Pemerintah AS Sebut Pasien Long COVID-19 Masuk Kategori Disabilitas

Beberapa orang dengan long COVID dianggap memenuhi syarat sebagai penyandang disabilitas dan membutuhkan tunjangan

oleh Fitri Syarifah diperbarui 05 Agu 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 10:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)

Liputan6.com, Jakarta Pejabat dalam pemerintahan Joe Biden merilis panduan tentang COVID-19 jangka panjang atau sering disebut Long COVID-19 dan disabilitas.

Dilansir dari US News, beberapa orang dengan long COVID dianggap memenuhi syarat sebagai penyandang disabilitas dan membutuhkan tunjangan, kata administrasi Biden pada Senin (02/08/2021) yang sekaligus merilis panduan mengenai kondisi yang dapat dikategorikan sebagai disabilitas di bawah hukum federal.

Pengumuman tersebut datang bersamaan dengan peringatan 31 tahun Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika, sehingga membuka jalan bagi orang yang menderita efek jangka panjang COVID-19 untuk menerima tunjangan baik untuk bisnis, sekolah, atau tempat kerja.

"Banyak orang Amerika yang tampaknya pulih dari virus masih menghadapi tantangan yang masih ada, seperti masalah pernapasan, sakit kronis, dan kelelahan," kata Presiden Joe Biden pada acara White Houe untuk memperingati ADA. "Kondisi ini terkadang naik ke tingkat disabilitas."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:


ulasan long covid-19

Long COVID-19 adalah kondisi gejala penyakit yang menetap atau baru pada pasien yang tertular COVID-19 dalam beberapa minggu atau bulan setelah infeksi awal. Hal ini sering ditandai dengan gejala seperti kelelahan, malaise, sesak napas atau detak jantung yang cepat, dikutip dari usnews.

Sejalan dengan pengumuman dari presiden AS tersebut, Department of Health and Human Services, Department of Justice, serta Department of Labor, semuanya telah merilis ulasan terkait disabilitas dan long COVID-19. Juga diharapkan rilis panduan dari Department of Education terbit segera.

Adapun panduan dari HHS dan DOJ menjelaskan bahwa long COVID-19 dapat menjadi disabilitas di bawah ADA, Affordable Care Act (undang-undang prawatan terjangkau) dan Rehabilitation Act (undang-undang rehabilitasi) jika secara substansial membatasi satu atau lebih aktivitas kehidupan utama. Keterbatasan ini mungkin disebabkan oleh gangguan fisik atau mental, catat panduan tersebut.

 


Tidak semua orang masuk kategori disabilitas

Meski demikian, panduan tersebut juga menyebutkan bahwa tidak semua orang dengan long COVID-19 dapat memenuhi syarat sebagai penyandang disabilitas.

"Penilaian individual diperlukan untuk menentukan apakah kondisi long COVID-19 seseorang atau gejalanya secara substansial membatasi aktivitas kehidupan utama. CDC dan pakar kesehatan masih terus bekerja untuk lebih memahami long COVID-19 ini," bunyi panduan tersebut.

Sementara itu, CDC AS diketahui telah merilis panduannya sendiri untuk penyedia layanan dalam mendiagnosis dan merawat orang dengan long COVID-19.

Adapun bagi orang-orang yang memenuhi syarat berdasarkan pedoman yang baru tersebut, akan mendapat perlindungan dari diskriminasi. Itu berarti bisnis dan entitas lain terkadang perlu menyediakan akomodasi atau modifikasi yang wajar yang memberi seseorang dengan disabilitas long COVID-19 kesempatan penuh dan setara untuk berpartisipasi dan menikmati semua aspek kehidupan sipil maupun komersial.

Misalnya, individu yang nyeri sendinya menghalangi mereka untuk memompa gas mungkin memerlukan bantuan dalam memompa, kata panduan tersebut. Atau contoh lainnya, seorang siswa dengan kesulitan berkonsentrasi mungkin perlu diberikan lebih banyak waktu dalam mengikuti ujian.

Sementara itu, panduan menyebutkan kalau ketenagakerjaan di luar lingkup panduan dari HHS dan DOJ. Tetapi Department of Labor Office of Disability Employment Policy juga telah meluncurkan halaman web baru yang mencakup sumber daya untuk meminta dan menyediakan akomodasi tempat kerja, menurut administrasi. Halaman tersebut menyertakan tautan ke informasi tentang apa yang dapat dilakukan orang jika permintaan akomodasi ditolak.

"Jika Anda memiliki long COVID-19 Anda mungkin mengalami kesulitan bekerja dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan mungkin berhak atas akomodasi tempat kerja sehingga Anda dapat melakukan pekerjaan Anda. Yang penting untuk diketahui adalah meskipun Anda tidak berpikir diri Anda sebagai penyandang disabilitas, Anda mungkin memenuhi definisi Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika," kata pengumuman dari blog Department of Labor yang baru diterbitkan awal bulan ini.

Adapun Administration for Community Living, yang merupakan bagian dari Health and Human Services, juga telah merilis panduan tentang menavigasi sumber daya berbasis komunitas untuk para penderita long COVID-19 yang mencari bantuan saat mereka tinggal di rumah, bersama komunitas, maupun saat pergi bekerja atau sekolah.

Kemudian, dengan beberapa pasien COVID-19 yang sudah lama mencari tunjangan disabilitas melalui Jaminan Sosial atau kompensasi pekerja, para advokat berharap mereka dapat membantu mengubah aspek sistem disabilitas negara.


Infografis Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi.

Infografis Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya