi bukan lah hal yang sulit karena ia sudah belajar sejak duduk di bangku SMP. Ia mengaku, kegemarannya mengendarai mobil sendiri berawal dari gim.

“Awalnya suka main gim mobil dan berlatih mengemudi di gim simulasi menyetir.”

Sebagai pengguna kursi roda, satu-satu hal yang menyulitkan adalah ketika naik dari kursi roda ke mobil dan sebaliknya. Dalam hal ini Anto memerlukan bantuan kerabat atau keluarganya karena kakinya tidak kuat untuk berdiri dan berpindah sendiri.

Ia mengakui bahwa tidak semua ragam disabilitas bisa mengemudi mobil. Kunci utamanya adalah mengenali disabilitas dan kemampuan diri serta mempertimbangkan risiko dan jenis kendaraan sebelum mengemudi.

“Kalau saya pakai mobil matic jadi tidak perlu modifikasi karena kaki saya masih mampu mengendalikan dua pedal gas dan rem,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya