Bangkala, Desa Unik di Bali yang Ciptakan Bahasa Isyarat Sendiri

Indonesia memiliki desa unik yang penduduknya kebanyakan adalah penyandang Tuli. Desa ini berada di Bali dan disebut Desa Bangkala, Kabupaten Buleleng.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Feb 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2023, 13:00 WIB
Tuli
Penduduk Tuli di Desa Bangkala, Bali. Foto: tangkapan layar Instagram @nasdailyindonesiaofficial.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki desa unik yang penduduknya kebanyakan adalah penyandang Tuli. Desa ini berada di Bali dan disebut Desa Bangkala, Kabupaten Buleleng.

Bangkala sempat dibahas oleh konten kreator berdarah Arab-Israel Nuseir Yassin atau dikenal dengan Nas Daily.

Nas bahkan rela menyetir 4 jam lamanya untuk sampai ke desa tersebut. Menurutnya, Desa Bangkala adalah salah satu desa yang menyumbang angka warga Tuli terbesar di dunia. Bahkan hingga 10 kali lebih besar dari rata-rata global.

“Akibat mutasi genetik banyak orang di sini terlahir tanpa kemampuan mendengar dan berbicara,” kata Nas dalam video yang diunggah di Instagram @nasdailyindonesiaofficial, 9 Februari 2023.

Banyaknya warga desa yang menyandang Tuli mendorong desa itu menciptakan bahasa isyarat sendiri. Bahkan, bahasa isyarat ini diajarkan pula di sekolah kepada anak-anak dengar atau non Tuli.

“Desa ini membuat bahasa isyarat sendiri dan mengajarkannya ke semua siswa di sini.”

Dengan begitu, anak-anak di Desa Bangkala baik Tuli maupun non Tuli bisa berangkat sekolah bersama dan bersekolah di tempat yang sama. Sedangkan warga lainnya bisa bekerja bersama dan tinggal bersama dengan komunikasi yang terjalin baik.

Desa Inklusif

Menurut Nas, video ini dibuat bukan untuk menceritakan soal seluk beluk desanya tapi tentang nilai inklusif yang ada di dalamnya.

“Video ini bukan tentang desanya tapi tentang nilai inklusifnya. Inklusif artinya mayoritas peduli dengan minoritas intinya adalah berusaha sebisa mungkin untuk membantu dan pentingnya membangun komunitas.”

Dalam cuplikan video tersebut, warga Tuli dan Non Tuli terlihat akrab satu sama lain dan bisa bekerja bersama tanpa kebingungan soal bahasa yang digunakan. Kehidupan berjalan layaknya semua warga tidak menyandang Tuli.

“Saat minoritas dan mayoritas bekerja sama semuanya menang ini semua kupelajari dari satu desa kecil di Indonesia,” katanya.

Gotong Royong

Dalam laman resmi Desa Bangkala, terlihat beberapa dokumentasi kegiatan yang dilakukan bersama-sama.

Salah satunya gotong royong membersihkan sampah di wilayah Desa Bengkala oleh kader pembangunan manusia program keluarga harapan (KPM PKH) dengan Dampingan Kadus Kelodan I Nyoman Lakra dan Pendamping PKH Luh Juni Wulandari S.Pd.

Usai laksanakan gotong royong, diadakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga ( P2K2)/ Family Development Sesion (FDS).

Mereka membahas modul pengasuhan dan pendidikan anak serta soal menjadi orangtua yang lebih Baik. Cara menjadi orangtua yang lebih baik yang dibahas dalam pertemuan tersebut salah satunya adalah dengan mengingat hal yang membahagiakan yang dirasakan sebagai orangtua. Karena ini dapat memperkuat kasih sayang orangtua pada anak.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya