5 Contoh Perilaku Riya yang Harus Diwaspadai dalam Kehidupan Sehari-hari

Kenali berbagai contoh perilaku riya dalam kehidupan sehari-hari dan cara menghindarinya agar ibadah kita tidak sia-sia dan tetap ikhlas karena Allah SWT.

oleh Septika Shidqiyyah Diperbarui 07 Mar 2025, 13:30 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 13:30 WIB
Contoh Perilaku Riya  (Foto by AI)
Contoh Perilaku Riya (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Riya merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya dan harus diwaspadai oleh setiap muslim. Perilaku riya dapat membuat amal ibadah seseorang menjadi sia-sia dan tidak mendapat pahala dari Allah SWT.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian riya, contoh-contoh perilaku riya dalam kehidupan sehari-hari, bahaya riya, serta cara menghindarinya agar kita bisa senantiasa ikhlas dalam beribadah.

Promosi 1

Pengertian Riya dalam Islam

Riya berasal dari bahasa Arab "ra'a" yang artinya melihat. Secara istilah, riya dapat diartikan sebagai perbuatan memperlihatkan atau memamerkan amal ibadah dan kebaikan kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan pujian, sanjungan, atau pengakuan. Dengan kata lain, riya adalah sikap ingin dipuji atau disanjung orang lain atas perbuatan baik yang telah dilakukan.

Dalam Islam, riya termasuk perbuatan yang dilarang dan tergolong syirik kecil. Hal ini karena orang yang riya melakukan ibadah atau amal kebaikan bukan semata-mata karena Allah SWT, melainkan ada unsur ingin dilihat dan dipuji oleh manusia. Padahal Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah dengan ikhlas hanya karena mengharap ridha-Nya.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa riya bertujuan untuk mencari kedudukan di sisi orang lain. Sikap ini bisa terjadi dalam amal ibadah maupun di luar itu. Beliau menegaskan bahwa segala bentuk riya dalam ibadah hukumnya haram.

Jenis-jenis Riya yang Perlu Diketahui

Untuk lebih memahami perilaku riya, kita perlu mengetahui jenis-jenis riya yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa jenis riya yang umum ditemui:

1. Riya dalam Niat

Riya dalam niat merupakan jenis riya yang paling berbahaya. Ini terjadi ketika seseorang melakukan suatu amal ibadah atau kebaikan bukan karena Allah SWT, melainkan semata-mata agar dilihat dan dipuji oleh orang lain. Orang yang riya dalam niat tidak akan melakukan ibadah atau kebaikan tersebut jika tidak ada yang melihat atau mengetahuinya.

2. Riya dalam Perbuatan

Riya dalam perbuatan terjadi ketika seseorang melakukan suatu amal dengan berlebihan atau tidak wajar ketika ada orang lain yang melihat. Misalnya, seseorang yang biasanya shalat dengan cepat tiba-tiba memperlama shalatnya ketika ada orang lain di sekitarnya agar terlihat khusyuk.

3. Riya dalam Ucapan

Riya dalam ucapan dapat berupa membicarakan atau menceritakan amal ibadah dan kebaikan yang telah dilakukan kepada orang lain dengan tujuan mendapat pujian. Contohnya, seseorang yang suka menceritakan jumlah sedekah yang telah dikeluarkannya atau lamanya waktu yang dihabiskan untuk beribadah.

4. Riya dalam Penampilan

Riya dalam penampilan terjadi ketika seseorang berpakaian atau berdandan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang shaleh atau alim. Misalnya, mengenakan pakaian tertentu atau atribut keagamaan hanya untuk mendapat pengakuan sebagai orang yang taat beragama.

5. Riya dalam Pergaulan

Riya dalam pergaulan dapat berupa memilih teman atau lingkungan pergaulan tertentu hanya untuk mendapat citra sebagai orang baik atau shaleh. Contohnya, seseorang yang sengaja bergaul dengan orang-orang terkenal atau tokoh agama agar dianggap memiliki kedudukan yang sama.

Contoh Perilaku Riya dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk lebih memahami bagaimana riya dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini adalah beberapa contoh perilaku riya yang sering terjadi:

1. Riya dalam Ibadah

  • Memperlama waktu shalat atau membaca Al-Quran dengan suara keras ketika ada orang lain yang melihat
  • Berpuasa sunnah dan sengaja memberitahukan kepada orang lain
  • Melakukan umrah atau haji berulang kali dan memamerkannya di media sosial
  • Menampakkan bekas sujud di dahi agar terlihat rajin beribadah

2. Riya dalam Sedekah dan Amal

  • Menyumbang untuk pembangunan masjid dengan nominal besar dan meminta namanya dicantumkan
  • Memberi bantuan sosial kemudian memfoto dan menyebarkannya di media sosial
  • Menjadi relawan atau melakukan kegiatan sosial hanya untuk dipuji
  • Memamerkan jumlah zakat atau sedekah yang telah dikeluarkan

3. Riya dalam Penampilan

  • Mengenakan pakaian atau atribut keagamaan tertentu hanya untuk terlihat alim
  • Memanjangkan jenggot atau memakai peci hanya untuk mendapat label sebagai orang shaleh
  • Mengenakan hijab syar'i atau gamis panjang semata-mata agar dianggap taat
  • Memamerkan barang-barang mewah atau bermerek untuk menunjukkan status sosial

4. Riya dalam Ucapan dan Perilaku

  • Sering menggunakan istilah-istilah agama dalam percakapan untuk terlihat alim
  • Menceritakan mimpi atau pengalaman spiritual untuk mendapat pengakuan
  • Memposting kutipan ayat atau hadits di media sosial tanpa pemahaman mendalam
  • Bersikap lemah lembut dan sopan hanya di depan orang tertentu

5. Riya dalam Pendidikan dan Karir

  • Menuntut ilmu agama hanya untuk mendapat gelar atau popularitas
  • Menjadi guru atau ustadz dengan motivasi utama mencari ketenaran
  • Memamerkan prestasi atau pencapaian akademik untuk mendapat pujian
  • Memilih pekerjaan atau profesi tertentu hanya demi status sosial

Bahaya Riya dalam Perspektif Islam

Perilaku riya memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi seorang muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Berikut ini adalah beberapa bahaya riya yang perlu kita waspadai:

1. Menghapus Pahala Amal Ibadah

Riya dapat menghapus pahala dari amal ibadah yang telah dilakukan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 264:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir..."

2. Tergolong Syirik Kecil

Riya termasuk dalam kategori syirik kecil karena pelakunya menyekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya dalam hal tujuan beramal. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya." (HR. Ahmad)

3. Mendapat Murka Allah SWT

Orang yang berbuat riya akan mendapat murka Allah SWT dan tidak akan mendapat pertolongan-Nya di hari kiamat. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman:

"Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa mengerjakan suatu amalan dengan menyekutukan Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya itu." (HR. Muslim)

4. Merusak Keikhlasan

Riya dapat merusak keikhlasan seseorang dalam beribadah dan beramal. Padahal, keikhlasan merupakan syarat diterimanya amal ibadah di sisi Allah SWT. Tanpa keikhlasan, amal ibadah menjadi sia-sia dan tidak bernilai.

5. Menimbulkan Sifat Munafik

Perilaku riya dapat mengarah pada sifat munafik, di mana seseorang menampilkan kebaikan di luar namun menyembunyikan keburukan di dalam hatinya. Sifat munafik sangat dibenci oleh Allah SWT dan akan mendapat azab yang pedih di akhirat.

Cara Menghindari Perilaku Riya

Untuk menghindari perilaku riya dan menjaga keikhlasan dalam beribadah, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan:

1. Memperbaiki Niat

Sebelum melakukan suatu amal ibadah atau kebaikan, pastikan niat kita sudah lurus hanya karena Allah SWT. Jika terbesit keinginan untuk dipuji oleh manusia, segera perbaiki niat tersebut dan kembalikan fokus hanya kepada Allah SWT.

2. Memperbanyak Ibadah yang Tersembunyi

Usahakan untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan yang tidak diketahui oleh orang lain. Misalnya, bersedekah secara sembunyi-sembunyi, shalat tahajud, atau berpuasa sunnah tanpa memberitahu orang lain.

3. Menyadari Pengawasan Allah SWT

Tanamkan kesadaran bahwa Allah SWT selalu mengawasi setiap perbuatan kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dengan demikian, kita akan lebih fokus untuk mencari ridha Allah SWT daripada pujian manusia.

4. Mempelajari Ilmu Agama

Perbanyak mempelajari ilmu agama, terutama tentang keikhlasan dan bahaya riya. Dengan pemahaman yang baik, kita akan lebih mudah mengenali dan menghindari perilaku riya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Introspeksi Diri

Lakukan introspeksi diri secara rutin untuk mengevaluasi niat dan tujuan dari setiap amal ibadah yang kita lakukan. Jika menemukan unsur riya, segera perbaiki dan mohon ampun kepada Allah SWT.

6. Berdoa Memohon Perlindungan

Perbanyak berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat riya dan diberikan keikhlasan dalam beribadah. Rasulullah SAW mengajarkan doa:

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari apa yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad)

7. Menghindari Pujian Berlebihan

Jika mendapat pujian atas amal kebaikan yang dilakukan, usahakan untuk tidak terlalu senang dan segera kembalikan pujian tersebut kepada Allah SWT. Ucapkan "Alhamdulillah" dan niatkan pujian itu sebagai motivasi untuk lebih baik lagi.

8. Bergaul dengan Orang-orang Shaleh

Pilihlah lingkungan pergaulan yang baik dan dekatkan diri dengan orang-orang yang shaleh. Mereka dapat menjadi teladan dalam beribadah dengan ikhlas dan mengingatkan kita jika terlihat ada unsur riya dalam perbuatan.

Kesimpulan

Riya merupakan penyakit hati yang berbahaya dan harus diwaspadai oleh setiap muslim. Perilaku riya dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari niat, perbuatan, ucapan, hingga penampilan. Dampak riya sangat merugikan, karena dapat menghapus pahala amal ibadah dan tergolong syirik kecil yang dibenci Allah SWT.

Untuk menghindari perilaku riya, kita perlu senantiasa memperbaiki niat, memperbanyak ibadah yang tersembunyi, menyadari pengawasan Allah SWT, mempelajari ilmu agama, dan melakukan introspeksi diri secara rutin. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan kita dapat menjaga keikhlasan dalam beribadah dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu kita untuk lebih waspada terhadap perilaku riya dalam kehidupan sehari-hari. Mari bersama-sama berusaha untuk senantiasa ikhlas dalam beribadah dan beramal, semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah SWT.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya