Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas netra asal Sidoarjo, Jawa Timur, Abdul Majid berhasil lolos seleksi skenario film dalam ajang SCENE 2021 yang diusung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Skenario film yang diberi judul Blank Spot kemudian dinyatakan lolos untuk mengikuti sebuah event pitching forum di Jakarta.
Baca Juga
Skenario film Blank Spot menjadi satu dari 56 finalis yang akan bersaing dalam gelaran Akatara 2022 pada 29-30 Maret 2022 di Jakarta.
Advertisement
Sebagai The Biggest Indonesian Film Business Forum & Film Market, acara ini bukan hanya menjadi forum penghubung sineas dengan investor. Namun, juga dengan tujuan mengembangkan ekosistem perfilman dengan menciptakan akses pembiayaan dan mendorong film entrepreneurship yang profesional.
Simak Video Berikut Ini
Sekilas tentang Blank Spot
Blank Spot diangkat berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai usaha penghapusan stigma negatif, stereotip, dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
“Dikemas apik dan fresh dengan balutan romantisme sepanjang perjalanan,” kata Majid kepada Disabilitas Liputan6.com dalam keterangan tertulis Senin (28/3/2022).
Blank Spot adalah film bergenre romansa petualangan remaja tentang mahasiswa arkeologi sekaligus atlet panjat tebing populer dan ambisius Billy Arga (18).
Ia berambisi mendalami teknik pendakian gunung bagi penyandang netra dan menekuni cara mengubah embun menjadi air di puncak Mahameru. Remaja itu meyakini mitos bahwa air dari embun di Mahameru dapat menyembuhkan matanya setelah didiagnosis akan mengalami disabilitas netra total dalam tiga bulan.
Cerita dibumbui konflik ketika Billy menghadapi keganasan alam di zona blank spot Mahameru. Jalannya cerita juga dibantu tokoh fiksi lain, Sam William dan Alena Saras Dewi.
“Blank Spot akan mengupas tema cinta, persahabatan, tanggung jawab, dan kesetiakawanan.”
Advertisement
Mengusung Spirit Inklusi
Dengan film Blank Spot, Majid berusaha mengusung spirit inklusi bagi masyarakat Indonesia terkait disabilitas.
Ketua LIRA Disability Care ini percaya diri bahwa filmnya bisa mendapat investor dan menjadi media kampanye inklusi sosial lewat industri kreatif film.
Keyakinan dirinya sangat beralasan, sebab saat ini ia tercatat sebagai anggota dari Script Laboratory, sebuah wadah kreatif yang menaungi para penulis skenario.
Hingga kini, skenario filmnya masih terus diasah dan dipertajam bersama tim Script Laboratory. Selain itu, ia masih terus mendapat bimbingan ilmu penulisan skenario di kelas-kelas virtual.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement