Bercerita, Salah Satu Cara Tunanetra Kenalkan Dunia

Stigma negatif tentang penyandang disabilitas salah satunya tunanetra masih ditemukan di masyarakat. Menurut mahasiswa penyandang tunanetra, Iksanuddin, masih ada yang menganggap bahwa tunanetra mudah tersinggung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Apr 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2021, 10:00 WIB
Guiding Block untuk Tunanetra
Guiding Block untuk Tunanetra. Foto: Tangkapan layar youtube Netralitas Iksan.

Liputan6.com, Jakarta Stigma negatif tentang penyandang disabilitas salah satunya tunanetra masih ditemukan di masyarakat. Menurut mahasiswa penyandang tunanetra, Iksanuddin, masih ada yang menganggap bahwa tunanetra mudah tersinggung.

Padahal, pada kenyataannya penyandang tunanetra sangat suka ditanya dan tak ragu untuk bercerita.

Ia menjelaskan, jika orang non disabilitas tak sengaja berpapasan di jalan dengan penyandang tunanetra dan ingin bertanya, maka tanyakan saja apa yang membuat penasaran. Teman netra akan menjawab pertanyaan tersebut asal menggunakan cara bertanya yang sopan.

“Jangan menganggap kami gampang tersinggung, kami itu senang berbagi cerita apalagi tentang ketunanetraan,” ujar Iksan dalam saluran YouTube pribadinya (Netralitas Iksan) dikutip, Kamis (1/4/2021).

Hal-hal yang sering membuat orang-orang penasaran menurut Ikhsan adalah bagaimana tunanetra dapat bepergian sendiri tanpa takut tersesat, bagaimana cara tunanetra memakai ponsel, dan lain-lain.

“Tanyakan saja, itu kami senang banget kalau ditanya seperti itu. Artinya kami bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman yang non tunanetra tentang apa yang kami alami sehingga orang-orang bisa tahu apa yang menjadi kebutuhan kami dan bagaimana caranya melayani tunanetra itu sendiri.”

Simak Video Berikut Ini


Inklusif Bukan di Lingkup SLB Saja

Dengan interaksi yang baik di lingkup masyarakat umum, maka nilai inklusi akan terbangun sedikit demi sedikit.

“Jadi bukan di lingkup sekolah luar biasa (SLB) saja, bukan hanya guru SLB saja yang tahu cara menangani dan memberikan pelayanan kepada tunanetra, masyarakat juga harus tahu supaya tercipta ruang lingkup yang ramah disabilitas.”

Pria usia 24 ini juga  menekankan agar tidak ragu dan takut berinteraksi dengan tunanetra hanya karena stigma yang menyebut bahwa mereka mudah tersinggung. Pasalnya, setiap pertanyaan tentang dunia tunanetra tidak akan dianggap sebagai bentuk merendahkan, meremehkan, atau mengolok-olok jika disampaikan dengan benar.

“Terutama bagi tunanetra yang sedang di perjalanan atau terlihat mondar-mandir, jangan ragu untuk bertanya siapa tahu dia kesulitan mencari jalan menuju lokasi yang ia tuju. Di saat-saat itulah tunanetra membutuhkan pertolongan,” tutupnya.

 

 


Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya