Cara Membagi Zakat Fitrah: Panduan Lengkap dan Praktis

Pelajari cara membagi zakat fitrah dengan tepat sesuai syariat Islam. Panduan lengkap mulai dari pengertian, waktu pembayaran, hingga penyalurannya.

oleh Rizky Mandasari Diperbarui 05 Mar 2025, 21:10 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 21:10 WIB
cara membagi zakat fitrah
cara membagi zakat fitrah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban penting bagi umat Muslim menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun, banyak yang masih bingung tentang cara membagi zakat fitrah yang benar sesuai syariat. Artikel ini akan membahas secara lengkap dan praktis mengenai ketentuan dan tata cara pembagian zakat fitrah.

Promosi 1

Pengertian dan Dasar Hukum Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat jiwa yang diwajibkan atas setiap Muslim yang mampu untuk membersihkan jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan. Kewajiban ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-A'la ayat 14-15:

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang."

Selain itu, terdapat hadits dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah (berbuka) bulan Ramadhan sebanyak satu sha' kurma atau satu sha' gandum kepada setiap orang yang merdeka, hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan dari kaum muslimin."

Dari dalil-dalil tersebut, para ulama sepakat bahwa hukum menunaikan zakat fitrah adalah wajib bagi setiap Muslim yang mampu, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak.

Waktu dan Besaran Zakat Fitrah

Waktu pembayaran zakat fitrah dimulai sejak awal Ramadhan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Namun, waktu yang paling utama adalah setelah terbit fajar pada hari raya Idul Fitri sampai sebelum dilaksanakannya shalat Id. Besaran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah sebanyak satu sha' atau sekitar 2,5 hingga 3 kilogram makanan pokok yang biasa dikonsumsi di daerah tersebut.

Berikut rincian waktu pembayaran zakat fitrah berdasarkan keutamaannya:

  1. Waktu wajib: Saat terbenamnya matahari di akhir Ramadhan
  2. Waktu utama: Setelah shalat Subuh hingga sebelum shalat Idul Fitri
  3. Waktu yang diperbolehkan: Sejak awal Ramadhan
  4. Waktu makruh: Setelah shalat Id hingga terbenamnya matahari pada hari raya
  5. Waktu haram: Menunda pembayaran hingga setelah hari raya tanpa uzur syar'i

Golongan Penerima Zakat Fitrah (Mustahik)

Dalam pembagian zakat fitrah, penting untuk memahami siapa saja yang berhak menerimanya. Allah SWT telah menetapkan delapan golongan (asnaf) penerima zakat dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 60:

"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Berikut penjelasan lebih rinci mengenai delapan golongan penerima zakat fitrah:

  1. Fakir: Orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
  2. Miskin: Orang yang memiliki pekerjaan atau harta, namun belum mencukupi kebutuhan hidupnya.
  3. Amil: Orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
  4. Mualaf: Orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan keimanannya.
  5. Riqab (budak): Hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
  6. Gharimin: Orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak mampu membayarnya.
  7. Fisabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah, seperti para da'i atau pejuang Islam.
  8. Ibnu Sabil: Musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya.

Cara Membagi Zakat Fitrah yang Benar

Setelah memahami golongan penerima zakat, berikut adalah langkah-langkah praktis dalam membagi zakat fitrah:

  1. Menghitung jumlah zakat yang harus dikeluarkan: Kalikan jumlah anggota keluarga dengan besaran zakat per orang (2,5 - 3 kg).
  2. Mengumpulkan zakat: Jika membayar melalui lembaga amil zakat, serahkan zakat kepada petugas. Jika membagikan sendiri, kumpulkan zakat yang akan dibagikan.
  3. Mendata penerima zakat: Identifikasi orang-orang di sekitar yang termasuk dalam delapan golongan penerima zakat.
  4. Membagi zakat secara merata: Usahakan untuk membagi zakat kepada semua golongan yang ada di daerah tersebut. Jika tidak memungkinkan, prioritaskan golongan fakir dan miskin.
  5. Menyerahkan zakat: Berikan zakat kepada para penerima dengan disertai niat dan doa.

Dalam membagi zakat fitrah, perhatikan beberapa hal berikut:

  • Utamakan penerima zakat di lingkungan terdekat sebelum disalurkan ke daerah lain.
  • Pastikan penerima zakat benar-benar termasuk dalam golongan yang berhak menerima.
  • Jika memungkinkan, berikan zakat dalam bentuk makanan pokok. Namun, jika lebih bermanfaat, boleh diberikan dalam bentuk uang senilai makanan tersebut.
  • Hindari memberikan zakat kepada orang yang wajib dinafkahi seperti orang tua, anak, atau istri.

Perbedaan Pendapat Ulama dalam Pembagian Zakat Fitrah

Meskipun secara umum ketentuan pembagian zakat fitrah telah disepakati, terdapat beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama:

1. Mazhab Syafi'i

Menurut Imam Syafi'i, zakat fitrah harus dibagikan kepada delapan golongan penerima zakat secara merata. Jika tidak memungkinkan, minimal diberikan kepada tiga orang dari setiap golongan yang ada. Pendapat ini berdasarkan pada ayat Al-Quran yang menyebutkan delapan golongan penerima zakat dalam bentuk jamak (plural).

2. Mazhab Maliki, Hanafi, dan Hanbali

Ketiga mazhab ini berpendapat bahwa zakat fitrah boleh diberikan kepada satu golongan saja, bahkan kepada satu orang dari golongan tersebut. Mereka mendasarkan pendapat ini pada hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW hanya membagikan zakat fitrah kepada golongan fakir dan miskin.

3. Pendapat Kontemporer

Beberapa ulama kontemporer seperti Yusuf Al-Qaradawi berpendapat bahwa pembagian zakat fitrah sebaiknya diprioritaskan untuk golongan fakir dan miskin, namun tidak menutup kemungkinan untuk diberikan kepada golongan lain jika diperlukan. Pendapat ini berusaha menggabungkan antara dalil Al-Quran dan hadits serta mempertimbangkan kondisi masyarakat saat ini.

Tips Praktis Membagi Zakat Fitrah

Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam membagi zakat fitrah dengan lebih efektif:

  1. Rencanakan dari awal Ramadhan: Mulailah mendata penerima zakat dan menyiapkan zakat dari awal bulan Ramadhan agar tidak terburu-buru di akhir.
  2. Manfaatkan lembaga amil zakat: Jika kesulitan membagi sendiri, Anda dapat menyalurkan zakat melalui lembaga amil zakat yang terpercaya.
  3. Koordinasi dengan tokoh masyarakat: Berkonsultasi dengan tokoh agama atau pengurus masjid setempat untuk mendata penerima zakat yang tepat.
  4. Gunakan teknologi: Manfaatkan aplikasi atau platform online untuk memudahkan penghitungan dan penyaluran zakat.
  5. Edukasi keluarga: Libatkan anggota keluarga dalam proses pembagian zakat sebagai sarana edukasi dan penanaman nilai-nilai keislaman.

Manfaat dan Hikmah Zakat Fitrah

Pembagian zakat fitrah yang tepat akan memberikan berbagai manfaat, baik bagi pemberi (muzakki) maupun penerima (mustahik):

Bagi Pemberi Zakat (Muzakki):

  • Membersihkan jiwa dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap harta
  • Meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT
  • Menumbuhkan kepedulian sosial dan empati terhadap sesama
  • Menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan
  • Mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT

Bagi Penerima Zakat (Mustahik):

  • Memenuhi kebutuhan pokok, terutama di hari raya
  • Mengurangi kesenjangan ekonomi dalam masyarakat
  • Merasakan kebahagiaan dan kegembiraan di hari raya
  • Menumbuhkan rasa persaudaraan dan solidaritas antar sesama Muslim
  • Memotivasi untuk berusaha lebih baik agar kelak bisa menjadi pemberi zakat

Kesalahan Umum dalam Pembagian Zakat Fitrah

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pembagian zakat fitrah dan harus dihindari:

  1. Menunda pembayaran hingga lewat waktu: Zakat fitrah harus dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri. Menundanya hingga setelah shalat Id akan mengurangi nilai dan manfaat zakat tersebut.
  2. Memberikan kepada yang tidak berhak: Pastikan penerima zakat benar-benar termasuk dalam delapan golongan yang berhak menerima.
  3. Membagi tidak merata: Hindari memberi lebih banyak kepada satu golongan dan mengabaikan golongan lain yang juga berhak.
  4. Mengumumkan pemberian zakat: Hindari menyebutkan atau memamerkan jumlah zakat yang diberikan, karena dapat menyakiti perasaan penerima.
  5. Memberi zakat kepada keluarga dekat yang wajib dinafkahi: Zakat tidak boleh diberikan kepada orang tua, anak, atau istri yang menjadi tanggungan.

Pertanyaan Umum Seputar Pembagian Zakat Fitrah

Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul terkait pembagian zakat fitrah beserta jawabannya:

1. Apakah zakat fitrah boleh diberikan dalam bentuk uang?

Mayoritas ulama membolehkan pembayaran zakat fitrah dalam bentuk uang senilai makanan pokok yang seharusnya dikeluarkan, terutama jika hal tersebut lebih bermanfaat bagi penerima. Namun, sebaiknya tetap mengikuti ketentuan yang berlaku di daerah masing-masing.

2. Bolehkah zakat fitrah diberikan kepada non-Muslim?

Pada prinsipnya, zakat fitrah diperuntukkan bagi umat Muslim. Namun, beberapa ulama membolehkan memberikan zakat kepada non-Muslim dalam kondisi darurat atau untuk tujuan dakwah, dengan catatan tetap mengutamakan penerima Muslim terlebih dahulu.

3. Apakah boleh membagi zakat fitrah sekeluarga kepada satu orang saja?

Menurut mazhab Syafi'i, sebaiknya zakat fitrah dibagikan kepada minimal tiga orang dari setiap golongan yang ada. Namun, mazhab lain membolehkan pemberian kepada satu orang saja jika memang lebih dibutuhkan atau bermanfaat.

4. Bagaimana jika jumlah zakat yang terkumpul sangat banyak?

Jika jumlah zakat yang terkumpul melebihi kebutuhan mustahik di daerah tersebut, kelebihan zakat dapat disalurkan ke daerah lain yang lebih membutuhkan atau digunakan untuk program pemberdayaan jangka panjang bagi para mustahik.

5. Apakah amil zakat boleh mengambil bagian dari zakat fitrah yang dikumpulkan?

Ya, amil zakat berhak mendapatkan bagian dari zakat yang dikumpulkan sebagai upah atas kerja mereka. Namun, jumlahnya tidak boleh berlebihan dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kesimpulan

Cara membagi zakat fitrah yang benar merupakan hal penting untuk memastikan ibadah ini dilaksanakan sesuai syariat dan mencapai tujuannya. Dengan memahami ketentuan, golongan penerima, dan tata cara pembagian yang tepat, kita dapat memaksimalkan manfaat zakat fitrah baik bagi pemberi maupun penerima.

Penting untuk selalu mengedepankan prinsip keadilan, kemaslahatan, dan kebijaksanaan dalam membagi zakat fitrah. Dengan demikian, zakat fitrah tidak hanya menjadi ritual tahunan, tetapi benar-benar dapat membersihkan jiwa, mempererat persaudaraan, dan mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat.

Semoga panduan ini dapat membantu Anda dalam menunaikan kewajiban zakat fitrah dengan lebih baik. Jangan lupa untuk selalu memperbarui pengetahuan dan berkonsultasi dengan ahli agama setempat untuk mendapatkan informasi terkini mengenai ketentuan zakat di daerah Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya