Liputan6.com, Jakarta Tak seperti kedai kopi pada umumnya, di Xi'an, ibu kota Provinsi Shaanxi, China, Starbuck yang baru dibuka ini dikenal karena kehangatannya.
Barista Li Sha sedang sibuk membuat secangkir cappucino, dengan aroma kopi yang harum memenuhi udara ruangan. Ia menekuk ibu jarinya dua kali, gerakan yang berarti "terima kasih" dalam bahasa isyarat Cina, saat ia menyerahkan kopi kepada pelanggan.
Baca Juga
Dilansir dari Bignewsnetwork, Li, 37 tahun, adalah salah satu dari tujuh staf tunarungu di gerai Starbucks baru di Xi'an, yang secara khusus dilengkapi dengan sistem pengenalan suara di konter, layar sentuh pesanan makanan dua sisi, dan papan tulisan tangan. Sistem, layar, dan papan memungkinkan pekerja dengan gangguan pendengaran berkomunikasi tatap muka dengan pelanggan dengan mudah.
Advertisement
Li lahir dengan gangguan pendengaran. Ia mencoba berbagai pekerjaan termasuk bekerja sebagai guru seni, penari dan juru tulis setelah lulus dari Akademi Seni Rupa Xi'an. Tapi tak satu pun dari mereka bisa berubah menjadi karir jangka panjang.
"Ketika saya mengajar anak-anak menggambar, saya gagal membangkitkan semangat mereka karena saya tidak bisa berbicara. Komunikasi selalu menjadi masalah utama yang menghalangi saya untuk berprestasi dalam pekerjaan apa pun," tulis Li di secarik kertas.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melatih staf lain membuat kopi dengan bahasa isyarat
Namun, ia menolak untuk menyerah pada nasib. Tiga tahun lalu, Li menemukan iklan pekerjaan untuk barista. Ia memutuskan untuk mencobanya. Karena gangguan pendengarannya, Li mengalami lebih banyak kesulitan daripada yang ia harapkan saat belajar membuat kopi, yang kemudian ia juga kesulitan dalam pekerjaan sehari-harinya.
"Menjadi barista bukanlah hal yang mudah. Tidak memiliki pengalaman di industri ini, saya bahkan tidak tahu bahwa berbagai jenis kopi membutuhkan proporsi espresso, sirup, es batu, dan susu yang berbeda," tulisnya.
Setelah proses latihan yang panjang, Li telah menguasai keterampilan membuat semua minuman kopi. "Ia bisa mengajari staf tunarungu lainnya untuk membuat kopi dengan bahasa isyarat sekarang, sehingga meningkatkan efisiensi belajar semua orang," kata Liu Pan, manajer kafe.
Advertisement
Semakin banyak restoran inklusif
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak restoran dan kedai kopi telah mempekerjakan penyandang disabilitas seperti Li di kota-kota besar China termasuk Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Xi'an, memberikan lebih banyak pilihan pekerjaan bagi penyandang disabilitas dan membantu mereka untuk berintegrasi lebih baik ke dalam masyarakat.
Di kafe Li, lebih banyak pelanggan mulai menyapa dan mengucapkan selamat tinggal dalam bahasa isyarat, atau mencoba memesan secangkir kopi dengan isyarat berdasarkan instruksi tertulis yang dipasang di konter.
"Saya berharap seluruh masyarakat dapat lebih memahami dan menghormati kami, dan setiap orang dengan gangguan pendengaran dapat menyadari potensi penuh mereka," tulis Li.
1,8 juta penyandang disabilitas bekerja
Data resmi menunjukkan bahwa dari 2016 hingga 2020, lebih dari 1,8 juta penyandang disabilitas baru dipekerjakan di Tiongkok.
Menurut rencana tiga tahun yang dikeluarkan oleh Dewan Negara, 1 juta pekerjaan baru akan diciptakan untuk penyandang disabilitas di daerah perkotaan dan pedesaan antara tahun 2022 dan 2024.
Advertisement