Mengajar Bahasa Isyarat Secara Daring saat Lockdown, Remaja Tuli di Inggris Raih Penghargaan

Dibba berkeinginan untuk membuat komunitas tuli tidak terisolasi, serta memberikan kepercayaan diri bagi orang-orang yang bisa mendengar saat berbicara dengan orang tuli

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Mei 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Geralt via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Seorang remaja tuli di Birmingham, Inggris mendapatkan penghargaan usai mengajarkan bahasa isyarat Inggris kepada ribuan orang secara daring selama lockdown yang terjadi di negara itu.

Remaja laki-laki 15 tahun bernama Tyrese Dibba itu, memiliki Charge Syndrome, kelainan genetik langka yang membuatnya tuli dan hanya mampu setengah melihat.

Mengutip Wales Online pada Jumat (7/5/2021), Dibba berkeinginan untuk membuat komunitas tuli tidak terisolasi, serta memberikan kepercayaan diri bagi orang-orang yang bisa mendengar saat berbicara dengan orang tuli.

Selama lockdown pertama, Dibba membuat serangkaian video yang mengajarkan British Sign Language secara gratis. Video yang ia unggah di YouTube telah ditonton lebih dari 48 ribu kali.

Selain itu, ia juga merilis video yang didukung oleh yayasan amal Sense, sebagai bagian dari sebuah kampanye bertajuk Sense Sign School. 

Atas aksinya, Dibba pun beberapa waktu lalu dianugerahi penghargaan Pride on Birmingham, dan diajukan untuk mendapatkan penghargaan Daily Mirror Pride of Britain.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Membantu Saling Memahami

Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Sandra Schoen via Pixabay

"Saya bangga membantu orang dan memberi mereka kepercayaan diri untuk bertemu orang tuli, sehingga komunitas tuli bisa memahami orang yang mendengar," kata Dibba, Desember tahun lalu.

"Menjadi tuli bisa mengisolasi," katanya seperti dikutip dari ITV News.

Eloise Williams, salah seorang peserta di kelas daring Dibba mengatakan bahwa dia akhirnya bisa belajar untuk dapat berbicara dengan ayahnya yang merupakan penyandang tuli.

"Saya ingin ayah saya dilibatkan dalam segala hal, jadi sekarang ketika saya keluar ke toko, saya bisa menjelaskan apa yang dikatakan pemilik toko dan segalanya," kata Williams.

"Saya sangat senang karena dia bukan guru yang ketat, dia sangat baik dan menyenangkan. Sangat menyenangkan melihat dia dan belajar darinya," ujarnya.

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya